Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono Minum Air Sungai Citarum, Bukti Citarum Bersih

Aksi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono minum air Sungai Citarum.

ist
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono minum air Sungai Citarum 

TRIBUNBATAM.id - Aksi Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono minum air Sungai Citarum.

Aksi itu untuk menunjukkan bahwa Sungai Citarum yang dulu terkenal kotor kini berubah menjadi bersih.

 Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono melakukan aksi minum air saat acara Peresmian Mesin Pengolahan Air, TPS 3R dan WC Komunal, serta kegiatan Lomba Perahu Karet dan Kayak di Sektor 7 Sunga Citarum, Minggu (24/2/2019).

Kegiatan bertempat di  Kampung Bojong RT 03 RW 03 Ds. Sukamukti, kec. Ketapang kab. Bandung.

Pada saat setelah peresmian Pangdam III/Slw mencoba langsung air olahan dan langsung bisa diminum.

Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono minum air Sungai Citarum
Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Tri Soewandono minum air Sungai Citarum (Istimewa)

Restorasi Sungai Citarum

 Restorasi Sungai Citarum selama setahun terakhir sudah menyulap sungai terbesar dan terpanjang di Tanah Pasundan itu berubah total, meskipun restorasi ditargetkan Presiden Joko Widodo tuntas hingga tahun 2025.

Anehnya, pemerhati lingkungan dan media asing masih menempatkan Sungai Citarum dalam 10 sungai paling tercemar di dunia, bahkan masih menempatkannya di peringkat pertama.

Seperti berita Eco News yang dilansir oleh The Thaiger, Minggu (10/2/2019) berjudul "Top 10 most plastic polluted rivers in the world (2019)" serta situs iBAN Plastic International pada Selasa (12/2/2019) berjudul "The Most Polluted River In The World".

 Tidak heran, berita itu langsung membuat heboh jajaran Kodam III Siliwangi yang ditunjuk Presiden sebagai koordinator restorasi Sungai Citarum bersama belasan instansi dan organisasi lain.

Momen Hangat Mantan PM Timor Leste Xanana Gusmao Jenguk Ani Yudhoyono, Peluk AHY

Skema Baru Penyediaan Rumah bagi ASN, TNI, dan Polri, Ini Ketentuannya

Kepala Penerangan Kodam III Siliwangi, Letkol Inf FX Sri Wellyanto mengatakan, fakta yang diungkapkan oleh media asing tersebut adalah data lama dan diduga mereka belum melihat perkembangan terbaru tentang Sungai Citarum.

"Sungai Citarum paling tercemar itu cerita lama. Sekarang sudah jauh berubah," kata Letkol Inf FX Sri Wellyanto kepada TribunBatam.id, Selasa (12/2/2019).

Letkol Inf FX Sri Wellyanto menanggapi pemberitaan TribunBatam, Senin (11/2/2019) yang berjudul  "10 Sungai Paling Tercemar Sampah Plastik di Dunia. Sungai Citarum Juaranya!", mengutip sumber-sumber asing tersebut.

Hasil restorasi Sungai Citarum setahun terakhir, sudah puluhan ribu ton sampah dibongkar dari perut sungai tersebut.

Wellyanto mengungkapkan bahwa restorasi Citarum sudah dilakukan Kodam III/Siliwangi dan instansi terkait lainnya sejak setahun terakhir ini sudah memperlihatkan hasil yang luar biasa.

Letkol Inf FX Sri Wellyanto kemudian mengirimkan beberapa foto terkini Sungai Citarum setelah restorasi bertajuk "Citarum harum" itu.

Perbandingan Sungai Citarum dulu dan kini setelah restorasi Citarum Harum
Perbandingan Sungai Citarum dulu dan kini setelah restorasi Citarum Harum (kolase: Reuters/dok. Pangdam III Siliwangi)

Pada 15 januari lalu, digelar rapat evaluasi Citarum Harum sekaligus program lanjutan untuk menjadikan Citarum benar-benar bersih dari sampah.

Pangdam III Siliwangi Tri Soewandono mengatakan, 80 ribu ton sampah dan endapan sudah dibongkar dari Sungai Citarum.

Hal itu dilakukan oleh 1.700 personel militer bersama 1.300 warga setempat serta instansi lainnya, termasuk perguruan tinggi dan aktivis lingkungan hidup.

“Kalau kita lihat kasat mata, bersihnya dulu. Baru bersihnya dulu. Saya optimistis lima tahun ke depan (bisa selesai),” jelasnya kepada wartawan usai rapat evaluasi satu tahun "Citarum Harum" di Bandung.

Selanjutnya, di tahun 2019 ini, tim akan fokus untuk mengangkut endapan yang sudah dibongkar ke titik-titik pembuangan atau diolah.

Restorasi hingga 2025

Kondisi Sungai Citarum memang sangat teruk sejak lama. 

Pada Oktober 2017, Presiden Jokowi menugaskan Menko Maritim Luhut B. Pandjaitan untuk membereskan Sungai Citarum.

Pada 22 Februari 2018, Presiden Jokowi mencanangkan restorasi Sungai Citarum dengan target, tahun 2025, harus selesai.

Megaproyek restorasi ini melibatkan tiga kementerian dan 19 instansi/institusi terkait, termasuk perguruan tinggi, TNI, Polri, dan Kejaksaan. Keterlibatan TNI, Polri, dan Kejaksaan ini dibutuhkan untuk penegakan hukum.

Dilansir dari Tribun Jabar, sedikitnya ada 4.000 personel yang dikerahkan untuk megaproyek untuk menghapus strerotype Sungai Citarum sebagai karpet sampah plastik terbesar di dunia.

"Sungai Citarum adalah masalah besar bangsa kita yang tak bisa kita biarkan lagi. Karena ini menyangkut masa depan kita. Terutama terkait dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia," jelas Sekretaris Menko Maritim Agus Purwoto seperti dilansir PepNews.com.

Selain propgram pembersihan, rencana jangka panjangnya adalah membereskan industri di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang membuang limbah ke sungai yang panjangnya mencapai 270 kilometer ini.

Di hulu sungai ada lahan kritis yang menyebabkan erosi tanah dan sejak pencanangan oleh Presiden Jokowi, dilakukan penanaman kembali.

Menko Luhut sudah bertemu dengan para pengusaha yang mempunyai pabrik di sepanjang Sungai Citarum.

Untuk mempercepat restorasi Sungai Citarum, Presiden Jokowi langsung berkoordinasi dengan Kodam III/Siliwangi yang saat itu masih dipimpin Letjen Doni Monardo yang saat ini menjadi Kepala BNPB.

 Bagaimana dengan target Sungai Citarum bersih pada tahun 2025?

"Insya Allah tercapai sebelum 2025. Belum setahun proyek ini berjalan sudah banyak kemajuan yang kami capai. Jika Singapura dan China butuh waktu sepuluh tahun membersihkan sungai-sungai di negara masing-masing, saya yakin Sungai Citarum bisa selesai dalam lima tahun," ungkap Sjafri yang dijuluki "Deputi Sampah" gara-gara mengurusi restorasi Sungai Ciliwung.

Program pembersihan besar-besaran Sungai Citarum memang sangat vital karena ada 35 juta orang yang tergantung pada sungai ini di 13 kabupaten/kota yang dilaluinya.

Restorasi Sungai Citarum merupakan proyek stategis karena merupakan sumber air untuk Jakarta dan Banten.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved