HEBOH! Data 14 Ribu Pasien HIV Singapore Bocor, Pria AS Ini Dapat dari Pacar Homonya Seorang Dokter
Bocornya data rahasia itu ke tangan Mikhy Farrera-Brochez karena kecerobohan kekasih prianya, Ler Teck Siang, seorang dokter di Singapore
TRIBUNBATAM.id, SINGAPORE - Singapore kembali dibuat heboh oleh bocornya data pasien.
Setelah kasus bocornya data pasien rumah sakit tahun 2018, kini data 14.200 pasien HIV di negara itu juga bocor secara online.
Pelaku yang membocorkan data pasien Singapore itu adalah seorang warga Amerika Serikat yang dideportasi setelah dipenjara terkait kasus penipuan dan narkoba di Singapore.
Pria bernama Mikhy Farrera-Brochez itu, dilansir TribunBatam.id dari The Straits Times, tinggal di Singapura mulai 2008 sebelum dipenjara pada 2017 karena beberapa kasus penipuan dan pelanggaran terkait narkoba.
Mikhy Farrera-Brochez juga berbohong kepada Kementerian Tenaga Kerja tentang status HIV-nya sendiri.
Informasi rahasia 14.200 pasien HIV ini termasuk nama mereka, perincian kontak dan informasi medis, ungkap Kementerian Kesehatan Singapore, Senin (28/1/2019).
Catatan yang bocor termasuk 5.400 warga Singapore yang didiagnosis positif HIV hingga Januari 2013, dan 8.800 orang asing yang didiagnosis hingga Desember 2011, kata Depkes pada konferensi pers di College of Medicine Building.
• Pergoki Suami Cabuli Putrinya, Wanita Ini Malah Dianiaya Hingga Babak Belur
• Tanpa Ada Suara, Rekaman Vanessa Angel Pakai Baju Putih Ini Ditonton 3,9 Juta Kali
• Mobil Hummer di Polda Kepri Diduga Milik Pejabat, Mabes Polri Masih Mengusut
Bocornya data rahasia itu ke tangan Mikhy Farrera-Brochez karena kecerobohan kekasih prianya, Ler Teck Siang, seorang dokter di Singapore.
Dokter ini merupakan kepala Unit Kesehatan Masyarakat Nasional (NPHU) Departemen Kesehatan dari Maret 2012 hingga Mei 2013.
Dokter ini memiliki akses ke Register HIV untuk pekerjaannya.
Dokter ini telah didakwa berdasarkan Undang-Undang Rahasia Resmi karena gagal menjaga informasi rahasia terkait pasien HIV-positif.
Ini termasuk nama setiap orang, nomor identifikasi, nomor telepon dan alamat, hasil tes HIV dan informasi medis terkait.
Nama, nomor identifikasi, nomor telepon, dan alamat 2.400 orang yang diidentifikasi melalui pelacakan kontak hingga Mei 2007 juga dimasukkan.
"Kami menyesal karena insiden ini menimbulkan keresahan," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.
"Prioritas kami adalah kesejahteraan individu yang terkena dampak," tambahnya.

Depkes Singapore mengatakan bahwa mereka telah menghubungi individu yang terkena dampak untuk memberi tahu dan membantu mereka sejak Sabtu (26 Januari) dan bekerja dengan pihak-pihak terkait untuk menonaktifkan akses ke informasi tersebut.
Namun, informasi itu ditengarai masih ada di tangan Farrera-Brochez yang dideportasi setelah ia menjalani hukuman penjara.
keberadaannya di lua negeri saat ini tidak diketahui.
Kemenkes menyebutkan, Farrera-Brochez, yang HIV-positif menggunakan darah dokter yang merupakan pasangan homonya itu untuk lulus tes darah sehingga ia bisa bekerja di Singapore.
kebocoran data pasien ini bukan yang pertama terjadi di Singapore.
Tahun 2018 lalu, data pasien rumah sakit juga bocor oleh serangan hacker dari tanggal 27 Juni hingga 4 Juli tahun lalu.
Para peretas menyusup ke komputer SingHealth dan mencuri rincian pribadi 1,5 juta pasien, termasuk Perdana Menteri Lee Hsien Loong.
Farrera-Brochez (33) adalah seorang dosen politeknik di sini dan memegang izin kerja.
Ia dijatuhi hukuman 28 bulan penjara pada tahun 2017 karena pelanggaran termasuk kecurangan dan kepemilikan obat-obatan.
Pacarnya, Ler (36), telah menyerahkan sampel darahnya sendiri sebagai pengganti orang Amerika itu untuk membantunya mendapatkan izin kerja di sini.
Ler telah dijatuhi hukuman dua tahun penjara, dan mengajukan banding.
Depkes menekankan bahwa mereka akan terus meninjau sistemnya secara teratur untuk memastikan mereka tetap aman dan bahwa perlindungan yang diperlukan sudah ada.