Surat Ahok dari Penjara Tak Sebut Dukung Jokowi-Maruf Amin. Ini Penjelasan Adik Kandung BTP
Surat Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok tidak menyebutkan dukungan untuk pasangan capres Jokowi-Maruf Amin.
Surat Ahok dari penjara tidak menyinggung dukungan ke Jokow-Maruf Amin. Fifi Lety Tjahaja Purnama memberikan penjelasan
TRIBUNBATAM.id - Surat Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok tidak menyebutkan dukungan untuk pasangan capres Jokowi-Maruf Amin.
Dari penjara, Ahok menuliskan surat untuk pendukungnya untuk memilih caleg parpol tertentu.
Tetapi, terkait Pilpres Ahok tak sebut dukung Jokowi-Amin. Kenapa? Ini Penjelasan adik kandungnya, Fifi Lety Tjahaja Purnama.
Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama akan bebas dari penjara di Rumah Tahanan atau Rutan Mako Brimob pada Kamis, 24 Januari 2019.
BTP bebas setelah menjalani hukuman selama dua tahun sebagai nara pidana kasus penistaan atau penodaan agama.
Basuki Tjahaja Purnama divonis hukuman 2 tahun penjara karena terbukti melanggar Pasal 156a Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) atas kasus penodaan agama.
• BTP Alias Ahok Dijadwalkan Kunjungi 15 Negara Usai Bebas 24 Januari, Tapi Akan Tetap Ikut Pemilu
• Jelang Bebas 24 Januari 2019, Inilah Isi Surat Lengkap Ahok, Salah Satunya Tidak Lakukan Penyembutan
Vonis hakim ini lebih berat dari tuntutan jaksa, yakni hukuman 1 tahun dengan masa percobaan 2 tahun.
Jaksa sebelumnya mendakwa Ahok dengan dakwaan alternatif antara Pasal 156 huruf a KUHP atau Pasal 156 KUHP.
Pasal 156 KUHP berbunyi: "Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak Rp 4.500".
Pasal 156a KUHP berbunyi: "Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia".
Vonis dijatuhkan oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada Selasa 9 Mei 2017.
Ahok bebas setelah langsung dijebloskan ke penjara usai vonis dijatuhkan hakim pada 9 Mei 2017.

Surat Ahok Tak Sebut Dukung Jokowi Maruf
Tujuh hari sebelum Ahok bebas, dia secara khusus menulis surat dalam dua lembar kertas.
Surat itu diberi tanggal 17 Januarii 2019 dan tempat tertulis di Depok.
Surat ditujukan kepada para Ahokers atau sebutan kepada mereka yang menjadi penggemar atau pendukung Ahok, panggilan Basuki Tjahaja Purnama.
Surat Ahok tersebut kemudian diunggah di akun instagram BasukiBTP milik Basuki Tjahaja Purnama oleh timbtp.
Sebagian isi surat mengutip pidato Soekarno yang telah dijadikan buku 'Revoluasi Belum Selesai'.
Dalam surat tersebut, Ahok mengingatkan kepada simpatisannya untuk tidak perlu melakukan penyambutan acara kebebasannya.
"Saya bebas tanggal 24 Januari 2019, adalah hari Kamis. Hari orang-orang bekerja, jalanan di depan Mako Brimob dan depan Lapas Cipinang adalah satu-satunya jalan utama bagi saudara-saudara kita yang mau mencari nafkah," ujar Ahok.
Selain itu, mantan suami Veronica Tan ini juga menyebut rasa bersyukurnya berakhir di penjara dibandingkan menjadi Gubernur Jakarta dalam Pilkada 2017 lalu.
"Jika terpilih lagi, aku akan semakin arogan dan kasar dan semakin menyakiti hati banyak orang," ujar Ahok.
Ia juga meminta untuk dipanggil dengan sapaan BTP alih-alih Ahok yang selama ini melekat dalam dirinya.
"Saya mohon maaf dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP, bukan Ahok," kata mantan suami Veronica Tan ini.
Di samping itu, secara khusus Ahok juga menyoroti Pemilihan Umum atau Pemilu 2019 yang agendanya adalah memilih Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legislatif (DPD, DPR, dan DPRD).
Dalam hal memilih anggota legislatif (DPD, DPR, dan DPRD), Ahok menyarankan secara jelas kepada para pendukung untuk memilih caleg tertentu.
