Sering Lewatkan Sarapan dan Tidak Makan Malam Berisiko 5 Kali Terkena Serangan Jantung

Hasilnya mereka menemukan 57 persen dari para peserta melewatkan sarapan setidaknya tiga kali seminggu, 51 persen makan malam tiga kali seminggu, dan

istimewa
Serangan jantung 

TRIBUNBATAM.id - Apakah Anda tipe yang sering sarapan dan makanmalam?

Jika iya, maka Anda beruntung.

Sebab, ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa mereka yang sering melewatkan sarapan dan tidak makan malam bisa memiliki masalah kesehatan.

Masalah kesehatan apa itu?

HASIL REAL COUNT KPU Pilpres 2019, Sabtu (20/4/2019) Pukul 02.45, dari 35 Wilayah Pemilih

Ryusuke Sekiya Bayi Terkecil di Dunia, Lahir di Jepang dengan Berat 258 Gram

Babak 8 Besar Piala Indonesia, Djanur Turunkan Pemain Pelapis di Laga Persebaya vs Madura United

Prabowo Syukuran Kemenangan & Klaim Menang 62 % di Pilpres 2019, Ini Penjelasan BPN soal Sumber Data

Dilansir dari dailymail.co.uk pada Jumat (19/4/2019), para peneliti dari Universitas Negeri São Paolo di Brazil melakukan analisis terhadap 113 orang yang menderita serangan jantung.

Hasilnya mereka menemukan 57 persen dari para peserta melewatkan sarapan setidaknya tiga kali seminggu, 51 persen makan malam tiga kali seminggu, dan 41 persen melewatkan sarapan dan makan malam mereka terlambat.

Para peneliti juga menemukan bahwa mereka yang secara teratur melewatkan makan pagi dan makan malam dalam waktu dua jam sebelum tidur adalah empat hingga lima kali lebih mungkin meninggal dalam waktu sebulan setelah serangan jantung mereka, atau menderita serangan berulang.

Menurut para peneliti, yang menerbitkan temuan mereka di European Journal of Preventive Cardiology, mengubah cara makan akan menjadi cara mudah untuk meningkatkan kesehatan mereka.

"Nutrisi adalah cara yang relatif murah dan mudah untuk meningkatkan prognosis,” kata pemimpin studi, Dr Marcos Minicucci.

Ramalan Zodiak Sabtu 20 April 2019 Libra Memukau,Gemini Kreatif, Scorpio Risaukan Uang

Legenda Yamaha Kenny Roberts Beberkan Trik Kalahkan Marc Marquez saat Balapan MotoGP

Kalah di Pemilu 2019, Caleg PDIP Kota Tasikmalaya Meninggal Dunia, Caleg Nasdem Masuk RS

Hasil Penghitungan Pilpres 2019 di Luar Negeri, Cek Perolehan Jokowi-Maruf vs Prabowo-Sandiaga

Dia juga merekomendasikan interval minimum dua jam antara makan malam dan waktu tidur.

Menurutnya, cara terbaik untuk hidup adalah sarapan seperti raja.

Contoh, sarapan yang baik biasanya terdiri dari produk susu, roti gandum, bagel, sereal, dan buah-buahan utuh.

Jumlah seharusnya sekitar 15 hingga 35 persen dari total asupan kalori harian kita.

 

Contohnya seperti merokok dan kurang melakukan olahraga.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa dua perilaku makan secara independen terkait dengan hasil yang lebih buruk setelah serangan jantung.”

“Tetapi kebiasaan buruk lainnya bisa akan memperburuk keadaan.”

Contoh kebiasaan lain di luar melewatkan sarapan, tidak makan malam, merokok, dan tidak berolahraga adalah orang yang bekerja lembur.

Karena mereka yang bekerja lembur sangat rentan terlambar makan malam.

Persebaya Terancam Tanpa Amido Balde Jelang Lawan Madura United di Babak 8 Besar Piala Indonesia

Kondisi Terkini Sandiaga Uno Usai Jalani Perawatan di Rumah Sakit, Sandi: Saya Masih Harus Istirahat

Daftar Top Skor ATB Cup X Tribun Batam Futsal Championship 2019, M Subhan Posisi 2 dengan 34 Gol

Identitas Baru Clint Barton Usai Infinity War, Ini 10 Fakta Kemunculan Hawkeye di Avengers: Endgame

Apa itu serangan jantung?

Data menunjukkan ada 200.000 kunjungan rumah sakit karena serangan jantung di Inggris setiap tahun. Sementara ada sekitar 800.000 setiap tahun di AS.

Serangan jantung, yang secara medis dikenal sebagai infark miokard, terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba tersumbat.

Sering lewatkan sarapan dan tidak makan malam berisiko 5 kali terkena serangan jantung.
Medical News Today
Sering lewatkan sarapan dan tidak makan malam berisiko 5 kali terkena serangan jantung.

Gejalanya meliputi nyeri dada, sesak napas, dan merasa lemah dan cemas.

Serangan jantung umumnya disebabkan oleh penyakit jantung koroner, yang dapat disebabkan oleh merokok, tekanan darah tinggi, dan diabetes.

Perawatan biasanya obat untuk melarutkan bekuan darah atau operasi untuk menghilangkan penyumbatan.

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved