Berawal dari Saling Ancam, Bentrok antar Pemuda Desa di Trangkil Pati yang Tewaskan 1 Orang
"Ayahnya masih mengurung diri di kamar, belum mau omongan. Namun, sedikit-sedikit sudah mau makan. Namanya orang tua, pasti merasa terpukul jika anakn
"Ya serawung seperti lumrahnya saudara. Tapi dia punya hobi yang kurang disetujui ayahnya," ujar Basuki.
Hobi Akhlis yang dimaksud Basuki ialah berpetualang bersama komunitas vespa gembel.
"Dia ikut komunitas vespa gembel. Sering bepergian ke luar daerah. Jauh-jauh, pernah sampai Surabaya, Semarang, Pekalongan, dan Cirebon. Setiap pulang bepergian dia selalu bawa stiker dan ditempelkan di kamarnya. Kamarnya sampai penuh stiker," ujarnya.
Namun, lanjut Basuki, setelah Akhlis meninggal, stiker-stiker tersebut telah dilepas oleh kakak perempuannya.
Sebelum jenazah Akhlis tiba di rumah duka kemarin sore sekira pukul 16.00, kamar Akhlis telah bersih dari stiker-stiker tersebut.
Basuki mengatakan, dulu Akhlis memutuskan berhenti sekolah ketika masih kelas 2 Madrasah Aliyah juga karena keinginannya berpetualang bersama komunitas vespa gembel.
• Balita Terkunci di Dalam Mobil, Ekstrim Evakuasinya Hingga Pakai Linggis Buka Pintu Mobil
• Iriana Jokowi Miliki Kenangan Bersama Ani Yudhoyono, Iriana Jokowi: Itu Terngiang-ngiang Bagi Saya
• Yuk Nonton Film kesayangan Anda Bersama Keluarga, Ini Jadwal di Bioskop Indonesia Bulan Juni 2019
• Ramalan Zodiak Lebaran Ketiga Jumat 7 Juni 2019 Aries Loyo, Gemini Nostalgia, Leo Raup Untung
"Ayahnya sebetulnya kurang setuju. Tapi namanya anak muda, jiwa petualangnya mungkin masih menggebu," terangnya.
Basuki mengatakan, jika tidak sedang bepergian, Akhlis kerap membantu pekerjaan pamannya di tambak. Dari situ ia mendapatkan upah.
Selain hobi berpetualang bersama komunitas vespa gembel, Akhlis juga hobi menonton pertandingan sepak bola. Menurut Basuki, Akhlis ialah penggemar berat Persebaya.
"Dia punya banyak kaos Bonek. Dia juga sering menonton langsung pertandingan Persebaya. Pernah nonton di Semarang dan Surabaya," ucapnya.
Bahkan, berdasarkan keterangan polisi, ketika peristiwa nahas yang menewaskannya terjadi, Akhlis juga tengah mengenakan gelang bertuliskan "Persebaya".
Basuki mengatakan, kemarin sekira pukul 02.30, ketika ia mendapat kabar bahwa Akhlis dilarikan ke rumah sakit, ia mengira adiknya jatuh dari motor. Ia sama sekali tidak mengira jika adiknya tewas dengan luka robek di perutnya.
"Awalnya, oleh teman-temannya dia dilarikan ke rumah sakit As-Suyutiyah Guyangan. Tapi di sana tidak sanggup menangani. Akhirnya dia dibawa ke RSUD Soewondo. Tanpa ambulans. Kebetulan ada temannya yang punya mobil. Kemudian, dia meninggal di perjalanan," terang Basuki.
Setelah diotopsi hingga pukul 15.00, lanjut Basuki, jenazah Akhlis segera dibawa pulang, disalatkan, dan dimakamkan di pemakaman setempat.
Saat ini, kasus ini masih dalam penanganan kepolisian. Kapolres Pati AKBP Jon Wesly Arianto melalui Kapolsek Wedarijaksa AKP Teguh Heri Rusianto mengatakan, sesuai pasal 170 Jo 351 KUH Pidana, kasus ini tergolong tindak pidana penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama di muka umum hingga mengakibatkan meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Bentrok antar Pemuda Desa di Trangkil Pati yang Tewaskan 1 Orang Berawal dari Saling Ancam