Sampai Kapan Pembatasan Facebook, Whatsapp dan Instagram? Ada Cara Mengakali Tapi Bahaya
Penelitian Tyson meneliti 14 VPN terkenal yang ada di pasaran dan menemukan 11 diantaranya berpotensi menimbulkan kebocoran informasi pribadi.
TRIBUNBATAM.ID – Pembatasan Facebook,
• Lapak Rokoknya Dijarah Perusuh 22 Mei, Usma Menjerit. Rugi Lebih Rp 20 juta
• Jubir BPN Prabowo-Sandi Beberkan Kondisi Rumah Aspirasi, Media Ogah Diizinkan Masuk
• Sosok Anggota Brimob yang Dibilang Impor Dari Cina, Berwajah Oriental Dari Kota Ambon Manise
Whatsapp dan Instagram masih berlangsung hari ini, Kamis (23/5/2019).
Hingga saat ini, masyarakat masih bisa berinteraksi di media sosial namun dalam keadaan "kosong" karena foto dan video tak bisa diakses.
Pembatasan Facebook, Whatsapp dan Instagram dilakukan pemerintah karena banyaknya konten video, meme dan foto kekerasan dan hoax yang beredar pasca rusuh aksi 22 Mei 2019 lalu.
Kementerian Kominfo belum memberikan jawaban pasti kapan akses penuh media sosial itu dibuka kembali, namun tentunya menunggu situasi tenang.

Nah, untuk mengatasi gangguan, eror pada FB, IG, dan WA sebagian orang memanfaatkan aplikasi atau layanan VPN atau Viertual Private Network.
Pengertian VPN adalah suatu koneksi antara satu jaringan dengan jaringan lainnya secara pribadi (private) melalui jaringan publik (internet).
Terlebih lagi penelitian terbaru dari Queen Mary University of London yang dilakukan oleh Gareth Tyson, VPN berpotensi membocorkan informasi lebih dari yang Anda pikirkan.
Penelitian Tyson meneliti 14 VPN terkenal yang ada di pasaran dan menemukan 11 diantaranya berpotensi menimbulkan kebocoran informasi pribadi.
Ia menyebutkan bahwa kebocoran yang paling sering terjadi ditemukan ketika menjelajahi website.
Ketika Anda berinteraksi dengan situs web, tidak akan lagi seanonim yang Anda pikirkan karena --istilahnya-- Anda sedang menumpang di lapak orang lain.
Lebih lanjut website lifehacker.co.uk menghimbau pengguna VPN untuk sadar bahwa data pribadi Anda mungkin sudah tidak ‘pribadi’ lagi.
Beberapa hal negatif yang dpat terjadi jika Anda menggunakan VPN antara lain:
1. Penjualan Data Ilegal

Jika Anda menggunakan VPN secara gratis, maka Anda perlu waspada akan adanya penjualan data secara ilegal.
Dikutip dari TribunSolo dari beberapa sumber, penyedia layanan VPN gartis diduga melakukan penjualan data secara ilegal ke pihak-pihak tertentu.
Pihak-pihak tertentu tersebut seperti korporasi pengirim spam e-mail maupaun dan hacker.
Apalagi jika di HP Anda tersimpan data-data pribadi, maka menggunakan VPN sebaiknya dihindari.
2. Menggunakan IP Adress sebagai network Endpoint

Network Endpoint ini berguna untuk meningkatkan bandwith layanan VPN untuk meningkatkan kecepatan internet pemakai internet lainnya
Bahkan, beberapa sumber menyebut ada kemungkinan Network Endpoint dijual.
3. Serangan 'Man In The Middle'
Resiko lainnya saat menggunakan VPN gratis adalah munculnya man in the middle yang merupakan serangan pada sistem komputer yang saling berhubungan satu sama lain.
Penyerang muncul sebagai penengah dalam jalur komunikasi yang bertujuan untuk membaca, membajak, mencuri data, atau bahkan menyisipkan malware.
Malware adalah sejenis virus berupa iklan yang sering muncul dan mengganggu saat Anda menggunakan HP.
4. Potensi Data Pribadi dan IP Adress Bocor

Menggunakan VPN secara gratis dapat menimbulkan potensi bocornya data pribadi dan IP Adress.
Hal tersebut berbahaya lantaran, jika IP Adress diketahui maka berpeluang besar menjadi target penyerangan malware dan hacker.
Banyak pula penyedia layanan VPN gratis yang didapatkan melalui iklan yang dipasang pada website mereka.
Hal tersebut membuat bahaya Adware juga bisa saja mengancam.
5. Data Internet Banking Bisa Jebol
Hal yang terburuk dari penggunaan VPN di ponsel adalah jika Anda sering menggunakan internet banking dalam bertransaksi.
Mulai dari akses ke perbankan, transaksi kartu kredit dan sebagainya.
Karena data Anda terbuka, maka jangan sampai Anda menjerit jika tiba-tiba data perbankan atau transaksi online Anda jebol.
6. Menkominfo Sarankan Netizen Beralih ke Media Mainstream

Menteri Rudiantara mengatakan, akses ke sejumlah media sosial tersebut dibatasi karena perannya dalam penyebaran konten hoaks.
"Kita tahu modusnya adalah posting di media sosial, Facebook, Instagram, dalam bentuk video, meme, dan foto. Kemudian screen capture (tangkap-layar), viralnya bukan di media sosial, tapi di messaging system WhatsApp," jelas Rudiantara.
Jadi kita semua akan mengalami pelambatan kalau kita download (mengunduh) atau upload (mengunggah) video dan foto. Karena viralnya yang negatif besarnya mudaratnya ada di sana," imbuhnya.
Rudiantara mengatakan, berita terkini terkait dengan aksi 22 Mei 2019 pun hanya bisa diakses melalui media arus utama.
"Yang biasanya main di media online, media sosial, sekarang kita kembali sementara ke media mainstream," cetusnya.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) RI, Wiranto mengatakan pemerintah belum dalam memastikan sampai kapan pembatasan itu akan berlangsung.
Namun, dia memastikan langkah ini dilakukan bukan untuk bertindak "sewenang-wenang", melainkan "suatu upaya untuk mengamankan negeri ini."
"Kita bersama-sama memiliki negeri ini, jadi berkorban dua-tiga hari untuk enggaklihat gambar kan tak apa-apa," ujar Wiranto
Link Artikel: http://surabaya.tribunnews.com/2019/05/23/sampai-kapan-whatsapp-wa-facebook-fb-instagram-ig-error-ada-cara-mengakali-tapi-bahaya?page=all. Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi