Pria yang Rekam Mahasiswi NUS Singapore Mandi Tak Dihukum, Puluhan Ribu Orang Teken Petisi

Petisi itu mendesak NUS menjatuhkan hukuman yang lebih keras kepada mereka yang melakukan pelanggaran seksual di kampus universitas.

Instagram/AsiaOne
Monica Baey, mahasiswi cantik NUS direkam saat mandi 

TRIBUNBATAM.id, SINGAPORE - Hampir 30.000 orang menandatangani dua petisi online terpisah yang menyerukan National University Singapore (NUS) dan polisi untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap pria yang merekam seorang mahasiswi mandi.di asrama.

Mahasiswi cantik bernama Monica Baey ini direkam oleh seorang mahasiswa yang teridentifikasi di kamar mandi asrama Eusoff Hall, November 2018 lalu.

Pelakunya diketahui seroang mahasiswa di universitas yang sama.

Setelah kasus itu terungkap, pihak NUS hanya memaksa mahasiswa itu membuat perjanjian dan tidak diproses secara hukum, sementara Monica mengaku trauma dan tertekan setelah kasus tersebut.

Tidak adanya tindakan keras membuat warga marah dan kemudian membuat petisi.

Petisi pertama ditandatangani lebih dari 21.600 orang sejak Sabtu (20/42019), seperti dilansir TribunBatam.id dari The Straits Times.

Petisi itu mendesak NUS menjatuhkan hukuman yang lebih keras kepada mereka yang melakukan pelanggaran seksual di kampus universitas.

Petisi juga menyerukan universitas untuk mengeluarkan pria yang memfilmkan Monica Baey, dan memperlakukan kasus ini setara dengan kasus pelecehan seksual dan kekerasan seksual pada umumnya.

Dalam petisi kedua, lebih dari 8.200 orang meminta polisi untuk mengusut kasus Monica Baey dan memberikan hukuman yang setipmpal kepada pria tersebut.

Petisi itu berbunyi, "Kita perlu berbuat lebih banyak untuk melindungi gadis-gadis kita dari orang-orang sesat itu! Kelambanan seperti itu tidak dapat diterima dan hanya akan mendorong lebih banyak orang mesum untuk melakukan kejahatan semacam itu! Itu juga akan menjadi preseden yang tidak sehat untuk kasus-kasus di masa depan!"

Iphone di bawah pintu

Monica Baey, mahasiswa komunikasi dan media NUS tahun ketiga mengungkap kasus yang dialaminya pertama kali di akun Instagramnya,. Kamis dan Jumat, pekan lalu.

Monica mengatakan, dia melihat iPhone di bawah pintu setelah dia selesai mandi pada 25 November tahun lalu.

Monica mengungkapkan rasa frustrasinya karena universitas tidak berbuat lebih keras terhadap pelaku, seorang mahasiswa Teknik Kimia.

Menurut Monica Baey, universitas telah meminta pelaku untuk menulis surat permintaan maaf kepadanya dan menjalani konseling wajib.

Dia juga dilarang memasuki Eusoff Hall dan diskors selama satu semester.

NUS sendiri dalam sebuah pernyataan Sabtu lalu, mengkonfirmasi bahwa kasus itu diselidiki oleh polisi dan pria itu diberi peringatan bersyarat 12 bulan oleh pihak berwenang.

Universitas juga mengatakan bahwa mereka akan membuat komite untuk meninjau aturan disiplin dan kerangka kerja pendukungnya.

NUS mengatakan bahwa komite akan mempelajari pendekatan yang diambil oleh lembaga internasional lainnya, mengumpulkan pandangan dari berbagai pemangku kepentingan, dan berbagi temuan serta tindak lanjutnya pada tahun akademik baru, yang dimulai pada bulan Agustus.

Desakan mahawiswa

Pada hari Minggu, Monica Baey dan hampir 500 mahasiswa lainnya juga menandatangani petisi yang dialamatkan kepada beberapa kepala universitas, menyerukan lebih banyak kejelasan tentang anggota komite.

Mereka meminta perwakilan dari berbagai organisasi mahasiswa, seperti yang berfokus pada kesetaraan gender, untuk dimasukkan.

Petisi mereka juga menyoroti kurangnya dukungan bagi para korban pelecehan seksual dan mengusulkan agar NUS membuat saluran langsung bagi para siswa untuk melaporkan kasus-kasus semacam itu, di antara langkah-langkah lainnya.

Dokumen tersebut memuat daftar kemungkinan tingkat hukuman untuk pelanggaran pelecehan seksual yang harusnya berada di bawah Kode Etik Mahasiswa Universitas.

Secara terpisah, empat organisasi mahasiswa NUS menyatakan keprihatinan mereka tentang keamanan lingkungan kampus dalam pernyataan bersama yang dirilis pada hari Senin.

Grup-grup tersebut adalah enCAPTsulate, Gender Collective, The G Spot dan tFreedom.

Pernyataan itu mendesak universitas untuk memperkuat tanggapannya terhadap pelanggaran seksual di tempat tinggal NUS, dan meningkatkan upaya pendidikan tentang kesetaraan gender dan rasa hormat di kalangan mahasiswa.

Sebelumnya, medias publik Stomp mengbunggah sejumlah postingan Insta Story Monica Baey pada Jumat (19/4/2019) lalu.

Stomp juga sempat mewawancarai Monica terkait peristiwa yang terjadi sekitar pukul 01.20 waktu sete,mpat di Eusoff Hall.

Ia melihat sebuah iPhone mencuat dari bawah pintu kamar mandi ketika ia berbalik untuk mengambil handuknya.

Sebelum dia bereaksi, telepon itu menghilang dan dia mendengar pria yang mengintip keluar dari kamar mandi.

"Aku terkejut dan keluar, lalu mengambil teleponnya,” katanya, "Aku benar-benar tertekan dan kemudian keluar dari kamar mencari bantuan."

Dia menambahkan bahwa mahasiswa yang mengambil video itu orang yang dikenalnya, seorang mahasiswa juga.

Mental terganggu

Ia kemudian melaporkan kasus itu ke NUS dan butuh dua bulan sampai akhirnya pihak universitas mengeluarkan “peringatan keras bersyarat 12 bulan”.

Universitas juga menskor mahasiswa itu selama satu semester, melarangnya memasuki asrama kampus serta membuat surat permintaan maaf kepada Monica.

Monica sepertinya tidak puas dengan hukuman itu sehingga ia kemudian melemparkannya ke publik melalui media sosial.

Monica mengatakan,. pria itu berada di bawah "pengaruh alkohol".

Monica kecewa karena mahawiswa itu dilepas dengan mudah sementara ia sendiri sedang mengalami kerusakan mental dan dia takut pergi ke toilet sendirian sekarang.

Ketika Stomp menanyakan, mengapa dia membagikan pengalamannya berbulan-bulan setelah kejadian itu, Monica mengatakan."Saya merasakan ketidakadilan yang parah karena saya baru-baru ini melihatnya (pria itu) berada di sebuah pesta dan olahraga di instagram,.”

"Sementara saya masih mengalami rasa sakit dan trauma akibat insiden itu.”

"Aku bahkan tidak bisa sembuh dengan tenang karena aku tahu dia lolos begitu saja, dan dia di suatu tempat di luar sana menjalani kehidupan terbaiknya."

"Saya ingin konsekuensi nyata bagi pelaku yang melakukan tindakan seperti itu," katanya.

NUS sendiri mengatakan bahwa pengalaman menyedihkan Monica Baey menjadi perhatian serius Universitas.

NUS saat ini sedang berusaha mendekati Monica untuk menawarkan dukungan dan bantuan sementara kasus itu saat ini sedang dalam penyelidikan kepolisian.

Itu di luar sanksi universitas yang sudah memberikan hukuman kepada mahasiswa tersebut sembari menunggu komiter yang dibentuk untuk merumuskan kembali aturan disiplin di universitas.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved