Kisah Bocah Karim Viral, Berangkat Sekolah Sejak Jam 3 Pagi. Diajak Panglima TNI ke Malang

Karim Maullah viral, berangkat dengan KRL dari jam 3 ke sekolah subuh bersandal lantaran tidak punya sepatu. Panglima TNI mengajaknya ke Malang

WartaKota/Istimewa
Karim Maullah naik pesawat bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ke Malang utuk menyaksikan kegiatan TNI. 

TRIBUNBATAM.id - Karim Maullah (10) bocah kelas 3 SD harus menempuh perjalanan jauh dari Kemayoran, Jakarta Pusat ke Sekolah Masjis Terminal (Master) Depok, Jawa Barat.

Kisahnya viral lantaran ia berangkat sendiri dengan KRL dari jam 3 subuh dan beralaskan sandal lantaran tidak punya sepatu.

Kisah Karim yang pantang menyerah ini membuat Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terenyuh. Apalagi Karim bercita-cita menjadi anggota TNI.

Karim pun diajak Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ke Malang, Jawa Timur.

Dikutip dari Warta Kota, Karim bersama Panglima TNI beserta rombongan, terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, menuju Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jumat (3/5/2019).

Di Malang, Karim mendapat kesempatan langka menyaksikan serangkaian kegiatan prajurit TNI, langsung bersama orang nomor satu di jajaran TNI.

Berikut Videonya:

Ia memenuhi undangan Panglima TNI dengan ditemani Danramil 01/Pancoran Mas Kapten Inf Kholidi dan Nurrohim (Ketua Yayasan Bina Insan Mandiri, pengelola SD Master).

Setiap hari, Karim berangkat dari rumahnya di Kemayoran, Jakarta Pusat, pukul 04.00 WIB agar tiba tepat waktu di sekolah nonformal bernama SD Master (Masjid Terminal) yang dikelola Yayasan Bina Insan Mandiri di Kota Depok.

Makin membuat miris karena Karim sudah ditinggal ibunya meninggal sejak usia tiga bulan. Sedangkan ayahnya, Riyadi (29), tidak pernah pulang.

Sehari-hari, Karim dirawat oleh neneknya, Dyana (61), yang sudah sakit-sakitan dan hidup dari memulung.

Komandan Kodim 0508/Depok, Letkol Inf Eko Syah Putra Siregar, mengungkapkan, Karim bisa sampai ke Malang karena kegigihannya dalam menimba ilmu mendapat perhatian Panglima TNI.

Selain itu, kebetulan Karim juga bercita-cita jadi tentara. "Ya benar, adinda Karim diundang Panglima TNI ke Malang setelah kisahnya viral di medsos dan media massa. Selain itu, cita-citanya ingin menjadi prajurit TNI," kata Letkol Eko Syah Putra Siregar kepada Warta Kota, Jumat (3/5).

Letkol Eko menyampaikan, di Malang, Karim diajak oleh Panglima TNI mengikuti rangkaian kegiatan TNI di kota apel itu.

"Karena cita-citanya ingin menjadi TNI, Panglima akan mengenalkan kepada Karim, TNI itu seperti apa," ujarnya.

Panglima Teringat Masa Lalu

Salah satu kegiatan yang ditonton langsung oleh Karim adalah Apel Kesiapsiagaan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI Tahun 2019 di Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang. 

Alasan lain Panglima Marsekal Hadi tertarik bertemu dengan Karim lantaran kisah bocah 10 tahun tersebut mengingatkannya pada kisah masa lalunya.

Dikutip dari channel YouTube Metrotvnews, Senin (6/5/2019) hal tersebut menarik perhatian panglima TNI Marsekal Hadi untuk mengajaknya bertemu.

"Saya membayangkan anak sekecil itu bangun jam 3 pagi, kemudian siap berangkat sekolah dengan naik kereta," kata Marsekal Hadi.

"Ternyata Karim memiliki keinginan kuat untuk menjadi seorang militer, akhirnya saya ingin mengajak Karim menunjukkan tentara yang ada di Jawa Timur," tambahnya.

Karim bersama Panglima TNI naik pesawat menuju Malang, Jumat (3/5/2019).
Karim bersama Panglima TNI naik pesawat menuju Malang, Jumat (3/5/2019). (Wartakota/Istimewa)

Dalam ceritanya, Marsekal Hadi juga menyampaikan bahwa apa yang jadi cita-cita Karim harus digapai dengan usaha keras.

"Saya ingin memberikan motivasi ke Karim bahwa apa yang dicita-citakan anak masih di usia 9 tahun kelas 3 SD ini untuk bisa terus membawa dirinya untuk memiliki disiplin yang tinggi, bangun jam 3 kemudian berangkat ke sekolah dan diisi dengan belajar," kata Marsekal Hadi.

