Kisah Haru Gelandang Garuda Select Brylian Aldama. Setiap Bertanding Menangis Ingat Mendiang Mama
Bahkan, saking beratnya masalah yang dihadapi, Brylian sempat hendak berhenti menjadi pemain sepakbola. Ia frustasi dan merasa hidupnya hancur
Penulis: Ananda Lathifah Rozalina
TRIBUNBATAM.id - Jika ada pemain yang menangis setiap kali Timnas Indonesia bertanding, maka Brylian Aldama adalah orangnya.
Brylian Aldama adalah gelandang andalan Timnas U16 Indonesia dan saat ini bergabung dalam tim Garuda Select yang sedang mengasah skil di Inggris.
Brylian Aldama berhasil masuk ke skuat Timnas U16 Indonesia dan sempat dipercaya memegang ban kapten.
Karir Brylian Aldama diperkirakan banyak pihak akan terus moncer karena perkembangannya yang semakin baik dan selalu menjadi pemain andalan Garuda Muda.
Namun siapa sangka, di balik kesuksesannya, ada kisah getir pemain yang baru saja merayakan ulang tahun ke-17, Sabtu (23/2/2019) lalu.
• Dikalahkan Timnas U22 Indonesia, Pelatih Vietnam Salahkan Wasit. Ini Komentar Indra Sjafrie
• Hasil dan Klasemen Liga Italia Setelah Napoli Pesta Gol dan Inter Ditahan Imbang Fiorentina
• Chelsea Vs Man City Berakhir dengan Adu Penalti. Piala Luga Inggris Milik City
Bahkan, saking beratnya masalah yang dihadapi, Brylian sempat hendak berhenti menjadi pemain sepakbola.
Pesepakbola muda kelahiran Surabaya itu pernah mengalami masa frustasi dan hidupnya merasa hancur.
Memasuki usia 17, Brilyan justru mengaku tidak bahagia seperti unggahannya di akun Instagram miliknya.
Alhamdulillah 17y.o. jujur perasaan saya saat ini bukan senang atau happy justru malah sebaliknya. Mungkin kalian heran kenapa di saat saya ulang tahun justru perasaan saya tidak senang? ,kalian bisa lihat video diatas, setelah itu baru kalian paham dan mengerti kenapa saya begini...
Dilansir dari video yang dibagi Brylian di media sosial pribadinya itu, Brylian berkisah saat ia mulai meniti karir di kelas 3 Sekolah Dasar (SD).
Kedua orangtua Brylian mendukungnya secara penuh.
Mereka tak segan mengantar kala dirinya berlatih dan menontonnya setiap bertanding.
Salah satu hal yang memotivasinya adalah saat melihat Timnas Indonesia bertanding di televisi bersama keluarga.
Orangtua Brylian menyatakan harapannya.
"Lyan, kapan nama kamu bisa disebut-sebut sama komentator di tv?" begitulah ucapan ibu Lyan.

Kalimat itulah yang membuatnya merinding dan menaikkan semangatnya mengejar karier sepakbola.
Dalam mengejar kariernya, Brylian sempat mengalami cedera dan harus beristirahat selama 3 bulan.
Pada 2017, Brylian mulai mendapatkan jalan terang, ia tembus ke dalam skuat Timnas U16 Indonesia asuhan Fakhri Husaini kala itu.
Ia mengaku merasa bangga dan senang karena bisa masuk Timnas U16 Indonesia sehingga berlatih dengan giat.
Ia harus meninggalkan keluarga dan mengorbankan banyak hal demi bisa membela Timnas Indonesia dan menjadi kebanggaan bangsa.
Namun, pada tanggal 21 Januari 2018, Brylian harus diuji dengan kenyataan pahit, sosok yang memotivasinya selama ini, yakni ibunda tercinta, jatuh sakit.
Tragisnya lagi, ibunya koma di rumah sakit dan dirawat di ruang ICU saat ia sedangh berkompetisi bersama Timnas U16 Indonesia di Piala AFF U16, sehingga tak bisa pulang.
Brylian disarankan untuk pulang, namun menolak karena sedang mengemban tugas negara.
Pada akhirnya, Brylian tetap pulang atas permintana keluarga dan pelatih.
Saat pulang, Brylian melihat ibunya berada di ICU dalam kondisi tak sadar.
Ia pun membacakan surat Yasin, dan beberapa saat kemudian, sang ibunda menghembuskan nafas terakhir.
Di momen itu, Brylian merasa hancur dan sudah pemisistis soal kariernya.
"Saya sudah pesimis untuk melanjutkan karier saya," ucap Brylian.
Namun, karena dukungan saudara dan teman dekatnya, Brylian akhirnya tetap melanjutkan kariernya.
Pada Agustus 2018, Brylian akhirnya berhasil mewujudkan keinginan sang ibu di event Piala AFF U16 2018 di Sidoarjo.
Brylian dan rekan-rekannya berhasil mengantarkan Timnas U-=16 Indonesia menjadi juara.
Ia mengaku, pada setiap pertandingan selalu menangis karena ingat sang ibu.
"Saya ingat gimana almarhumah Mama saya selalu nganterin saya (berlatih)," tuturnya.
Selain itu, Byrlian ingat kalimat ibunya soal kapan namanya bisa disebut komentator di televisi.
Ia berhasil menjawabnya karena namanya disebut komentator sepakbola, namun sayangnya, sang bunda tak bisa mendengar namanya disebut-sebut.
Kini, pada ulang tahunnya yang ke 17 tahun di 2019, Brylian berhasil menjadi salah satu talenta muda Indonesia yang berangkat ke Inggris dalam program Garuda Select.
Menjadi bagian dari Garuda Select, ia kembali harus mengorbankan kebersamaannya bersama keluarga.
Meski begitu, ia berharap di tahun berikutnya ia bisa lebih sukses lagi dan bekerja keras demi mewujudkan keinginan orangtuanya.
Sukses ya, Brylian. Mama tercinta pasti mendengar namamu digaungkan di setiap pertandingan...
Berbagi kebahagiaan bersama sang ayah.