WAWANCARA KHUSUS
Edward Brando 4 Periode Lolos Pileg di Batam, Mantan Kuli Bangunan Kini Langganan Kursi Dewan
Sosok Edward Brando kembali menghiasi wajah-wajah Anggota DPRD Batam periode 2019-2024.
EB: Yang banyak membantu saya adalah modal pergaulan. Istri saya tidak libatkan dalam politik sejak saya awal jadi DPRD pada 2004 silam. Istri hanya memberikan support doa. Itu saja.
TB: Apakah jumlah suara Anda kali ini melebihi atau kurang dari target untuk periode 2019-2024 ini?
EB : Kurang dari target. Semula saya optimistis adalah 7.000 suara pribadi. Tapi yang ada hanya 3.164 suara. Ditambah suara partai dan keseluruhan adalah 5.808 suara. Tapi alhamdulillah, suara ini pula yang menghantar saya ke periode 2019-2024. Meski kurang dari target yang saya inginkan sebelumnya.
TB : Menjadi caleg DPRD apa target Anda?
EB : Di luar sana banyak yang lebih pintar secara akademis. Banyak pula yang punya pengaruh. Yang kaya apa lagi, lebih banyak. Tetapi sedikit pula yang mengambil kebijakan untuk kepentingan orang banyak. Nah, ini pula yang mendorong saya untuk menjadi bagian untuk menyalurkan aspirasi warga saya. Untuk berbuat baik kepada mereka kenapa tidak.
TB: Kata banyak orang, pileg kali ini ongkosnya sangat mahal. Sebagian orang menyebut untuk lolos ke DPRD, katanya butuh miliar rupiah. Pendapat Anda?
EB : Penilaian itu saya relatif. Tapi dalam konteks pribadi tidak bicara masalah besar kecil cost yang dikeluarkan selama masa kampanye. Dan tidak sebesar angka itu pula. Saya kan sudah jadi anggota dewan, nah di anggaran. Itu ada namanya dana komunikasi. Keperluan untuk sosialisasi dari dapil asal. Nah ini pula saya manfaatkan dengan Baik. Bertemu warga. Makanya saya bilang tadi, uang bukan segalanya. Tapi pasti segalanya pasti butuh uang. Dalam konteks ini, orang meninggal dunia (maaf) pasti butuh cost ambulans. Nah saya itu, saya orang tidak suka janji - janji manis pada dapil saya. Makanya ketika sudah jadi, saya sudah turun. Turun ke masyarakat bukan harus ada duit. Tapi saya dengar apa aspirasi mereka. Di sini saya rasa modal utama bagi saya.
TB: Ada model lain yang lazim digunakan orang lain?
EB: Orang lain mungkin ada yang memanfaat kampanyenya, tapi itu hanya beberapa waktu yang dibolehkan KPU. Kalau saya, belasan tahun. Jadi masyarakat yang nilai kinerja saya. Begitu. Kalau dibilang harus ada duit jadi anggota dewan, menurut saya keliru pernyataan itu. Berbuat baik saja, maka buah dari ini adalah baik pula.
TB: Boleh tahu, berapa total dana Anda habis selama tahapan Pileg 2019 hingga hari H pencoblosan?
EB : Saya tidak bicara soal jumlah. Karena bagi saya, pandangan saya bahwa duit bukan segalanya. Saya sudah katakan tadi bahwa, saya hanya mengandalkan pergaulan. Kalau orang sudah cinta dan suka kepribadian kita, orang bantu kita. Menjadi saksi lah. Kalau saya keluarkan duit untuk beli kopi, apakah jumlah ini juga dihitung? Saya rasa tidak.
TB: Di daerah mana suara Anda terbanyak?
EB : Dapil saya itu kan dapil 3. Meliputi Kecamatan Bulang, Galang, Nongsa, dan Sei Beduk. Jadi dari suara yang saya dapat hampir semua kelurahan imbang. Mungkin ada beda, tapi beda beda sikit saja.
TB: Bisa diceritakan pengalaman unik, sedih, lucu, paling berkesan atau sulit dilupakan selama Anda kampanye?
EB : Banyak suka duka soal ini. Tetapi secara manusiawi degdegan itu pasti ada. Terpilih gak yah? Itu wajar. Tapi saya tidak, selalu optimistis. Karena saya sudah menanam. Menanam kepercayaan ini lah yang buat saya tegar. Saya terkesan bisa duduk sama tim saya. Saya rasa itu.