Tawuran Pakai Senjata Softgun, Seorang Warga Tewas oleh Peluru Nyasar yang Tembus Jantungnya
Sutopo sama sekali tidak terkait dengan keributan yang terjadi sehingga dia diduga korban salah sasaran atau terserempet peluru nyasar.
Pria berambut cepak ini saat ditemui Tribun Medan di RS Imelda menjelaskan jasad Sutopo akan dibawa oleh pihak keluarga dan akan dimakamkan Sabtu pagi.
Keluarga tidak mau diotopsi karena ingin memakamkan korban segera.
meski demikian, Kapolsek Medan Timur Kompol M Arifin akan tetap melakukan upaya otopsi.
"Walaupun keluarga tidak mau, tapi kita tetap upayakan untuk diotopsi," ujarnya.
Otopsi penting untuk mengetahui sebab kematian korban dan jenis peluru yang menembus dadanya.
"Ini penting untuk penyidikan kami," kata Arifin.
Soft Gun Laras Panjang
Eko Suwarno (38), adik korban mengatakan bahwa setidaknya ada enam orang yang tiba-tiba datang dan menembakkan senjata air softgun membabi-buta.
"Mereka bawa soft gun yang panjang gitu seperti senapan angin. Dia kena di bagian dan dan tembus ke jantung," ungkap Eko.
Eko menjelaskan, setelah kejadian itu, para pelaku langsung melarikan diri sementara perhatian warga lebih tertuju pada kondisi Sutopo yang tergeletak.
"Sampai di rumah sakit sudah nggak bisa ditolong lagi. Mereka bilang nggak sanggup lagi karena sudah tembus ke jantung. Komeng akhirnya meninggal dunia," ujar Eko.
Eko tidak mengetahui siapa pelaku yang menembak abangnya tersebut.
Terkait apa penyerangan, Eko juga tidak mengetahui karena di hari itu, Eko datang ke rumah tersebut untuk melihat kondisi orangtuanya.
Selama ini dia tinggal di daerah Bangsal.
Para warga di lokasi juga mengaku ketakutan mendengar suara tembakan yang terdengar menggelegar beberapa kali.