TERUNGKAP! Hasil Otopsi Keluar, Guru Honorer Diduga Sempat Melawan Sebelum Kepalanya Ditebas Sajam

Dari hasil otopsi yang dilakukan, sebelum ditemukan tewas di dalam koper, Budi Hartanto diduga sempat melawan saat pelaku mengayunkan senjata tajam.

Surya
Budi Hartono korban mutilasi dalam koper di Blitar, Jawa Timur 

TRIBUNBATAM.id - Kasus pembunuhan Budi Hartanto, seorang guru honorer yang mayatnya ditemukan tanpa kepala di dalam koper di Blitar hingga kini masih ditangani polisi.

Dari hasil otopsi yang dilakukan, sebelum ditemukan tewas di dalam koper, Budi Hartanto diduga sempat melawan saat pelaku mengayunkan senjata tajam ke arahnya.

Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan bahwa korban tewas karena adanya tebasan di leher korban.

Barung pun meyakini bahwa korban sempat melakukan perlawanan terhadap pelaku.

Dugaan itu menguat dengan adanya bukti upaya perlawanan korban terhadap pelaku.

"Sebelum dia meninggal ternyata almarhum ini melakukan perlawanan dari pelaku," katanya pada awakmedia, Senin (8/4/2019) seperti dilansir TribunJakarta dari TribunJatim.

"Itu diketahui ada luka tangkisan di tangan korban," tambahnya.

Kabar Terbaru Mayat Tanpa Kepala Dalam Koper. Kepala Belum Ditemukan, Identitas Pelaku Diketahui

Jasad Ditutupi Daun Pisang, Simak Sejumlah Fakta Penemuan Mayat Bertahi Lalat di Taman Kota Jagorawi

Penemuan Mayat Wanita Tanpa Identitas di Tol Jagorawi, Polisi Beberkan Ciri-ciri Jenazah

Korban, lanjut Barung, diduga kuat berupaya menangkis benda tajam yang diarahkan pelaku kepadanya.

Budi Hartanto kemungkinan kuat menangkis benda tajam itu menggunakan tangan kanannya.

"Sabetan senjata itu ternyata tetap bisa mengenai leher korban," katanya.

Barung pun menjelaskan bahwa penyebab utama meninggalnya korban adalah karena tebasan senjata tajam.

"Penyebab meninggalnya ada karena tebasan di bagian leher kemudian korban dimutilasi," katanya.

Budi Hartono korban mutilasi dalam koper di Blitar, Jawa Timur
Budi Hartono korban mutilasi dalam koper di Blitar, Jawa Timur (Surya)

Sebelumnya diwartakan, pelaku dan motif pembunuhan mayat dalam koper di Jawa Timur perlahan kian terungkap.

Sebelumnya, polisi telah bicara soal pelaku kasus pembunuhan terhadap Budi Hartanto (28) di Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi menduga bahwa pelaku yang membunuh Budi Hartanto lebih dari satu orang.

Hal itu disampaikan langsung Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi.

Ia menduga bahwa pembunuhan terhadap guru honorer itu dilakukan secara berkelompok.

"Ada indikasi juga pelaku pembunuhan dilakukan secara berkelompok," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).

Menurut Barung, dugaan tersebut diperkuat karena lokasi ditemukannya koper berisikan mayat pria guru honorer itu berada di pinggir sungai.

Barung menilai bahwa medan lokasi cukup sulit dan mustahil dilakukan pelaku seorang diri.

"Karena tidak mungkin yang bersangkutan membuang mayat itu seorang diri," lanjutnya.

Yang terbaru, polisi menduga bahwa pelaku pembunuhan mayat dalam koper berjumlah dua orang.

Dua orang tersebut di ouar dari 16 saksi yang telah diperiksa oleh pihak kepolisian.

"2 orang itu di luar 16 orang saksi tadi. Kami sedang mengejar 2 orang sekarang," ujar Frans Barung seperti dikutip TribunJakarta dari TribunJatim.

Menurutnya, kedua pelaku tersebut merupakan orang dekat korban.

"Pelaku diperkirakan adalah orang dekat dan sangat mengenal korban,' jelasnya.

(Foto kiri) detik-detik penemuan koper berisi potongan mayat yang diduga mayat guru honorer asal Kediri. Foto kanan : Korban semasa hidup
(Foto kiri) detik-detik penemuan koper berisi potongan mayat yang diduga mayat guru honorer asal Kediri. Foto kanan : Korban semasa hidup (kolase)

Dijelaskannya bahwa kedekatangan antara pelaku dengan korban berdasarkan kesamaan lingkungan sosial yang dilakukan keduanya dalam sebuah komunitas.

"Karena berhubungan juga dengan lingkungan atau komunitas yang sedang digeluti korban," tuturnya.

Terkait motif, polisi sebelumnya telah menyampaikan beberapa dugaan, di antaranya, ekonomo, perampokan, dan asmara.Namun seiring berjalan waktu, dugaan polisi kini mengerucut.

Polisi menduga bahwa motif kasus pembunuhan mayat dalam koper itu karena asmara.

"Jadi kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Jumat (5/4/2019)

Sebelumnya diwartakan, Budi Hartanto yang merupakan seorang guru honorer itu ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan di pinggir sungai, Rabu (3/4/2019) kemarin.

Polisi menemukan jasad Budi Hartanto dalam keadaan terpotong tanpa kepala.

Posisi jasad korban tertekuk memenuhi ruang koper.

Dikutip TribunJakarta dari TribunJatim, polisi menemukan beberapa luka goresan di tubuh Budi Hartanto.

Berdasarkan hasil penyildikan, polisi menduga bahwa pelaku yang membunuh Budi Hartanto lebih dari satu orang.

Hal itu disampaikan langsung Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi.

Ia menduga bahwa pembunuhan terhadap guru honorer itu dilakukan secara berkelompok.

"Ada indikasi juga pelaku pembunuhan dilakukan secara berkelompok," katanya saat ditemui awak media di ruang Humas Polda Jatim, Kamis (4/4/2019).

Menurut Barung, dugaan tersebut diperkuat karena lokasi ditemukannya koper berisikan mayat pria guru honorer itu berada di pinggir sungai.

Barung menilai bahwa medan lokasi cukup sulit dan mustahil dilakukan pelaku seorang diri.

"Karena tidak mungkin yang bersangkutan membuang mayat itu seorang diri," lanjutnya.

Kesaksian warga dan keluarga

Penemuan mayat dalam koper itu menggegerkan warga Desa Karanggodang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).

Imam, merupakan orang yang pertama kali menemukan koper berisi mayat.

Koper berisi mayat itu berwarna hitam berada di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang.

Jembatan itu berada di jalur utama Blitar-Kediri.

Saat itu, Imam sedang mencari rumput di pinggir sungai.

Dia melihat koper tergeletak di pinggir sungai.

Setelah didekati, koper itu berisi mayat manusia.

"Saya dapat laporan dari warga kalau ada penemuan mayat di pinggir sungai bawah jembatan. Saya cek ke lokasi benar, lalu saya lapor ke polisi," Kepala Desa Karanggondang, Edy Sucipto dikutip dari Surya.co.id.

Bawa banyak uang

Ibunda Budi Hartanto, Ny Hamidah menuturkan kesaksiannya mengenai sang anak saat pergi membawa banyak uang.

Tak hanya uang, Budi Hartanto juga membawa laptop dan dua ponsel miliknya.

Pamar korban, Nasuka menuturkan, Budi Hartanto pamit kepada ibunda untuk keluar rumah selepas Maghrib lantaran ingin ke warung yang dikelolanya.

Polisi ketika mendatangi lokasi penemuan mayat di dalam koper di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).
Polisi ketika mendatangi lokasi penemuan mayat di dalam koper di pinggir sungai bawah jembatan Desa Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019). (TRIBUNMADURA/IST)

Warung tersebut berada di kawasan GOR Jayabaya.

Bahkan, Budi Hartanto sempat mengaku sedang mempersiapkan ada acara event di Gedung Nasional Indonesia (GNI) Kota Kediri.

 

"Berapa uang yang dibawa ibunya tidak tahu, namun disebutnya banyak. Saat keluar korban juga membawa serta laptopnya," ungkap Nasuka kepada tribunjatim, Kamis (4/4/2019).

Termasuk sepeda motor yang dikendarai korban sekarang juga tidak jelas keberadaannya.

"Tidak biasanya korban bawa laptop, namun saat keluar naik motor, mobilnya ditinggal," sambungnya.

Korban juga dipercaya rekannya mengelola usaha bersama sewa rental mobil. Selain itu juga jual beli ponsel dan pulsa.

Penyebab tanpa kepala

Pihak kepolisian telah melakukan visum terhadap jenazah  guru honorer Budi Hartanto yang ditemukan dalam koper.

Kendati demikian, polisi belum berani menyampaikan secara detail hasil otopsi dan visum luar terhadap mayat tanpa kepala dalam koper tersebut.

Polisi memasang garis polisi di lokasi penemuan mayat di dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019).
Polisi memasang garis polisi di lokasi penemuan mayat di dalam koper di pinggir sungai Desa Karanggondang, Udanawu, Kabupaten Blitar, Rabu (3/4/2019). (surya.co.id/samsul hadi)

Polisi masih menunggu hasil autopsi dari dokter forensik RS Bhayangkara Kediri. 

"Kami belum bisa sampaikan hasil autopsi secara detail. Kami masih menunggu hasil resmi dari dokter forensik," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono, Kamis (4/4/2019).

 

Heri menegaskan, hasil visum luar kondisi kepala korban terpenggal.

Posisi kepala korban terpenggal mulai dari pangkal leher.

Selain itu, korban juga mengalami luka akibat benda tajam di beberapa bagian tubuhnya.

"Kepalanya putus mulai dari pangkal leher," imbuh Heri.

Jeritan hati Ibunda

Ibunda korban, Hamidah tak kuasa menahan kesedihan setelah mengetahui sang putra jadi korban mutilasi yang ditemukan dalam koper. 

Bahkan, ibunda Budi Hartanto itu sampai menangis histeris.

"Anak saya salahnya apa... saya tidak terima," ucap ibunda Budi Hartanto. .

Sejumlah kerabatnya tampak menenangkan dengan merangkulnya.

"Semoga pelakunya segera ditemukan," tegas ibunda Budi Hartanto.  (TribunJakarta/TribunJatim)

*Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Detik-detik Guru Honorer Dihabisi Pelaku Sebelum Ditemukan Tewas dalam Koper, Sempat Melawan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved