Proyek Jalan "Jalur Tengkorak" Batam Mangkrak. Anggota DPRD Sebut Gubernur Kepri Tak Peduli
Pembangunan Jalan Sei Temiang tidak ada kelanjutan. Anggota DPRD Kepri menilai Gubernur Kepri tidak peduli dengan mangkraknya proyek tersebut
Pembangunan Jalan Sei Temiang tidak ada kelanjutan. Anggota DPRD Kepri menilai Gubernur Kepri tidak peduli dengan mangkraknya proyek di jalan provinsi itu.
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau Alex Guspeneldi, pertanyakan keseriusan Gubernur Kepri Nurdin Basirun dalam hal pembangunan proyek jalan Sei Temiang, Batuaji, Batam.
Jalan di Sei Temiang, kerap disebut sebagai jalur tengkorak karena kerawanannya dan kerap terjadi kecelakaan.
Jalan Sei Temiang, Batam kondisinya banyak yang rusak. Bahkan proyek jalur Sei Temiang yang semula direncanakan menjadi dua jalur, hingga kini terbengkalai. Kondisi proyek mangkrak sejak beberapa tahun lalu.
"Kita sudah mendengar keluhan masyarakat mengenai pembangunan jalur dua di Sei Temiang, namun di zaman kepemimpinan Gubernur saat ini, Nurdin Basirun tidak ada respon mengenai kondisi jalan tersebut,"kata Alex, Sabtu (12/01/2019).
Baca: Akui Jalan Sei Temiang Rawan Kecelakaan, Ini Pesan Kasatlantas Polresta Barelang Bagi Pengendara
Baca: Rawan Kecelakaan, Pemko Ngaku Tahun Ini Belum Ada Dana Pembangunan Jalur Kanan Jalan Sei Temiang
Baca: KECELAKAAN DI BATAM - Total Korban Kecelakaan di Sei Temiang 5 Orang. Ini Kesaksian Korban Selamat
Baca: Temukan Ular Piton 3 Meter di Toilet Rumah, Wanita Singapura Ini Menjerit Histeris
Alex mengatakan anggota DPRD Kepri setiap tahun selalu mengusulkan pembangunan jalan jalur ganda di sepanjang jalur Sei Temiang.
Iti dimaksudkan agar proyek dilanjutkan. Namun sampai saat ini tidak ada respon dari Gubernur Kepri.
"Ada banyak proyek pembangunan pada jaman Pak Sani, yang saat ini tidak dilanjutkan pembangunan oleh Nurdin. Malah yang kita lihat banyak pembangunan tetapi yang tidak menjadi kebutuhan masyarakat," kata Alex lagi.
Alex menjelaskan jalan jalur dua di Sei Temiang panjangnya 9 kilometer, dan satu kilometer sudah diaspal pada jamannya Gubernur Sani.
"Sekarang sisanya sudah dilakukan pematangan lahan, namun setelah itu proyek jalan tersebut tidak ada kelanjutan,"kata Alex.

Dia juga mengatakan bahwa jalur dua di Sei Temiang sudah sangat mendesak dilanjutkan pengerjaannya karena saat ini jalan tersebut menjadi pilihan masyarakat khususnya warga Batuaji yang hendak ke Nagoya, Jodoh dan Batuampar dan lain-lain. Begitu juga sebaliknya.
"Bahkan saat ini mobil kontainer yang hendak ke Tanjunguncang semuanya melewati Sei Temiang, jadi ini yang harus diperhatikan,"kata Alex.
Ia menilai Gubernur saat ini terkesan tidak peduli dan tidak memikirkan hal tersebut. "Ini yang sangat kita sesalkan,"kata Alex.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga mempertanyakan sampai kapan jalan jalur dua Batuaji-Sekupang dilanjutkan pengerjaannya. Sebab sudah dua tahun berhenti. Lalu lintas lewat jalur tersebut kini kian padat, meskipun kondisinya banyak yang lubang dan rusak.
Ketika ada keluhan, pengerjaan perbaikan sifatnya hanya penambalan. Tidak lama berselang, jalan rusak lagi.
"Kalau jalan Sei Temiang sudah dua jalur, sudah tentu arus kendaraan lebih lancar dan pasti kecelakaan akan semakin menurun,"kata Piter Alfredo, salah seorang warga Batuaji.
Piter mengatakan selama ini sangat sering terjadi kecelakaan karena jalannya sempit, sementara arus kendaraan padat.
"Kita taulah Batam ini kota yang sibuk, jadi semua orang pengen cepat makanya di jalan sering berebut jalan,"katanya.

Fransiskus Lema, warga lainnya juga mengatakan jalur dua Batuaji - Sekupang sudah layak dibangun secepatnya.
"Sekarang kan mobil kontainer rata rata lewat sekupang yang hendak ke Tanjunguncang, sementara jalan sempit, makanya sering terjadi kecelakaan,"kata Frans.
"Jalan itukan banyak tikungan juga, ya boleh kita bayangkan kalau pengendara yang buru buru, mereka tidak peduli kadang, makanya sering terjadi kecelakaan,"kata Frans lagi.(Ian)