"Kita harus mendukung agar DPR RI, DPRD maupun DPD RI memiliki jumlah kursi yang mencapai di atas 30 persen untuk partai yang teruji dan berkomitmen pada Pancasila," ujar Ahok.
Tetapi, Ahok tidak menyebut dukungan secara jelas kepada pasangan Joko Widodo alias Jokowi dan KH Maruf Amin atau pasangan Jokowi-Maruf.
• VIDEO - Para Pria Ini Ketakutan Dihadang Ular King Cobra Sepanjang 6 Meter Didepan Pintu Rumah Warga
• Sebelum Gabung Persib, Esteban Vizcarra Banyak Dapat Tawaran Dari Klub Lain. Begini Pengakuannya
• Penampilan BLACKPINK Berangkat ke Jakarta. Konser BLACKPINK IN YOUR AREA
Penjelasan Fifi Lety Tjahaja Purnama Terkait Surat Ahok
Fifi Lety Tjahaja Purnama, pengacara dan sekaligus adik kandung Ahok, memberikan penjelasan terkait surat Ahok tersebut
Melalui akun instagramnya, Fifi Lety Tjahaja Purnama mengunggah surat Ahok dan juga foto Ahok memakai kemeja batik.
Fifi Lety Tjahaja Purnama membenarkan bahwa surat yang diunggah di akun instagram kakaknya adalah surat Ahok.
Fifi juga menegaskan bahwa Ahok sudah secara jelas meminta pendukungnya untuk memilih caleg atau partai politik tertentu.
"Soal Isinya sudah jelas dan tidak perlu di jelaskan lagi. Soal jangan golput sudah jelas dan soal pilihan juga jelas utk partai politik, anggota Dewan Yg seperti apa," ujar Fifi.
Tetapi, kata Fifi Lety Tjahaja Purnama, khusus untuk memilih Capres dan Cawapres, Ahok memang tidak jelas menyebut dukungan kepada Jokowi-Amin atau capres-cawapres tertentu.
"Nah pada tanya Kalau soal Pilih Presiden dan wakil Masih ada Yg kurang jelas ? Yg seperti apa? Ehm ....baik lah ini pendapat saya pribadi ya ... Silakan Di uji, doakan dan di timbang dengan hati," ujar Fifi.
Fiti menambahkan, "Yang pasti kalau kita cermati surat ini Penting Harus Yg benar2 bela pancasila dan berani tegakkan konstitusi 4 Pilar itu sudah jelas."
Sebelumnya, Fifi Lety Tjahaja Purnama secara khusus pernah mengomentari permintaan maaf Maruf Amin yang disingkat denga MA.
"Banyak Wartawan tanya soal MA dan permintaan maaf nya. Jujur tdk tahu harus jawab apa. Aneh kenapa baru sekarang? Jadinya Lebih Baik tidak usah Di jawab saja. Biar Setiap org masing2 menilai saja," ujar Fifi.
Dia mengaku tak mau melihat ke belakang lagi, terutama terkait vonis terhadap kakaknya.
Terpidana kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok didampingi adik sekaligus pengacaranya, Fifi Lety Indra (Instagram)
Simak status Fifi berikut ini.
@Fifiletytjahajapurnama: Banyak Wartawan tanya soal MA dan permintaan maaf nya. Jujur tdk tahu harus jawab apa.
Aneh kenapa baru sekarang? Jadinya Lebih Baik tidak usah Di jawab saja. Biar Setiap org masing2 menilai saja.
Uda tidak mau melihat ke belakang lagi. Waktu kecil Di gandeng tanganya ama koko #ahok @basukibtp Aku sukanya liat ke belakang....hahaha.
Sekarang tanganku digandeng sama Tuhan dan aku tidak mau lagi melihat ke belakang, Ttp aku melihat Ke depan, dan membiarkan Tuhan menuntunku.
Berikut Surat Ahok Ditulis dari Belik Jeruji Rutan Mako Brimob
Terimakasih atas doa serta dukungannya selama ini untuk saya,
Tidak pernah dalam pengalaman hidup saya, bisa menerima begitu banyak pemberian dari makanan, buah-buahan pakaian, buku-buku dan lain-lain dari saudara-saudara.
