Kapolresta Barelang Pimpin Pemakaman Jenazah Bripka Kristian Poltak B Sitorus

Jenazah Bripka Kristian Poltak B Sitorus yang meninggal dunia akibat bunuh diri dengan menebakkan pistol ke kepalanya, tiba di TPU Sei Temiang.

TRIBUNBATAM.ID/IAN PERTANIAN
Kapolresta Barelang Kombespol Hengki memimpin pemakaman jenazah Kristian Poltak B Sitorus di TPU Sei Temiang, Jumat (15/2/2019) 

Ditanyakan bagaimana prosedur kepemilikan senjata apa dan tanggung jawab personel yang mendapatkan izin.

Erlangga menyampaikan, pengawasan Polda sendiri terhadap senjata api sangat ketat.

"Kita sampaikan, bahwa bersangkutan tidak memegang senjata api, itu milik rekannya. Dan selama ini bila mendapatkan izin memegang senjata api itu melalui tahap yang ketat," tegasnya.

Selain itu, dalam izin kepemilikan itu pun setiap satu tahun diperbaharui. Dan bila tidak lulus dalam tahapan psikologi, tidak akan diberikan.

"Jadi saya tegaskan, izin yang diberikan untuk memegang senjata api itu sendiri secara selektif. Tidak bisa kita sembarangan pinjamkan senjata api milik kita sama orang lain," jelasnya.

Terkait rekan yang meminjamkan senjata api tersebut.

Dikatakannya, langsung dilakukan permintaan keterangan, untuk proses pendalaman atas kasus tersebut.

"Sedang kita mintai keterangannya," ujarnya.

Istri Tak Berhenti Menangis

Hilda Selvia F Pakpahan, istri mendiang Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus,  tidak berhenti menangis di depan peti jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku.
Hilda Selvia F Pakpahan, istri mendiang Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus, tidak berhenti menangis di depan peti jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku. (TRIBUNBATAM.ID/LEO HALAWA)

Sementara, Hilda Selvia F Pakpahan, istri mendiang Bripka Kristian Poltak Bosta Sitorus,  tidak berhenti menangis di depan peti jenazah suaminya yang sudah terbujur kaku.

Hilda yang melilitkan kain putih ke kepalanya, terus mengelus kepala suaminya itu. Hilda tidak percaya suaminya telah pergi dengan begitu cepat.

"Papi, kok secepat itu," kata-katanya seraya mengelus bagian kening Kristian suaminya.

Selain Hilda, kedua orangtua almarhum juga menangis tiada henti. Seorang wanita paruh baya yang diperkirakan orang tua Kristian, menangis sambil berkata-kata.

"Amang,  baru kemaren gendong anaknya yang kecil. Sempat ia pamit. Pergi dulu yang sayang. Begitu cepat amang pergi," kata-kata ibu itu yang terus menangis.

Keluarga dan kerabat dari Gereja Katolik Paroki Santo Petrus Blok II, Lubukbaja, Batam tampak mengelilingi peti mati tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved