Dian Bunuh Pacar Pertama Dibantu Oleh Pacar Kedua, Sebelum Tewas Korban Sempat Teriak Minta Tolong
Seorang lelaki tewas setelah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan kekasihnya. Jufrizal alias Jufri (44), seorang lelaki yang berasal dari Aceh,
TRIBUNBATAM.id - Seorang lelaki tewas setelah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan kekasihnya.
Jufrizal alias Jufri (44), seorang lelaki yang berasal dari Aceh, tewas lantaran menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh kekasihnya, Dian Mardiani (45).
Dalam melakukan aksinya Dian dibantu oleh kekasihnya yang lain, GF (18) serta dua rekan GF, John Ibar Sinulingga (46) dan Andri Barita Sihombing (28).
Usai alami penganiayaan dan dibuang oleh para pelaku ke Dusun Babakan Asem, Wargaluyu, Tanjungmedar, Sumedang, Jufri ternyata sempat mencari bantuan ke warga sekitar.
Jufri, yang diketahui merupakan warga Rawamangun Jakarta, itu segera mengetuk pintu rumah warga yang berada tak jauh dari lokasi dirinya dibuang.
• Gadis Ini Syok Setelah Dapat Kiriman Video Porno Lewat Pesan WhatsApp, Marah dan Lapor Polisi
• Perjuangan Julian Jacob Dapatkan Cinta Marion Jola, Berawal dari Instagram sampai Datang ke Kupang
• Sederet Fakta Pelaku Pembunuha Melinda, Cinta Ditolak Hingga Simpan Karet Ban Bekas Ikat Korban
• 4 Hal Ini Bantu Kamu Atasi Tumit Pecah-Pecah, Gampang dan Murah Meriah Buat Dilakukan Loh
Kejadian tersebut diungkapkan oleh pemilik rumah yang sempat memberikan bantuan kepada Jufri, Iding Supriyatna, saat ditemui di kediamannya yang berlokasi di Desa Wargaluyu, Kecamatan Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang, pada Rabu (27/3/2019).
"Dia minta tolong ke rumah saya malam-malam, jam delapan malam," sebut Iding, seperti dikutip TribunWow.com dari Tribun Jabar, Kamis (28/3/2019).
Iding mengaku bahwa awalnya ia sempat merasa kaget lantaran saat membuka pintu justru menemukan korban dalam kondisi tak berpakaian dan hanya mengenakan celana.
Ia menyebut bahwa saat ditanyai, Jufri sempat menyebut bahwa dirinya menjadi korban pembegalan.
"Dia bilangnya dibegal, dipukuli empat orang," jelasnya.
• Terkait Mobil Dinas yang Belum Dikembalikan Mantan Pejabat, Kajati : Pemerintah Harus Lebih Tegas
• BERITA PERSIB - Pemain Persib Latihan di Batam, 2 Sosok Ini Bikin Ladies Viking Batam Meleleh
• Denny Darko Prediksi Rumah Tangga Lucinta Luna Lewat Tarot, Denny: Ini Kartu Tentang Pengkhianatan
• Denny Darko Prediksi Rumah Tangga Lucinta Luna Lewat Tarot, Denny: Ini Kartu Tentang Pengkhianatan
Iding menyebut bahwa pada saat itu dirinya tak merasa curiga lantaran Jufri tak tampak seperti usai dianiaya oleh empat orang, dan tak terlihat pula ada darah yang keluar dari tubuhnya.
"Tidak berdarah, saya juga tidak lihat memar besar karena posisinya kan saat ke rumah saya itu pukul 20.00 WIB," ujar Iding.
Jufri sempat meminta minum kepada pemilik rumah karena dirinya merasa haus usai jadi korban pemukulan.
Pemilik rumah tersebut kemudian memberikan korban minum serta makanan ringan, tetapi korban justru memuntahkan makanan yang sudah ia konsumsi.
"Saya beri makanan kecil, muntah-muntah, kemudian numpang tidur di teras," tuturnya.
Setelah korban tertidur itulah, kemudian Iding segera memberitahu kejadian tersebut kepada pihak Polsek Tanjungmedar.
"Oleh polisi kemudian dibawa ke puskesmas," tukasnya.
Kasatreskrim Polres Sumedang, AKP Dede Iskandar, menyebut bahwa usai mendapatkan laporan dari Iding, pihaknya segera menuju lokasi kejadian.
Pihak kepolisian sempat mengira Jufri hanya sedang mabuk, lantaran pada saat ditemui, korban tengah dalam kondisi masih hidup dan terlihat berjalan sempoyongan.
"Awalnya kami tak tahu kalau itu korban penganiayaan, dikiranya orang mabuk saja di pinggir jalan," ucap AKP Dede saat ditemui di Mapolres Sumedang.
Usai menghampiri korban, pihak kepolisian segera membawa Jufri menuju puskesmas setempat sebelum pada akhirnya dirujuk ke RSUD Sumedang.
Namun nahas, nyawa Jufri tak dapat tertolong lantaran akibat penganiayaan yang dialaminya, usus Jufri ada yang pecah dengan lebar kurang lebih satu sentimeter.
"Diambil tindakan medis, tapi karena bakterinya sudah menyebar sehingga tidak tertolong," jelas AKP Dede.
Iding Supriatna menunjukkan lokasi korban cinta segi banyak tegeletak setelah meminta tolong padanya. (Tribunjabar/Seli Andina Miranti)
Penganiayaan Jufri
Diberitakan sebelumnya, Jufrizal menjadi korban penganiayaan kekasihnya Dian Mardiani pada Senin (18/3/2019) lalu karena motif asmara.
"Motifnya asmara, bukan cinta segitiga tapi segi berapa gitu, lebih," sebut Kapolres Sumedang, AKBP Hartoyo, seperti dilansir oleh Tribun Jabar pada Selasa (26/3/2019).
AKBP Hartoyo menyebut bahwa terjadi cinta dengan segi banyak di antara hubungan keduanya lantaran Dian diketahui memiliki suami.
Namun Dian juga memiliki dua orang kekasih, yakni Jefri (korban) dan SB alias GF (pelaku), warga Rancaekek Permai, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek.
Padahal korban juga memiliki istri yang tinggal di Aceh.
Dalam hubungan antara Jufri dan Dian, keduanya kerap kali melakukan komunikasi secara intensif dengan mengirimkan foto-foto tanpa busananya.
Akan tetapi, ketika korban mengetahui bahwa Dian memiliki kekasih lain selain dirinya, korban kemudian mengancam akan menyebarkan foto-foto tanpa busana milik Dian.
“Begitu korban tahu Dian punya hubungan dengan SB alias GF (18). Korban marah lalu mengancam GF dan Dian. Bahkan foto telanjang Dian akan disebar,” ungkap Hartoyo.
Mendapat ancaman semacam itu dari korban, pelaku kemudian mengajak GF yang masih berusia 18 tahun untuk melakukan penganiayaan terhadap korban.
GF menyanggupi rencana tersebut, bahkan mengajak kedua rekannya, John Ibar Sinulingga (46), warga Jalan Caringin, Desa Sayang, Kecamatan Jatinangor serta Andri Barita Sihombing (28) serta Marbun, warga Desa Rancaekek Kencana, Kecamatan Rancaekek, Bandung, Jawa Barat.
“GF dan Dian marah serta mengajak pelaku lainnya untuk memberi pelajaran kepada korban,” jelasnya.
Pelaku kemudian melangsungkan aksinya berawal dengan mengajak korban untuk bertemu di kawasan Kampung Rambutan, Jakarta.
“Saya mengajak korban bertemu dan janjian di Kampung Rambutan Jakarta. Kami menjemputnya dari Kampung Rambutan,” ujar Dian saat ditemui di Mapolres.
Saat korban dijemput oleh pelaku dan sudah berada di dalam mobil, di sanalah penganiayaan tersebut terjadi.
Pelaku GF dan kedua rekannya yang turut serta menganiaya korban dengan tangan kosong mulai dari Kampung Rambutan hingga Tanjungsari.
Tak hanya menganiaya korban, para pelaku juga melucuti pakaian yang dikenakan oleh korban kemudian memutuskan untuk membuang korban di kawasan Dusun Babakan Asem, Desa Wargaluyu, Kecamatan Tanjungmedar, setelah melihat korban sudah babak belur.
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Pria Dianiaya karena Cinta Segitiga, Korban Sempat Minta Tolong pada Warga sebelum Tewas