Saya merasa begitu dikasihi dan kasih yang saudara berikan kepada saya lebih baik daripada emas dan perak maupun dibandingkan kekayaan yangbesar
Saya mendengar ada yang mau menyambut hari kebebasan saya di mako brimob. Bahkan ada yang mau menginap di depan Mako Brimob.
Saya bebas tanggal 24 Januari 2019, adalah hari Kamis.
Hari orang-orang bekerja, jalanan di depan Mako Brimob dan depan Lapas Cipinang adalah satu-satunya jalan utama bagi saudara-saudara kita yang mau mencari nafkah.
Saya sarankan demi untuk kebaikan dan ketertiban umum bersama dan untuk menolong saya, sebaiknya saudara-saudara tidak melakukan penyambutan apalagi menginap.
Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, Allah pencipta langit dan bumi, bahwa saya diijinkan untuk ditahan di Mako Brimob. Saya bersyukur diizinkan tidak terpilih Pilkada DKI 2017,
Jika saya terpilih lagi di Pilkada tersebut, saya hanyalah seorang laki-laki yang menguasai Balai Kota saja.
Tetapi saya di sini belajar menguasai diri seumur hidup saya.
Kuasai Balai Kota hanya untuk 5 tahun lagi, saya jika ditanya jika waktu bisa diputar kembali, mau pilih yang mana?
Saya akan katakan saya memilih ditahan di Mako untuk belajar 2 tahun ( liburan emisi 3,5 bulan), untuk bisa menguasai diri seumur hidupku.
Jika terpilih lagi, aku akan semakin arogan dan kasar dan semakin menyakiti hati banyak orang.
Pada kesempatan ini saya juga mau sampaikan kepada Ahokers, para PNS DKI, para pembenciku sekalipun, aku mau sampaikan mohon maaf atas segala tutur kata, sikap, perbuatan yang sengaja maupun tidak disengaja menyakiti hati dan perasaan saudara dan anggota keluarganya.
Saya mohon maaf dan saya keluar dari sini dengan harapan panggil saya BTP, bukan Ahok.
Pemilu dan Pilpres 2019 akan dilangsungkan tanggal 17 April 2019.
Saya mengimbau seluruh Ahokers jangan ada yang Golput. Kita perlu menegakkan 4 pilar bernegara kita.
Yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI dan cara mewakili partai politik yang mau menegakkan 4 pilar di atas di seluruh Indonesia.
Kita harus mendukung agar DPR RI, DPRD maupun DPD RI memiliki jumlah kursi yang mencapai di atas 30 persen untuk partai yang teruji dan berkomitmen pada Pancasila.
Saya ingin mengutip pidato Presiden Soekarno yang saya kutip dari Buku Revolusi Belum Selesai, kumpulan Pidator Presiden Soekarno 30 September 1965, Pelengkap Nawaksara (10 Januari 1967).
Penyunting Budi Setiyono dan Bonnie Triyana, terbitan Serambi (www.serambi.co.id).
Apa yang Presiden Soekarno sampaikan, aku harap juga diterima menjadi pikiran dan harapan aku kepada seluruh Ahokers di mana pun domisili saudara.
"Saudara-saudara, Pancasila adalah jiwa kita, bukan hanya jiwaku. Tetapi ialah jiwa Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Dan selama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berjiwa Pancasila, Insya Allah SWT, engkau akan tetap kuat, tetap kuat, dan sentosa. Tetap kuat dan sentosa.
Tetap kuat dan sentosa, menjadi tanduk daripada banteng Indonesia, yang telah kita dirikan pada tanggal 17 Agustus 1945....
Engkau adalah penegak daripada Pancasila. Dan setialah kepada Pancasila itu. Pegang teguh kepada Pancasila, bela Pancasila itu.
Sebagaimana aku pun berpegeng teguh kepada Pancasila, membela Pancasila, bahkan sebagaimana kukatakan lagi tadi.
Saudara-saudara, laksana panggilan yang aku dapat daripada atasan untuk memegang teguh kepada Pancasila ini."
Majulah demi kebenaran, perikemanusiaan, dan keadilan. Ingatlah sejarah dan tujuan Para proklamator dirikan negeri ini.
MERDEKA!
Salam dari Mako Brimob.
BTP
Basuki Tjahaja Purnama
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kenapa Surat Ahok Tidak Sebut Dukung Jokowi-Amin di Pilpres 2019, Ini Penjelasan Adik Kandung