Polisi Dalami Motif Asmara Tak Lazim Dalam Kasus Mutilasi Guru Honorer Budi Hartanto

Kasus mutilasi guru honorer asal Kediri Budi Hartanto (28) terus didalami oleh penyidik Polres Kediri dan Polda Jatim.

kolase
(Foto kiri) detik-detik penemuan koper berisi potongan mayat yang diduga mayat guru honorer asal Kediri. Foto kanan : Korban semasa hidup 

TRIBUNBATAM.id - Kasus mutilasi guru honorer asal Kediri Budi Hartanto (28) terus didalami oleh penyidik Polres Kediri dan Polda Jatim.

Guru honorer asal  Kediri, Budi Hartanto (28), yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di dalam koper.

Fakta-fakta terbaru kasus guru honorer yang dimutilasi tersebut mulai didalami penyidik Polresta Kediri dan Polda Jatim untuk mengungkap pelaku pembunuhan.

Penyidik polisi kini fokus pada motif asmara dan orientasi percintaan 'menyimpang' sang guru honorer untuk memburu pelaku.

 

Seperti diketahui, guru honorer SDN Banjarmlati 2 Kediri, Budi Hartanto ditemukan tewas di Kali Termas Lama, Desa Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).

Budi dibunuh kelewat sadis.

Jenazahnya dimasukkan ke dalam koper dalam kondisi telanjang.

Tak hanya itu, jasadnya juga ditemukan tanpa kepala.

 

Hingga saat ini, Polres Kediri dibantu Subdit III Jatanras Polda Jatim masih mengumpulkan bukti dan petunjuk di lapangan.

Pencarian kepala korban juga masih dilakukan.

”Belum ditemukan (kepala korban),” ujar Kasubdit Jatanras Polda Jatim AKBP Leonard Sinambela.

Leo menyatakan, pihaknya masih fokus mengumpulkan petunjuk untuk menemukan pelaku.

Sebab, hingga saat ini orang yang memutilasi tubuh korban masih belum teridentifikasi.

”Banyak dugaan dan spekulasi yang beredar. Tapi kami ingin fokus pada proses penyelidikan berdasarkan bukti dan petunjuk yang objektif di lapangan,” tuturnya.

 

Dari keterangan polisi dan keluarga korban, setidaknya ada 4 fakta terbaru kasus guru honorer dimutilasi yang dirangkum Surya.co.id berikut ini:

1. Memburu 1 orang yang bertemu korban usai latihan senam

Yang jelas, ada satu orang yang sedang dicari polisi.

Dia adalah orang yang mengajak korban bertemu setelah latihan di sanggar senam, Selasa malam (2/4/2019).

Sebelumnya polisi telah memeriksa satu orang berisial IR.

Kepada polisi IR mengaku bahwa dirinya diajak makan oleh Budi.

Namun dia belum sempat bertemu dengan Budi.

Hingga akhirnya Budi menghilang dan ditemukan tewas.

Artinya, ada orang lain selain IR yang bertemu dengan Budi malam itu.

”Itu yang sedang kami cari,” jelas mantan Kasatreskrim Polrestabes Surabaya itu.

2.  Motif Asmara dan Orientasi Seksual Berbeda

Perkembangan penyelidikan penemuan mayat dalam koper yang merupakan guru honorer di Blitar, Polda Jatim menyebut, motif pembunuhan mengarah pada persoalan asmara.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombespol Frans Barung Mangera, menerangkan beberapa dugaan motif pembunuhan yang disampaikan sebelumnya, semakin tak terbukti, seperti dugaan motif ekonomi dan motif perampokan.

Namun, lanjut Frans Barung, hasil proses penyidikan yang masih berlangsung menunjukkan, motif asmara dalam kasus tersebut semakin menguat.

"Jadi kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).

Barung mengungkapkan, temuan lain yang diperoleh penyidik berdasarkan keterangan para saksi, didapatkan keterangan bahwa korban memiliki kecenderungan orientasi seksual yang berbeda dari kebanyakan orang.

"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," lanjutnya.

Barung tak menyebut secara eksplisit tentang maksud dari 'orientasi seksual yang berbeda'.

Namun, kuat dugaan korban memiliki orientasi seksual sesama jenis.

"Ada kecenderungan ke arah situ sih," tandasnya.

 

3.  Periksa PNS atau ASN asal Nganjuk

Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengungkapkan, penyidik baru saja periksa dua orang saksi baru.

Sehingga, total saksi dalam proses pengungkapan kasus ini sejauh ini sedikitnya berjumlah 14 orang.

"Dia kami periksa kemarin (kamis), sampai malam, kami sudah pulangkan saksi itu," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019).

Seorang saksi baru tersebut, ungkap Barung, adalah seorang pegawai negeri sipil (PNS) atau aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Kabupaten Nganjuk.

"Dia kami periksa dan kami uji alibinya," lanjut Barung.

Setelah beberapa jam proses pemeriksaan berlangsung, lanjut Barung, ternyata keterangan ASN tersebut terbukti konsisten sesuai dengan pernyataannya sejak awal.

"Saat kami uji alibinya, ternyata tidak ada hubungannya. Meskipun saksi mengaku pernah komunikasi dengan korban," katanya.

Artinya, alibinya yang menyatakan tidak ada kaitannya dengan tewasnya guru honorer tersebut, adalah benar.

"Ini benar, pada hari dan jam saat kematian korban, saksi tidak ada sangkutpautnya," tandasnya.

Kendati demikian, lanjut Barung, Polda Jatim akan terus gali informasi pada saksi tersebut.

 

 4. Tiga postingan Instagram (IG) terakhir

Tiga postingan Budi Hartanto (28), guru honorer Kediri sebelum mayatnya ditemukan tanpa kepala di dalam koper, banjir komentar oleh netizen (warganet).

Fakta terbaru yang dihimpun Surya.co.id menyebutkan, Budi Hartanto semasa hidupnya mengelola sanggar tari modern yang diberi nama CK Dance Home di kawasan Ruko GOR Jayabaya, Kota Kediri.

CK Dance Home menyiapkan penari sexy dancer, tari kontemporer, traditional dance, cabaret dance dan modern dance female dan male.

Pantauan pada Kamis (4/4/2019), sanggar CK Dance Home sudah tiga hari terakhir tutup.

Lokasi sanggar ini juga dipergunakan oleh Budi Hartanto untuk membuka warung Royal Cafee Kediri pada malam hari.

Selain itu, Budi Hartanto juga mengelola Izal Bilyard, arena biliar yang ada di samping sanggar CK Dance Home.

Namun pengelolaan arena biliar baru dilakukan setahun terakhir.

Duka kerabat dan teman-teman Budi Hartanto rupanya juga terlihat di media sosial.

Tiga postingan terakhir Budi Hartanto di akun Instagramnya (IG) kini ramai ucapan duka dan doa.

Pantauan TribunJatim.com (grup Surya.co.id), Budi Hartanto sempat mengunggah postingan di Instagram pada bulan Maret.

Tanggal 10 Maret 2019, Budi Hartanto mengunggah fotonya saat berada di dekat sebuah mobil berwarna putih.

Ia tampak memakai kaus putih dan selana santai berwarna abu-abu.

"Sendiri bukan berarti tak laku," tulisnya, dikutip TribunJatim.com (grup Surya.co.id), Jumat (5/4/2019).

Kemudian, di postingan tanggal 13 Maret 2019, Budi Hartano menulis caption soal menunggu, di fotonya berbaju merah.

Ia tampak meletakkan tangannya di atas dagu dan tersenyum ke arah kamera.

"Kamu yang aku tunggu...," tulisnya.

Lalu, Budi Hartanto juga mengunggah postingan pada tanggal 26 Maret 2019.

 

Itu adalah postingan terakhirnya.

"Terlalu fokus ke kamu (emoji),"

Postingan tersebut kini ramai mendapat komentar dari para warganet.

Mereka mengucapkan duka hingga doa untuk almarhum.

sept.an: innalillahi masss. semoga di terima di sisi allah swt, amin

tarumanis: Turut berduka cita, semoga amal ibadahnya diterima disisi-Nya dan bagi pelaku segera ditemukan dan dihukum setimpal

agusr500: Turut berduka mas, semoga amal ibadah mu diterima Allah... Dan surga jd tempat mu di sana amin

imambarraberre: YaAllah mas budi

andre_prasetyo96: Innalillah... #restinpeace #postinganterakhir #lastpost

thebolifee_: Alfatihah

mediakediri: semoga alam dan ibadahnya di terimanya di sisinya.. amin

lukas.bataya: semoga tenang di sisiNYA.. dan semoga pelaku lekas dihakimi...

linaratna20: Semoga husnul khotimah aamiin.

Sebelumnya, isi chat WhatsApp (WA) terakhir Budi Hartanto (28), guru honorer asal Kabupaten Kediri, yang mayatnya ditemukan termutilasi tanpa kepala di dalam koper diungkap keluarga.

Menurut paman korban, guru honorer itu sempat berkomunikasi dengan seorang rekannya melalui WhatsApp (WA), Selasa (2/4/2019) sekitar pukul 22.55 WIB. 

"Itu kontak terakhir korban dengan rekannya yang juga guru," ungkap Nasuha, paman korban kepada wartawan Surya.co.id, Rabu (3/4/2019) malam.

Kontak terakhir korban dengan rekannya, menurut Nasuha, terkait dengan obrolan gurauan.

Namun setelah kontak terakhir, HP (ponsel) milik korban sudah tidak bisa dihubungi lagi sampai sekarang.

Seperti diberitakan, mayat dalam koper yang dalam kondisi termutilasi di pinggir bawah Jembatan Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) ternyata bernama Budi Hartanto (28) warga Jl Tamansari, Kota Kediri. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul 4 Fakta Terbaru Guru Honorer Dimutilasi Mulai Motif Asmara, Percintaan Menyimpang dan Chat WA & IG, http://surabaya.tribunnews.com/2019/04/06/4-fakta-terbaru-guru-honorer-dimutilasi-mulai-motif-asmara-percintaan-menyimpang-dan-chat-wa-ig?page=all.

Editor: Tri Mulyono

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved