Januari-Juni 2019, 73 Orang Terserang DBD di Bintan

Humas RSUD Bintan, Toni menyampaikan, data 73 pasien DBD tersebut hanya khusus penanganan DBD di RSUD Bintan. Belum mencakup ke seluruhan hingga ke K

Penulis: Alfandi Simamora |
TRIBUN BATAM/ALFANDI
Suasana RSUD bintan 

Laporan Wartawan Tribun Bintan, Alfandi simamora.

TRIBUNBINTAN.com, BINTAN - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bintan mencatat ada sebanyak 73 masyarakat yang terjangkit penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dari bulan Januari hingga pertengahan Bulan Juni 2019.

Humas RSUD Bintan, Toni menyampaikan, data 73 pasien DBD tersebut hanya khusus penanganan DBD di RSUD Bintan.

Belum mencakup ke seluruhan hingga ke Kecamatan Bintan Utara dan Kelurahan Tanjunguban.

"Sebab untuk di Kecamatan Bintan Utara dan daerah Tanjunguban, Lobam juga ada RSUD disana,"ucapnya, Jumat (14/6/2019).

Lanjutnya, 73 orang masyarakat yang terjangkit penyakit DBD ini, merupakan pasien dari Kijang Kecamatan Bintan Timur,dan sejumlah Kelurahan dan Desa yang ada di wilayah pelayanan RSUD Bintan.

"Jadi semua pasien yang terjangkit DBD ini sudah diberikan pelayanan dan rawat inap di RSUD Bintan,"ujarnya.

Ia juga menyebutkan, bahwa penderita DBD tahun ini belum ada pasien yang hingga meninggal dunia.

Namun terbilang meningkat dari tahun sebelumnya, karena sudah setengah dari jumlah penderita DBD di tahun 2018 yang berjumlah 123 orang pasien.

"Jumlah penderita DBD yang kita tangani di tahun ini terbilang meningkat dari tahun lalu, karena sudah mencapai 73 orang dan hampir sengah dari jumlah penderita DBD tahun lalu,"terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Dr Gama Isnaini menyampaikan, bahwa ditengah memasuki musim penghujan yang menerpah Wilayah Bintan memang ada beberapa warga yang terjangkit penyakit DBD.

Maka dari itu warga Bintan di himbau untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan.

Pasalnya, pada musim hujan populasi nyamuk demam berdarah sangat cepat berkembang biak dan biasanya serangan demam berdarah akan mudah datang sehingga dibutuhkan langkah untuk pencegahannya.

Sebab penyakit tersebut bukanlah penyakit yang hanya bisa menimbulkan demam bagi si penderita. Namun, kedua penyakit itu juga bisa menyebabkan kematian jika tidak dilakukan penanganan yang baik.

"Nah maka dari itu kami imbau masyarakat untuk terus menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan,"terang Gama.

Ia juga menjelaskan, untuk mencegah penyakit tersebut, dapat dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan sekitar, atau lebih populer dengan cara 3 M Plus yakni, menguras bak mandi, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, plus menggunakan pembasmi nyamuk di rumah.

Sebab untuk menekan jumlah penderita DBD tidak ada cara lain selain dengan menerapkan 3M plus tersebut di dalam kehidupan masyarakat setiap harinya.

"Karena langkah 3M plus yang tepat untuk mengatasi jentik-jentik nyamuk berkembang disekitaran rumah masyrakat,"tuturnya.

Lanjutnya, begitu juga dengan penerapan Jumantik di rumah bisa diterapkan kepada anak-anak atau remaja yang punya peran aktif.

Dengan cara tersebut juga bisa mengawasi langsung tempat-tempat sarang nyamuk disekeliling rumah yang terlihat ada genangan air tempat nyamuk berkembang biak, sehingga sarang nyamuk bisa diberantas langsung secara rutinya.

"Saya berharap masyrakat juga bisa membantu Pemerintah, dengan berperan aktif mencegah kasus DBD yang kian menimbulkan korban jiwa di tengah-tengah masyarakat yang sangat rawan didaerah padat penduduk,"jelasnya.(als)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved