BERITA KOTA BATAM

Begini Kepercayaan Warga Tionghoa Batam Mengenai Telur Berdiri di Hari Pechun

Bagi Abang, tradisi untuk menata atau membuat telur dalam keadaan tegak berdiri juga telah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa sejak beribu tahun lalu

TRIBUN BATAM
Pemuda asal Kota Batam bernama Sofian atau akrab disapa Abang saat mencoba untuk menata telur dalam posisi berdiri. Hari ini, Jumat (7/6/2019), menurut Abang adalah perayaan Hari Pehcun, hari dimana masyarakat Tionghoa percaya telur dapat berdiri. 

Laporan Wartawan Tribun Batam Dipa Nusantara

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Beberapa waktu lalu, seorang pemuda asal Kota Batam, Kepri bernama Sofian, membuat masyarakat tercengang dengan rekor MURI yang berhasil diterimanya untuk kategori menata telur dalam posisi berdiri.

Rekor itu diperolehnya dari MURI setelah berhasil menata 88 telur dalam posisi berdiri dengan waktu yang diberikan selama satu menit.

Atas prestasinya tersebut, Sofian

Frustasi dan Mau Segera Pensiun di Akhir Musim dari MotoGP, Valentino Rossi Ucapkan Ini ke Fansnya

atau yang akrab disapa Abang memiliki cara tersendiri dalam menatanya.

Bandara Hang Nadim Batam Lengang, Pelabuhan Tellaga Punggur Justru Over Load

Sepatu Adidas Yeezy 350 V2 Seharga Rp 3,6 Juta, Rela Antrean Sampai Pagi, Apa Istimewanya?

Balita di Surabaya Ini Terkunci dalam Mobil Avanza, Upaya Evakuasinya dengan Cara yang Ekstrem

Selain menjadikannya sebagai kebiasaan, Abang juga terus berusaha kemampuan pikiran dan hatinya untuk dapat membuat telur dalam posisi berdiri.

"Dulu saya dibilang gila. Padahal saya hanya membuat telur berdiri, dengan memantapkan pikiran dan hati. Berdirikan telur tidak semudah yang dibayangkan, hati juga harus ikut tegak lurus dan dalam keadaan tenang," jelasnya kepada TRIBUNBATAM.id, Jumat (7/6/2019) pukul 16.00 WIB.

Bagi Abang, tradisi untuk menata atau membuat telur dalam keadaan tegak berdiri juga telah menjadi tradisi masyarakat Tionghoa sejak beribu tahun lalu.

Disebutkannya, hari perayaan untuk menata telur dalam posisi berdiri itu sering disebut Hari Pehcun.

"Hari ini adalah hari perayaan Pehcun. Jadi kalau masyarakat ingin mencoba untuk menata telur dalam posisi berdiri, silahkan. Bagi kami masyarakat Tionghoa, Hari Pehcun itu ditandai dengan gaya gravitasi yang melemah. Sehingga telur dengan mudahnya dapat berdiri," terangnya.

Namun Abang percaya, tiap orang yang ingin berusaha pasti akan dapat menata telur dalam posisi berdiri.

Baginya, tetap fokus dan tenang adalah kunci dalam menggeluti usaha apapun.

"Jangan gampang menyerah. Itu mungkin nilai dan norma yang ingin disampaikan. Saya saja dulu dibilang orang gila, sekarang saya dapat MURI. Itu berkat kerja keras," ujarnya lagi.

Untuk perayaan Hari Pehcun sendiri, menurut Abang, biasanya tradisi menata telur dalam keadaan berdiri itu dilakukan pada pukul 12.00 - 13.00 WIB.

Sebahagian masyarakat Tionghoa percaya, pada waktu itu, posisi matahari dalam posisi istimewanya, yakni tepat berada di atas khatulistiwa.

Sehingga matahari dapat memancarkan sinar paling kuatnya. Sementara di sisi lain, gaya gravitasi sedang dalam keadaan lemah.

"Pada tanggal tersebut posisi bulan tepat berada pada satu garis lurus dengan bumi sehingga gaya gravitasi bulan pada tengah hari akan tepat berada dibawah bumi sehingga kuning-kuning telur akan tertarik sedikit lebih rendah dibanding pada hari-hari biasa," papar Sofian.

Ditambahkan olehnya, hal inilah yang kemudian membuat titik berat telur lebih ke bawah, dan membantu telur untuk berdiri pada ujung lancipnya.

"Namun itu menurut kepercayaan kami ya," ucapnya lagi. (dna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved