Polda Sumsel Punya Dua PR Kasus Mutilasi, Setelah Vera Oktaria Kini Karoman
Belum lagi kasus mutilasi terhadap Vera Oktaria terungkap, jajaran Polda Sumsel kembali dihadapkan kasus mutilasi terhadap Karoman di Ogan Ilir.
TRIBUNBATAM.id, PALEMBANG - Belum lagi kasus mutilasi terhadap Vera Oktaria, kasir IndoMaret, terungkap di Musi Banyuasin (Muba), jajaran Polda Sumsel kembali dihadapkan pada kasus mutilasi Karoman di Ogan Ilir.
Pelaku pembunuhan disertai mutilasi dialami Karoman (40) bapak lima anak, warga Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Potongan mayat Karoman ditemukan di sisi sungai di desa tersebut, Kamis (6/6/2019), pukul 10.00 WIB.
Hingga saat ini pelaku mutilasi terhadap Karoman belum tertangkap.
• Tak Menyangka Suaminya Tewas dengan Cara Sadis, Istri Karoman Korban Mutilasi: Apa Salah Suami Saya
• Polisi Periksa 7 Saksi Terkait Kasus Mutilasi Karoman di Ogan Ilir, Kepala & Tangan Belum Ditemukan
• Bagian Tubuh Masih Hilang, Baju dan Tanda Khusus Buat Keluarga Yakin Jenazah Mutilasi adalah Karoman
Polisi mengimbau pelaku menyerahkan diri sebelum polisi memberikan tindakan tegas terukur saat dilakukan penangkapan.
Imbauan dan peringatan itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Ogan Ilir AKP Malik Fahrin saat menggelar olah TKP ulang di lokasi penemuan mayat Karoman di sisi sungai desa tersebut Sabtu (8/6/2019).
“Himbauan kami dari Satreskrim Polres Ogan Ilir untuk siapapun anda bagi tersangka untuk meyerahkan diri, karena jika tidak menyerahkan diri sampai dengan kami dapatkan, dan apabila melawan petugas dan membahayakan masyarakat tidak segan-segan kami berikan tindakan tegas terukur, bila perlu kami kembalikan dengan peti mati,” tegasnya
Sementara itu, proses pencarian potongan tubuh Karoman yang hilang berupa kepala dan potongan kedua tangannya terus dilakukan.
Sabtu ini, sejak pagi warga setempat melakukan pencarian dengan ramai-ramai masuk ke dalam sungai sedalam satu setengah meter, lalu membongkar tumpukan tanaman enceng gondok guna mencari potongan tubuh yang hilang tersebut.
Namun, meski sudah berusaha dengan keras hingga Sabtu petang potongan tubuh yang dicari tak juga ditemukan.
Kasus mutilasi terhadap korban Karoman, hingga kini masih dalam penyelidikan dari Satreskrim Polres Ogan Ilir.
Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, Sabtu (8/6/2019) mengatakan, saat ini Satreskrim Polres Ogan Ilir dibackup Polda Sumsel masih melakukan penyelidikan untuk dapat mengungkap kasus ini.
"Saat ini, sudah diperiksa tujuh saksi. Baik dari pihak keluarga maupun dari saksi yang ikut mencari korban ketika hilang," ujar Supriadi.
Untuk mengumpulkan bukti-bukti tambahan di lokasi kejadian, dimana tempat ditemukan mayat Karoman, penyidik juga sudah menurunkan tim INAFIS, Labfor dan juga K9 untuk mengumpulkan barang bukti.
Nantinya, bukti-bukti ini akan digunakan untuk mengungkap kasus mutilasi terhadap Karoman yang ditemukan dalam kondisi tanpa kepala dan kedua tangan.
"Tim masih bekerja untuk mengungkap kasus ini. Kami memohon doa kepada masyarakat, agar kasus ini bisa cepat terungkap dan pelakunya cepat tertangkap," ujarnya.
Keluarga Karoman, korban pembunuhan dan mutilasi kini tengah menunggu waktu penjemputan jenazah keluarga mereka dari Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.
Rencananya, keluarga akan menjemput jenazah pada Senin (10/6/2019).

Namun pihak keluarga saat ini tengah mengupayakan biaya pemulangan jenazah Karoman yang telah diautopsi tersebut.
"Kalau soal dana, kami kendalanya di situ. Kami mau patungan, mungkin saudara-saudara suami saya. Saudara saya juga coba kumpulkan uang untuk jemput jenazah suami saya," kata Mardiah, istri Karoman saat dibincangi TribunSumsel.com di kediamannya di Desa Pinang Mas, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sabtu (8/6/2019).
Maklum, kata Mardiah, keluarga ia dan suaminya merupakan petani berpenghasilan pas-pasan.
Sehingga untuk mengurus biaya pemulangan jenazah yang jumlahmya tidak sedikit, harus melibatkan beberapa kepala keluarga.
"Kali ini petani, kadang nyari ikan. Cari duit Rp 50 ribu sehari, beli beras satu kilo, lauk, jajan sekolah anak, ya terima di situ. Uang hasil kerja habis untuk hati itu, uang untuk besok lain lagi," ucap Mardiah.
"Kalau mau ngurus jemput (jenazah) suami rasanya agak berat. Sekarang sedang diusahakan, mudah-mudahan ada yang mau bantu," imbuhnya.
Hingga saat ini, yang bisa dilakukan keluarga hanyalah mendoakan arwah almarhum dan berharap proses pemulangan dan pemakaman jenazah berjalan lancar.
"Mudah-mudahan saja bisa (memulangkan jenazah) Senin ini," tukas Mardiah sambil sesekali menyapu air mata.
Mardiah, istri Karoman korban mutilasi di Ogan Ilir, hingga kini tak menyangka suaminya meninggal dengan cara sadis dengan kondisi tubuh tidak utuh.
Mardiah sebagai istri sangat terpukul atas kepergian suami tercinta.
Baginya, Karoman merupakan sosok suami yang santun dan tidak pernah menghardik, apalagi berkata kasar.
"Salah apa suami saya? Orang sebaik itu, marah pun tidak pernah. Bentak-bentak tidak pernah. Sangat lembut kalau bicara atau menasihati anak-anak kami," kata Mardiah kepada TribunSumsel.com yang menyambangi kediamannya di Desa Pinang Mas, Sabtu (8/6/2019).
Tidak hanya kepada ia dan anak-anak, lanjut Mardiah, suaminya itu juga dikenal baik dan tidak pernah ada masalah dengan tetangga atau siapapun warga desa setempat.
"Kalau panggil orang dari jauh saja dia (Karoman) tidak teriak-teriak. Orangnya sangat lembut, pakai perasaan kalau ngomong. Saya tahu persis karena saya sudah 17 tahun berumah tangga," ucap Mardiah tak kuasa menahan air mata.
Kodam II Sriwijaya mulai mendeteksi keberadaan Prada DP Pelaku Pembunuhan kasir Indomaret yang tewas dimutilasi.
Prada DP Belum Tertangkap
Kasus mutilasi di wilayah Sumatera Selatan sebelumnya terjadi di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) pada 10 Mei 2019 lalu.

Seorang gadis bernama Vera Oktaria ditemukan tewas dalam kondisi tangan terpotong di sebuah penginapan.
Pelaku pembunuhan dan mutilasi terhadap Vera diduga dilakukan oleh pacarnya sendiri, prada DP.
Kasus Prada DP hingga kini masih terus dilakukan penyelidikan dari Kodam II Sriwijaya bekerjasama dengan Polda Sumsel.
Informasi terakhir, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Irwan, Selasa (28/5/2019) mengungkapkan bahwa terduga terdeteksi masih di wilayah di Muba.
"Sejauh ini, masih dilakukan pencarian dengan mengerahkan Intel, Denpom dan jajaran Koramil. Kami menyakini DP masih di Sumsel," ujar Mayjen Irwan.
Upaya menangkap Prada DP, terduga pembunuh dan pemutilasi kasir Indomaret Vera Oktaria, belum membuahkan hasil.

Vera Oktaria ditemukan tewas dengan kondisi termutilasi di penginapan Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumsel, pada Jumat (10/5/2019) lalu.
Selain jejak Prada DP yang masih misteri, keberadaan sepeda motor milik Vera juga masih teka-teki.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, mengatakan motor Vera hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
Menurut dia, Prada DP diduga membawa lari motor tersebut usai menghabisi Vera di penginapan.
Supriadi mengatakan, Prada DP menempuh perjalanan 132 kilometer naik motor dari Kota Palembang menuju Sungai Lilin, Muba.
"Ketika Prada DP menuju penginapan kecil bernama Sahabat Mulya menggunakan motor milik korban dan diduga masih dibawanya sampai sekarang," katanya.
Dugaan itu mencuat karena motor Vera tidak ditemukan di penginapan tersebut.
Supriadi mengatakan, di lokasi kejadian hanya ditemukan gergaji kecil yang digunakan pelaku untuk memotong tangan korban, dan sejumlah barang lainnya.
Indikasi Membakar Vera
Di tempat kejadian, polisi juga sempat menyebutkan indikasi rencana membakar jasad Vera Oktaria namun gagal.
Ini tampak dari temuan korek api, minyak tanah dan obat nyamuk.
Diduga, rencana pembakaran jenazah Vera Oktaria gagal karena obat nyamuk yang dipakai sebagai 'timer' pemantik api padam sebelum berhasil membakar jasad korban.
Sementara menurut atasan tempat Vera bekerja, bernama Yeyen, setiap pergi bekerja korban menggunakan motor matic yang baru saja dibelinya. "Kalau dia pergi sih menggunakan motor matic, sepertinya baru karena kondisi motornya masih terlihat bagus dan belum ada plat nomor polisi," ujarnya kepada Sripoku.com, Selasa (14/5/2019).
Dugaan serupa dikatakan kakak perempuan Vera, bahwa motor milik adiknya tersebut dibawa lari oleh Prada DP.
Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Pol Supriadi, menambahkan saat ini tim gabungan Polda Sumsel dan Pomdam II Sriwijaya terus mencari keberadaan Prada DP. Diharapkan pelaku secepatnya ditemukan.
Menurut dia, jejak Prada DP sulit diketahui lantaran alat komunikasi yang digunakannya sama sekali tidak dapat terlacak.
Meski begitu, tim gabungan terus melakukan pengejaran. Sejumlah tempat yang diduga menjadi tempat persembunyian Prada DP sudah didatangi oleh tim gabungan. Antara lain, di kawasan Baturaja, Bogor, hingga ke beberapa tempat di Jawa Timur.
"Sekarang tim masih melakukan pengejaran dan tim sekarang masih di Jatim. Memang kami akui, sampai saat ini belum membuahkan hasil," ujar Supriadi, Selasa.
Dugaan Prada DP merupakan pelaku mutilasi Vera Oktaria ini diperkuat setelah dia dilaporkan kabur dari Dodiklatpur (Komando Pendidikan dan Latihan Tempur) sejak Sabtu (4/5/2019).
DP merupakan seorang oknum TNI dengan pangkat Prada dan tengah menjalani pendidikan Infanteri di Dikjur Tamtama Infateri Ridam II Sriwijaya.
Namun, ia kabur dari Dodiklatpur, hampir bersamaan dengan temuan mayat pacarnya, Vera Oktaria.