18 Kapal Nelayan Terbakar, 14 Jam Petugas Berjibaku Padamkan Api, Polisi Periksa Tujuh Saksi

Sementara itu unit pemadaman yang dikerahkan ke lokasi kebakaran yang tidak jauh dari dari Kantor Syahbandar di Pelabuhan Muara Baru ada sebanyak 23 u

Warta Kota/Alex Suban
Belasan kapal nelayan di Muara Baru habis dilumat si jago merah, Sabtu (23/2/2019). 

Hingga pukul 18.30 api masih terlihat membakar beberapa kapal.

meski begitu proses pemadaman masih dilakukan, di tengah angin yang kencang.

Sejumlah petugas kemanan sering menghimbau warga agar tak mendekati area yang terbakar.

Anton (30), salah satu ABK kapal mengatakan peristiwa terjadi begitu cepat, hingga meluluh lantahkan kapal-kapal nelayan yang bersandar, termasuk lima kapal milik bosnya yang ikut serta terbakar.

"Kejadian itu cepet banget, kondisi saat itu saya tengah tertidur, nah pas itu ada yang teriak ada kapal kebakar, posisi emang agak jauh saat itu, dari sisi selatan awalnya, karena angin kenceng api makin lama-lama makin besar, apa lagi di kapal ada bahan bakar solar," kata Anton di lokasi.

Kondisi angin yang berhembus kencang serta kondisi kapal ketika itu padat, membuat api menjalar ke beberapa kapal lainnya.

Asap tebal mengepul dari kapal-kapal yang terbakar di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Sabtu (23/2/2019).

Hal ini menyulitkan evakuasi kapal.

Anton pun mengaku hanya bisa menyelamatkan barang berharga di dalam kapal seperti GPS dan radio.

Menurutnya kedua bagian itu sangat penting terlebih harganya pun cukup tinggi, karena satu GPS bernilai Rp 21 juta, sedangkan radio komunikasi sekitar Rp 18 juta.

Kapal milik bosnya tidak berhasil diselamatkan.

"Kapal bos saya ada lima abis semua, cuma bisa ambil GPS sama Radio aja tadi sebelum ke bakar karena kan emang itu harganya mahal, kalo kapal ngak bisa di evakuasi karena api langsung menjalar ke beberapa kapal," ujarnya.

Foto udara kebakaran kapal di Muara Baru.
Foto udara kebakaran kapal di Muara Baru. (Warta Kota/Alex Suban)

Selain Donar (34) salah satu ABK kapal mengatakan, sebagian pemilik kapal memang tidak berada di lokasi.

Kebanyakan kapal itu dilimpahkan kepada penanggung jawab.

"Kebanyakan bosnya itu nggak ada disini, biasanya ada yang tanggung jawab. Cuma penanggungjawabnya juga lagi nggak ada, nggak tahu kemana. Kita ya cuma bisa evakuasi aja yang ada," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved