BATAM TERKINI
TERUNGKAP! Ternyata Ini Penyebab Kekosongan Obat di RSUD Embung Fatimah
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi mengungkapkan penyebab kekosongan obat yang belakangan dikeluhkan di RSUD Embung Fatimah.
TERUNGKAP! Ternyata Ini Penyebab Kekosongan Obat di RSUD Embung Fatimah
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kekosongan obat obatan di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah (RSUD EF) yang terjadi tahun 2018 lalu, masih berimbas sampai saat ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi, Rabu (1/5/2019).
Sampai saat ini ketersediaan obat-obatan di RSUD EF masih belum maksimal, masih ada beberapa obat yang belum bisa disediakan.
Hal tersebut dikarenakan RSUD EF masih memiliki tunggakan utang pengadaan obat kurang lebih Rp 1 miliar yang tertunda pembayarannya tahun sebelumnya.
"Sampai saat ini RSUD EF masih memiliki tunggakan pembayaran," kata Didi.
Dia mengatakan kekosongan obat-obatan tersebut berpengaruh terhadap pelayanan terhadap pasien terutama di bidang ketersediaan obat.
Namun demikian, kata Didi pihak rumah sakit harus bertanggung jawab mengenai pelayanan obat terhadap pasien.
"Boleh saja pasien disuruh beli obat ke luar, khususnya peserta BPJS, namun pihak rumah sakit harus mengganti biaya pembelian obat tersebut kepada pasien," kata Didi.
• 7 Kutipan Populer Ki Hajar Dewantara yang Selalu Dikenang di Hari Pendidikan Nasional
• Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1440 H Bisa Download di Sini
• CATAT! Durasi Pemadaman 4 Jam, Ini Dia Jadwal dan Lokasi Pemadaman Listrik di Batam Kamis 2 Mei 2019
• UPDATE Real Count KPU Kamis 2 Mei Jam 07.00 WIB, Data Masuk 61.01% Jokowi-Maruf Masih Unggul
Didi menjelaskan, saat ini pasien disuruh beli obat ke luar, maka kwitansi pembelian obat tersebut khususnya peserta BPJS bisa diklaim ke rumah sakit.
"Itu harus dibayar oleh pihak rumah sakit," kata Didi.
Sementara, saat ditanya mengenai informasi dari masyarakat bahwa ada oknum perawat pada shift tertentu yang mengarahkan pasien agar membeli obat ke klinik tertentu dengan alasan bahwa obat resep dokter yang dimaksudkan hanya ada di klinik tersebut.
Didi menjelaskan hal tersebut bisa saja terjadi.
"Itu sudah rahasia umum, perawat itu tidak semuanya bersih, apalagi kalau sudah bekerja sama dengan dokter, itu sudah penyakit lama, dan sudah kronis," kata Didi.
Dia juga mengatakan yang punya klinik biasanya orang yang bekerja di bidang kesehatan.
"Ya itu yang susah diberantas," kata Didi yang juga sebagai dewan pengawas di RSUD EF.
Namun meski demikian Didi mengatakan RSUD EF sampai saat ini masih terus berbenah.
"Kita berdoalah biar RSUD EF semakin baik ke depan,"kata Didi. (Tribunbatam.id/Ian Sitanggang)