4 Fakta Pembunuhan Mahasiswi Cantik di Bali. Pelaku Residivis, Cemburu Serli Selingkuh
Kasus pembunuhan mahasiswi cantik Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Ni Made Ayu Serli Mahardika mulai menemui titik terang
Berikut empat fakta terbaru kasus pembunuhan mahasiswi Undiksha Bali. Bergini motif dan sosok pelaku yang ternyata seorang residivis. Simak selengkapnya di sini!
TRIBUNBATAM.id, DENSPASAR - Kasus pembunuhan mahasiswi cantik Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) mulai menemui titik terang.
Mahasiswi semester IV Jurusan Pendidikan Fisika Undiksha Singaraja ini bernama Ni Made Ayu Serli Mahardika (20) ini.
Serli ditemukan tewas di dalam kamar kosan di Jalan Wijaya Kusuma, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Kamis (11/4/2019) siang.
Kondisi jasad korban sudah membusuk.
Pelakunya tak lain adalah sang kekasihnya sendiri yang dikenal dengan julukan Kodok (21).
Berikut ini kumpulan fakta terbaru yang telah dirangkum Tribunnews.com dari Tribunbali.com pada Jumat (12/4/2019).
1. Cemburu Serli Selingkuh
Kodok, pria asal Kabupaten Tabanan itu mengaku tak kuasa menahan emosi lantaran menuding Serli berselingkuh dengan lelaki lain.
Ia mengatahui jika ada laki-laki lain yang mengirim chat pada Serli, ketika dibaca chat tersebut berisikan ajakan untuk mengerjakan tugas kuliah bersama.
"Emosi saya tidak terkontrol saat baca chat itu. Dia ke kampus dari pagi sampai sore."
"Baru duduk sebentar, belum makan, belum ganti baju, sudah mau pergi ke kampus lagi, gara-gara ada chat dari cowok itu katanya ingin buat tugas bareng."
"Cowok itu juga sempat nelepon, saya jadi cemburu dan emosi," terang Kodok saat ditemui di Mapolres Buleleng, Jumat (12/4/2019).
2. Kronologi
Tanpa berpikir panjang, ia lantas menganiaya korban di kamar kosnya, pada Senin (8/4/2019) sekira pukul 18.00 wita.
Kodok sempat membekap korban dengan bantal mamun mendapatkan perlawanan dari korban.
Ia lantas langsung mencekiknya.
Kepada polisi Kodok mengaku sempat beberapa kali mengecek denyut nadi korban.
Saat terasa masih berdenyut, ia pun kembali menganiaya korban, dengan memukul bagian leher korban.
Penganiayaan ini diakui Kodok terjadi selama kurang lebih satu jam.
Tepat pada pukul 19.00 wita, korba tewas dengan kondisi mengenaskan.
Seusai menghabisi nyawa korban, Kodok lantas memposisikan tubuh Serli layaknya sedang tertidur.
Ia merebahkan kepala Serli di atas bantal, dan membungkus jenazahnya dengan selimut tebal berwana hijau.
Kemudian, Kodok meninggalkan kos-kosan tersebut, mengunci pintu kamar korban dari luar.
Lalu melarikan diri ke daerah Tabanan.
3. Pelaku Seorang Residivis
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Anak Agung Wiranata Kusuma mengatakan, hasil autopsi dari pihak RSUP Sanglah, Denpasar belum diterima.
Namun berdasarkan hasil pemeriksaan luar, ditemukan adanya bekas cekikan dan memar di bagian leher korban.
Terkait adanya isu jika korban tewas dalam keadaan hamil, dibantah keras oleh Kompol Wiranata.
"Pengakuannya karena cemburu. Namun motifnya akan kami kembangkan lagi."
"Sudah kami pastikan korban tidak hamil," tegas Wiranata.
Kompol Wiranata membenarkan jika Kodok merupakan seorang residivis.
Ia sempat dihukum selama satu tahun, lantaran melakukan tindakan penganiayaan terhadap seorang warga di wilayah Tabanan, yang identitasnya enggan disebutkan.
Kini, Kodok pun dijerat dengan pasal 338 KUHP, atau Pasal 351 ayat (3) tentang penganiayaan yang mengakibatkan matinya orang lain, dengan ancaman hukuman paling lama 15 tahun penjara.
4. Korban Tertutup
Terkait kematian korban, pemilik kosan Kadek Sura Nugraha memberi keterangan soal kondisi korban semasa hidup.
Korban Serli tinggal di kamar kos nomor 2.5 sejak Juli 2018 lalu.
Wanita cantik itu dikenal sangat tertutup, dan jarang berinteraksi dengan tetangga kos lainnya.
Namun, sekitar satu bulan yang lalu, seorang tetangga kos korban sempat melaporkan kepada dirinya.
Saat itu Serli terlibat pertengkaran dengan kekasihnya yang diketahui berinisial KI.
"Pernah sekali saya dengar dari anak kos yang kamarnya di bawah, katanya ada ribut. Saya tidak tahu pasti ributnya itu seperti apa hanya dibilang ribut saja," katanya.
KI pun diakui Nugraha sering terlihat mendatangi kamar kos korban.
Sebagai pemilik kos, Nugraha pun bertindak wajar, seperti menanyakan maksud kedatangan KI di kos-kosan dengan jumlah kamar sebanyak 9 unit tersebut.
"Saya pernah berpapasan, ngomong dengan pacarnya. Kebetulan saya juga dimintai tolong oleh ibu korban untuk melihat anaknya. Mungkin karena ibunya agak protektif. Saya datangi kamarnya, ngobrol dengan pacaranya, saya tanya ada perlu apa. Biasa lah," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Ibu Mendiang Ni Made Ayu Dikenal Protektif, KI Ditegur Pemilik Kosan karena Sering ke Kamar Korban, http://bali.tribunnews.com/2019/04/11/ibu-mendiang-ni-made-ayu-dikenal-protektif-ki-ditegur-pemilik-kosan-karena-sering-ke-kamar-korban.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani