Pasca Perusakan dan Pembakaran Asrama Brimob Petamburan, Jalan KS Tubun Menuju Palmerah Ditutup
Pasca Perusakan dan Pembakaran Asrama Brimob Petamburan, Jalan KS Tubun Menuju Palmerah Ditutup
Keadaan di depan Gedung Bawaslu RI yang tadinya sempat kondusif, berujung ricuh.
Aparat kepolisian membubarkan sekelompok massa yang datang setelah massa dari Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat (GNKR) meninggalkan Bawaslu untuk kembali ke rumahnya masing-masing.
Tiba-tiba, ada kelompok pengunjuk rasa lainnya datang menyusul.
Dengan membawa bendera Indonesia dan bendera warna hitam, mereka mengejek-ngejek polisi di balik pagar kawat berduri.
"Tugasmu mengayomi, tugasmu mengayomi, pak polisi, pak polisi, jangan ikut kompetisi," teriak mereka dengan lantang, di lokasi, Selasa (21/5/2019) malam.
Tak hanya itu, kemarahan massa semakin menjadi.
Mereka merusak pagar kawat berduri yang melintang.

Setelah merusaknya, seorang demonstran melompat melewatinya kemudian kembali lagi.
Aparat kepolisian langsung bertindak.
Kendaraan Taktis (Rantis) Water Cannon DWC6500 langsung mengarahkan moncongnya ke hadapan demonstran.
Mobil pengurai massa juga disiapkan.
Tiga orang aparat kepolisian mengeluarkan satu kotak berisi amunisi peluru gas air mata.
Mereka mengisi selongsong-selongsong senjata gas air mata dengan amunisi tersebut.
Sedikit mengecoh, tiba-tiba puluhan polisi naik ke atas jembatan penyeberangan orang (JPO) langsung menyerbu para provokator tersebut.
Polisi langsung terjun bergerak menangkapi mereka yang menjadi biang provokator.
Situasi ketika itu terasa sangat mencekam.
Semua massa kucar-kacir saat dikejar aparat kepolisian dari satuan Sabhara dan Brimob dengan tameng dan bambu.
Mereka lari ke arah Jalan KH Wahid Hasyim menuju Tanah Abang dan ada juga yang menuju Jalan Kebon Sirih. Polisi menangkap sejumlah massa yang menjadi biang provokator.