TRIBUNBATAM.id - Hubungan Prabowo Subianto dengan Ormas Islam pendukungnya jadi bahan perbincangan belakangan ini.
Pengamat politik Faizal Assegaf memandang hubungan Prabowo Subianto dengan Ormas Islam itu kemungkinan akan renggang.
Faizal Assegaf yang menjadi narasumber di Kompas Petang, pada Selasa (26/6/2019) mengatakan kerenggangan hubungan Prabowo Subianto dan Ormas Islam ini masih berkaitan dengan perbedaan sikap dalam menghadapi sidang putusan sengketa Pilpres 2019.
Dia mengaku memandang anjuran Prabowo sebagai cerminan seorang negarawan.
"Jadikan kita melihat itu sebagai etika politik Prabowo sebagai negarawan, bangsawan, sebagai bapak bangsa," ucap Novel Bamukmin dikutip TribunJakarta.om dari YouTube Kompas TV.
Tiba-tiba Faizal Assegaf memotong pembicaraan.
• Irak Isyaratkan Tak Bantu AS Jika Perang dengan Iran: Kami Sudah Lelah Berperang Empat Dekade
• Jelang Putusan Sidang MK, Tim Kuasa Hukum Sebut Maruf Amin Tak Hadir di MK
• Hati-hati Persib Bandung. Moral Bhayangkara FC Sedang Naik Setelah Kalahkan Persela Lamongan
• Emak-emak di Jambi Ini Joget Sambil Angkat-angkat Senjata, Polisi Pun Langsung Ambil Tindakan
TONTON JUGA
"Novel, saya potong sedikit," kata Faizal Assegaf.
Dia menilai Prabowo tidak memiliki etika dalam berpolitik.
Faizal Assegaf mengatakan perbedaan sikap Prabowo Subianto dan Ormas Islam terkait aksi turun ke jalan menujukkan adanya kerenggangan.
"Tidak ada etika di sana, justru ada kesenjangan antara Prabowo dengan elemen-elemen Islam, PA 212 dengan gerak-gerakan Islam," ucap Faizal Assegaf.
Faizal Assegaf kemudian membeberkan alasannya.
Menurutnya, Prabowo Subianto tak mengadakan diskusi terlebih dahulu dengan Ormas Islam pendukungnya saat mengambil keputusan.
"Kenapa? karena di internal koalisi ini tidak terjalin dialog dalam pengambilan sebuah keputusan," kata Faizal Assegaf.
"Misalnya begini, sebelum Prabowo masuk sebagai calon presiden itu melibatkan Ormas Islam dan tokoh-tokoh Islam dalam ijtima ulama kan,"
"Mestinya ketika masuk ke MK para tokoh ini juga dipanggil beruding, supaya apa? agar tidak ada demo tidak gejolak," tambahnya.
Tak cuma kerenggangan, Faizal Assegaf bahkan menganggap ada ketidakharmonisan antara Prabowo Subianto dengan Ormas Islam pendukungnya, semisal PA 212 dan GNPF.
"Kemudian elemen 212 dan GNPF saya menangkap ada disharmoni ada benturan yang kuat antara Prabowo dan kubu elemen Islam," jelas Faizal Assegaf.
Dia lantas mengatakan seharusnya Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan organisasi-organisasi tersebut.
"Prabowo harus hadir di ijtima ulama untuk menjelaskan," tutur Faizal Assegaf.
"Kalau negarawan tidak boleh mendua di sisi lain mendukung hukum MK, di sisi lain mengipas elemen Islam untuk menganggu stabilitas politik," tambahnya.
Menurut Faizal Assegaf tujuan PA 212 mengadakan aksi pada Selasa (26/6/2019) bukan untuk mendesak MK ataupun Jokowi.
"Sasaran mereka bukan untuk menghujat Jokowi, atau MK, apalagi Novel tadi mengatakan 'apapun keputusan MK'," ucap Faizal Assegaf.
"Ada pesan tersirat," imbuhnya.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto meminta para pendukungnya agar tidak menggelar aksi unjuk rasa atau demonstrasi di Mahkamah Konstisusi saat sidang sengketa hasil Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019.
Prabowo mengatakan, sudah ada delegasi yang mendampingi tim hukum pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam sidang tersebut.
Selain itu, ia juga ingin menghindari provokasi dan fitnah.
"Kami putuskan selesaikan (sengketa) melalui jalur hukum dan konstitusi, karena itu saya dan Sandiaga memohon agar pendukung kami untuk tidak berbondong-bondong hadir di MK pada hari-hari mendatang," ujar Prabowo melalui video yang diterima Kompas.com, Selasa (11/6/2019).
"Saya mohon sami'na wato'na, percayalah pada pimpinan dan sungguh-sungguh kalau anda dukung Prabowo-Sandi, mohon tidak perlu hadir di sekitar MK," ucapnya.
Dalam video bedurasi sekitar lima menit itu, Prabowo menegaskan bahwa sejak awal telah memutuskan menempuh jalur hukum dalam menyikapi hasil pilpres 2019.
Kalaupun ada kegiatan dan acara pengungkapan pendapat di hadapan umum, kata Prabowo, harus tetap dilaksanakan dengan damai dan anti-kekerasan.
"Kami sama sekali tidak ingin ada kerusuhan apapun di negara ini, bukan seperti itu penyelesaiannya. Karena itu saya dan Sandiaga Uno berharap semua pendukung kami selalu tenang dan sejuk, damai dan berpandangan baik serta laksanakan persaudaraan dan semangat kekeluargaan sesama anak bangsa," tutur Prabowo.
SIMAK VIDEONYA: