Kisah Pilu Sang Kapten Teuku Markam, Penyumbang Emas di Puncak Monas, Begini Akhir Hidupnya
Dalam perjalanan hidup, Teuku Markam terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat yang didanai oleh Bank Dunia
Jika ada hal yang paling menarik dari Monas, hal tersebut sudah jelas adalah 38 kg emas yang ada di puncaknya.
Selama puluhan tahun, orang-orang dibuat terheran-heran dengan puncak emas tersebut.
Meski tak pernah ada dokumentasi, tapi banyak yang meyakini jika Teuku Markam yang menyumbang 28 kg emas.
Tak hanya itu saja jasa tokoh Aceh ini, Teuku Markam juga ikut andil dalam pembebasan lahan Senayan untuk menjadi pusat olah raga.

3. Dituduh sebagai antek PKI
Tak hanya Monas dan Senayan, masih banyak jasa yang dilakukan oleh Teuku Markam.
Ia juga ikut membiayai berbagai macam yang terkait dalam melepaskan Indonesia dari penjajahan Belanda.
Konglomerat yang dekat Soekarno ini juga ikut mensukseskan KTT Asia Afrika.
Luar biasa memang jasanya, namun pada akhirnya Teuku Markam justru tak dianggap dan diakui oleh negara.
Saat pemerintahan Soeharto, Teuku Markam diciduk dan dijebloskan ke dalam penjara dengan tuduhan terlibat dengan PKI.
Ia juga dianggap sebagai kaum penyembah Soekarno dan akhirnya Teuku Markam dijebloskan ke penjara pada tahun 1966.

4. Raga Dipenjara, Harta Dijarah
Penderitaan Teuku Markam bukan hanya ketika dirinya difitnah dan berakhir dipenjara.
Ada satu lagi kezaliman yang menimpa Teuku Markam yang dilakukan oleh pemerintah Soeharto.
PT Karkam miliknya yang telah menyumbang dana demi pembangunan ekonomi diambil dan menjadikannya milik negara.