PPDB 2019
PPDB 2019 Batam Kekurangan Jumlah Sekolah, Siswa SMP Belajar di Gedung SD
PPDB 2019 Batam yang juga menerapkan sistem zonasi mengalami persoalan kekurangan sekolah.
Penulis: Dewi Haryati | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUNBATAM.id - PPDB 2019 Batam yang juga menerapkan sistem zonasi mengalami persoalan kekurangan sekolah.
Jumlah sekolah negeri tidak sebanding dengan banyaknya jumlah siswa yang mendaftar sekolah negeri pada PPDB 2019 di Batam.
Kondisi ekonomi Kota Batam yang sampai saat ini belum membaik, membuat orangtua calon murid di Kecamatan Batuaji berharap anaknya bisa diterima di sekolah nengeri.
Namun karena kerbatasan kuota sekolah negeri, harapan ratusan orangtua tersebut terombang-ambing.
Data yang diperoleh Tribun di lapangan untuk wilayah Kecamatan Batuaji terdapat empat sekolah SMP yang secara zonasi akan menampung para pendaftar. Namun jumlah pendaftar membeludak. Sebanyak 350 calon siswa tingkat SMP yang tidak bisa tertampung.
• BPOM Temukan 530 Jenis Makanan Tanpa Izin Edar di Pasar Botania Batam, Ini Pengakuan Pemilik Tokonya
• Video-PPDB 2019 Pakai Sistem Zonasi di Batam, Siswa Tak Tertampung Sekolah Negeri, Ini Solusi Wako
Tak hanya di Batuaji, kekisruhan yang sudah berulang-ulang itu terjadi di zona Kecamatan Bengkong. Karena persoalan masih kusut, ratusan orangtua siswa yang anaknya tak tertampung di SMPN berdasarkan sistem zonasi di kawasan Bengkong, dikumpulkan di Ballroom Golden Prawn, Bengkong, Rabu (19/6).
Pertemuan dihadiri Wali Kota Batam, Rudi, Camat Bengkong M Tahir, Kepala Dinas Pendidikan, Hendri Arulan, Ketua Dewan Pendidikan, Sudirman Dianto dan dua kepala sekolah di kawasan Bengkong, SMPN 4 dan SMPN 30.
Dalam diskusi itu diharapkan ada solusi terhadap persoalan klasik yang selalu mencaut setiap tahun ajaran baru itu.
Seperti halnya para orangtua di Bengkong, sejumlah warga Batuaji yang anaknya tidak bisa masuk sekolah sesuai zonasi mengaku kecewa. Marta Elina, warga Batuaji yang sudah mendaftarkan anaknya ke SMPN 26, sesuai zonasi domisilinya. Namun nama anaknya tidak muncul meski jarak rumahnya dari sekolah tidak jauh.
"Tidak tahulah nanti, mau sekolah ke mana anak saya, Rumah saya di Rindang Garden Batuaji. Jaraknya lebih dekat ke SMPN 26 sesuai zona, tapi tidak di terima. Kalau ke SMPN 11 jaraknya sudah jauh, apalagi ke SMPN 53,"kata Marta.
Dia menjelaskan kondisi ekonomi Batam saat ini tidak memungkinkan anaknya di sekolahkan ke sekolah swasta."Kalau swasta jaman sekarang sulit juga. Setiap bulan harus pikirkan uang sekolah yang lumayan. Kalau di negeri kan tidak ada uang sekolah, kalau uang buku dan seragam masih bisa dicicil,"kata Marta.
Herlina, warga Genta III juga mengatakan anaknya yang sudah di daftar ke SMPN 53 tidak diterima. "Memang sangat jauh, tapi mau bagaimana, kita harus daftar ke sana sesuai zonasi,"kata Herlina.
Ia mengharapkan ada kebijakan dari pemerintah Kota Batam. Ia mengatakan kejadian serupa sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
"Kita hanya mengharapkan kebijakan pemerintah Kota Batam. Mudah mudahan seperti tahun sebelumnya, semua murid yang sudah daftar diakomodir,"kata Herlina.
Mengenai keresahan orangtua siswa di Sagulung, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan menegaskan sudah dilaksanakan pertemuan dengan warga. Hasilnya sebanyak 709 murid yang tidak tertampung akhirnya diakomodir dan diterima.
Gunakan Gedung SD
Sementara itu, dalam menyikapi persoalan di zona Bengkong, Wali Kota Batam, Rudi mengambil kebijakan untuk menambah daya tuampung siswa per kelasnya. Dari semula satu kelas terdiri dari 36 siswa, kini ditambah menjadi 40 siswa.
Selain itu, juga menambah rombongan belajar (rombel), dan membangun gedung sekolah baru--SMPN 62. Gedung sekolah baru ini akan dibangun tahun depan, dan lokasinya di Kelurahan Tanjungbuntung, Bengkong, atau tak jauh dari Puskemas setempat.
Sementara gedung sekolah baru belum dibangun, calon siswa yang masih belum tertampung, akan menumpang belajar di SDN 012 Batam di Kecamatan Bengkong. Solusi ini dicapai saat pertemuan yang juga dihadiri para pejabat setempat itu.
Berdasarkan sistem zonasi, di kawasan Bengkong terdapat dua SMP negeri, yakni SMPN 4 dan SMPN 30 Batam. Di SMPN 4 memiliki kuota sebanyak 324 calon siswa, dan menyisakan sebanyak 219 pendaftar yang belum tertampung. Sedangkan di SMPN 30, menerima 228 calon siswa, dan menyisakan sebanyak 163 calon siswa. Sehingga total calon siswa yang belum tertampung di Bengkong ada 382 calon siswa.
"Aturan di Permendikbud sudah saya ikuti. Sekarang saya mengambil kebijakan di daerah. Kepala SMPN 4 dan SMPN 30, masih punya kesempatan tak tambah murid?," kata Rudi.
Kepala SMPN 4 Batam, Desmizar mengatakan, mereka hanya bisa menambah jumlah siswa per kelasnya. Sedangkan untuk menambah rombel, tidak bisa. "Siswa yang tamat tahun ini ada 9 kelas. Kami tak bisa tambah ruang kelas lagi. Hanya bisa tambah dari 36 jadi 40 siswa per kelasnya. Berarti 36 orang lagi," kata Desmizar menjawab pertanyaan Rudi.
Sebanyak 36 orang ini disepakati para orangtua, akan diambil berdasarkan zonasi terdekat dari sekolah. Sedangkan Kepala SMPN 30 Batam, Nyorita mengatakan, saat ini ada delapan rombel untuk siswa baru di sekolahnya. Setiap rombel terdiri dari 36 siswa. Dengan penambahan empat siswa per kelasnya, ada 32 siswa lagi yang bisa ditampung.
"Kemudian, karena ada yang masuk siang, bisa tambah satu rombel lagi. Jadi di tempat kami bisa tambah 72 orang," ujar Nyorita.
Sebanyak 72 orang ini, juga disepakati akan diambil dari zonasi terdekat dari sekolah. Masih menyisakan sebanyak 274 calon siswa lagi yang belum tertampung. Mereka inilah yang akan menumpang belajar sementara waktu di gedung SDN 012 di Kecamatan Bengkong.
Sambil menunggu pembangunan gedung sekolah baru di SMPN 62 Batam rampung, Pemerintah rencananya akan membangun 10 lokal di sana. (Wie/rus/ian)