"Siapa tau nanti juga cita-cita Karim ini untuk menjadi TNI itu bisa benar-benar terealisasi apalagi saya keinginannya adalah untuk mendorong Karim, untuk masuk menjadi taruna ABRI."

Di sela penjelasannya, Marsekal Hadi mengungkapkan bahwa kisah yang dilalui Karim saat ini mengingatkannya pada kisah masa lalunya.

"Kebetulan saya juga hidup di keluarga biasa yang sama dengan Karim, oleh sebab itu saya langsung saya tertarik untuk mengajak Karim datang di Malang ini untuk melihat pasukan TNI," ungkap Marsekal Hadi.

"Karena anak usia segini kan memorinya masih cukup kuat, sehingga apa yang saya sampaikan ke Karim ini kemudian bisa terus diingat dan menjadikan Karim menjadi pemuda yang mempunyai karakter yang sangat kuat."

  

Kisah Karim

Dikutip dari Kompas.com, Karim harus berangkat sekolah sendiri lantaran sang nenek menderita sakit.

Sang nenek, Diana (61) menjelaskan bahwa awalnya Karim selalu diantar jemput olehnya saat berangkat ke sekolah.

“Cuma karena saya sakit pengapuran dan sempat dirawat di rumah sakit akhirnya Karim berangkatnya sendirian,” ucap Diana Rabu (1/5/2019).

Awalnya Diana sempat khawatir saat Karim berangkat sendiri ke sekolah.

Namun ucapan Karim seakan membuatnya yakin dan mempercayai cucunya itu.

“Karim bilang ke saya, 'Sudah tidak apa-apa, Nek, aku berangkat sendiri, aku berani kok. Nenek sembuh aja ya dulu',” ucap Diana.

Akhirnya Karim sering berangkat sekolah sendiri.

Meski Karim sudah terbiasa berangkat sekolah sendiri, Diana beberapa kali menjemputnya saat kakinya tidak sedang sakit parah.

Saat menjemput Karim, Diana harus membawa sebuah tongkat untuk membantunya berjalan.

Diana, nenek Karim dan Karim di Jalan Arif Rahman Hakim, Selasa (30/4/2019).
Diana, nenek Karim dan Karim di Jalan Arif Rahman Hakim, Selasa (30/4/2019). ((KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA))

Diceritakan oleh Diana, Karim sehari-hari bangun pukul 03.00 WIB pagi.

Karim lantas menyiapkan semua keperluannya sendiri untuk sekolah.

“Dia yang bangunin saya Mbak, tiap hari kalau mau berangkat, ‘Nek bangun, Nek, aku mau sekolah, aku sudah siap,’ ” kata Diana.

Setelah siap, Karim berangkat sedari subuh dari Stasiun Kemayoran diantar oleh kakeknya yang merupakan tukang ojek.

“Kakeknya mah nganter sampai stasiun, nanti dia yang beli tiket sendiri dan jalan sendiri sampai sekolahan,” ucapnya.

Dari stasiun Kemayoran, Karim harus menempuh jarak 1,5 jam sampai ke Stasiun Depok Baru.

Dari sana, ia berjalan kaki sejauh 550 meter atau sekitar 7 menit untuk sampai ke sekolahnya.

Karim, di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Selasa (30/4/2019).
Karim, di Jalan Arif Rahman Hakim, Depok, Selasa (30/4/2019). ((KOMPAS. COM/CYNTHIA LOVA))

Sejak kecil, Karim sudah tinggal bersama nenek dan juga kakeknya.

Ibu Karim meninggal pada 2018 lalu lantaran sakit paru-paru yang dideritanya.

Sementara sang ayah, tinggal di Manggarai.

Sejak kecil, Karim sudah ditinggal oleh kedua orangtuanya lantaran sibuk dengan urusan masing-masing.

“Jadi seperti tidak ada yang peduli sama Karim, saya kasihan sama ini anak. Tapi sekarang jadi banyak yang sayang sama Karim,” ujar Diana.

Terkait cita-cita menjadi tentara, Diana mengungkapkan bahwa hal tersebut muncul karena Karim kerap menonton film perang.

“Dia itu suka film perang terus dia selalu bilang ke saya, “Nek, aku nanti mau jadi TNI supaya bisa lindungi Indonesia dan orang banyak',” ucap Diana.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com: http://jakarta.tribunnews.com/2019/05/07/bertemu-karim-bocah-yang-viral-naik-krl-dari-subuh-panglima-tni-marsekal-hadi-teringat-masa-lalunya?page=all.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved