Mindo Tampubolon Ditangkap

Mindo Tampubolon 6 Tahun Tinggal Bareng Mertua, Getwien Mosse: Dia Bukan Pembunuh Anak Saya

Enam tahun berlalu sikap Getwien Mosse, ibu kandung Putri Mega Umboh, tidak berubah. Getwien Mosse yakin Mindo Tampubolon bukan pembunuh Putri.

tribunbatam.id
Mindo saat membacakan pembelaan diri dan usai di tangkap 

TRIBUNBATAM.id - Enam tahun berlalu sikap Getwien Mosse, ibu kandung Putri Mega Umboh, tidak berubah.  Getwien Mosse yakin Mindo Tampubolon bukan pembunuh Putri.

Getwien Mosse yakin pelaku pembunuhan Putri Mega Umboh adalah orang lain.

Dia juga membantah Mindo Tampubolon selama ini melarikan diri.

Karena itu, saat ditangkap kejaksaan ia sempat mendatangi Kejati Lampung dan meminta agar Mindo tidak ditahan.

Sebab, Mindo bukan pembunuh anaknya.

“Kami sebagai orangtua keluarga korban, yang dibunuh, yakin Mindo mantu kami bukan sebagai pembunuh. Sampai kapan pun Mindo bukan pembunuh putri kami. Semua rekayasa. Karena pembunuhnya itu Ujang dan Rosma,” kata Getwien, Kamis, 27 Juni 2019.

Getwien juga membantah Mindo buron.

Karena selama ini Mindo berada di Lampung tinggal bersama mereka, dan satu anaknya yang masih berumur 10 tahun.

“Mindo tidak lari, dia tinggal sama cucu saya, di sini (Lampung). Kadang di Jagabaya, kadang di rumah kami. Coba bayangkan, kalau dia pembunuh mana mungkin tinggal dengan keluarga korban. Kalau dia memang pelakunya, sudah dari dulu kami yang eksekusinya,” ujar Getwien lagi.

Ia juga meminta agar tidak memperlakukan Mindo seperti penjahat kelas kakap.

"Karena malam kan mereka lihat cucu saya tidak mau lepas dari bapaknya (Mindo),” kata Getwien.

Ia mengaku, keluarganya sangat terpukul dan sedih melihat Mindo yang harus ditangkap dan dimasukan ke sel dengan disaksikan cucunya.

“Ini menyangkut cucu saya, waktu mamahnya dibunuh, di depan dia (Keisha). Sekarang bapaknya ditangkap dia juga lihat. Bapak bisa bayangkan bagaimana perasaan cucu saya. Kalau bisa jangan lakukan itu di depan cucu saya,” ungkap Getwien.

Ditangkap di Depan Putrinya

Penangkapan Mindo Tampubolon, terpidana kasus pembunuhan anak mantan Kapolda Riau, di Lampung, Selasa, 25 Juni 2019 malam, berlangsung dramatis.

Mindo diamankan tim gabungan Kejaksaan Agung, Kejati Lampung, dan Kejati Kepulauan Riau di rumah sekaligus toko roti Rose Bread Kelurahan Jagabaya II, Bandar Lampung.

Penangkapan tersebut disaksikan putri Mindo yang masih berusia 10 tahun.

Mindo Tampubolon telah divonis pidana seumur hidup karena terlibat dalam pembunuhan istrinya sendiri, Putri Mega Umboh, 8 tahun lalu, tepatnya 26 Juni 2011.

Putri Mega Umboh tewas mengenaskan dengan lima luka tusukan di tubuh dan luka di bagian leher.

Korban ditemukan di dalam sebuah jurang, tepatnya sekitar 15 meter dari jalan utama Tanjung Punggur-Batam Centre.

Mindo sempat ditahan di Bareskrim Polri, Jakarta, pada 2013.

Namun saat ayahnya sakit keras, Mindo diberikan izin menjenguk.

Sang ayah kemudian meninggal dunia.

Mindo sendiri merupakan mantan Kasubdit Ditreskrimsus Polda Kepulauan Riau.

Di Lampung, Mindo membuka usaha toko roti di daerah Jagabaya.

Warga sekitar yang melihat penangkapan tersebut menuturkan, awal penangkapan bermula dari 20 orang tamu yang mendatangi rumah produksi roti milik Mindo.

Para tamu ternyata dari kejaksaan.

Mereka hanya mampir sebentar.

Namun kedatangan mereka menyita perhatian tetangga, karena sempat terdengar suara gaduh.

"Anaknya teriak, 'Papa, papa, papa.' Saya cuma bisa lihat dari pagar depan rumah. Ya Allah, hati saya kasihan. Pengen nangis lihatnya," ungkap istri ketua lingkungan II Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way Halim Syamsudin, Kamis, 27 Juni 2019.

Terlebih suara teriakan histeris sang anak kepada sang ayah saat ditangkap tim Kejagung RI membuat hati tetangga sekitar terenyuh.

"Iya, malam itu anaknya teriak 'Papa, papa, papa.' Saya cuma bisa liat dari pagar depan rumah. Ya Allah, hati saya kasihan, pengen nangis," ungkap ibu dari Ketua Lingkungan II Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way Halim Syamsudin, Kamis, 27 Juni 2019.

Wanita yang akrab dipanggil Nenek ini menuturkan, penangkapan terjadi sekitar pukul 21.30 WIB.

"Malam itu, dia (Mindo Tampubolon) sama anaknya baru pulang cari makan," ujarnya.

Mindo bersama anaknya membawa mobil dari arah Jalan Urip Sumoharjo dan langsung masuk ke halaman rumah yang juga tempat usahanya.

"Jadi dia baru pulang makan diikutin sama tiga mobil. Terus belok masuk rumah. Belum buka gembok rumah, orang yang ada di mobil keluar dan nyergap dia. Ada lah sekitar 20 orang," ucapnya.

Saat ditangkap itulah, kata Nenek, sang anak berteriak histeris.

Ia tak ingin melepaskan tangan sang ayah yang ditangkap tim Kejaksaan Agung.

"Saya cuma liat dari pagar. (Anak Mindo) Jerit sejadi-jadinya. Kayaknya Kaisya anaknya juga dibawa semobil-mobilnya ke arah Karang. Soalnya dari setelah kejadian gak ngeliat anaknya. Rumah juga terkunci," tandas Nenek.

Sementara itu, Ketua Lingkungan II Kelurahan Jagabaya II Kecamatan Way Halim Syamsudin mengaku tidak mengetahui persis kejadian tersebut.

"Kebetulan lagi gak enak badan. Jadi saya pas lagi tidur. Nah, pas ramai-ramai itu (teriakan anak Mindo Tampubolon) saya dibangunin. Begitu keluar, empat mobil lewat ke arah Karang," kata dia.

Meski demikian, Syamsudin mengakui jika pada siang hari sebelum penangkapan ia kedatangan tamu dari Kejaksaan Agung.

"Dua orang dari Kejaksaan Agung Jakarta lapor ke saya. 'Pak, saya nanti malam nangkep Pak Tampubolon. Bisa gak saya nyanggong di sini?'" ucap Syamsudin menirukan perkataan tim Kejaksaan Agung.

"Saya bilang gak papa. Asal gak ganggu kesibukan saya. Malamnya saya tunggu kok gak datang. Kemudian saya tidur, karena abis minum obat," imbuhnya.

Tak disangka, sekitar pukul 21.30 WIB, Syamsudin dibangunkan oleh cucunya.

Ia diberi tahu bahwa Tampubolon ditangkap.

"Baru keluar, empat mobil lewat. Anaknya dibawa. Pengen nangis saya denger cucung cerita. Kasihan anaknya masih kecil," bebernya.

Syamsudin mengatakan, Tampubolon sudah hampir satu tahun lebih tinggal di lingkungannya.

Menurutnya, Tampubolon cukup ramah dengan warga sekitar.

"Kalau lewat ya nyapa. Memang pertama kali pindah ke sini, yang datang anak buahnya. Ngomong kalau mau buka toko roti di depan sini," katanya.

Namun, Syamsudin mengaku tidak tahu persis kehidupan Tampubolon.

"Kalau kehidupannya, saya gak begitu tahu. Kalau tinggal berdua sama anaknya. Kalau siang, anak buahnya datang, memproduksi roti," tandasnya.

Rasa empati terhadap anak Mindo Tampubolon juga diungkapkan Rahmad Senopati, tetangga sebelah tembok toko roti Rose Bread.

"Rabu (Selasa) malam. Ya dua hari yang lalu. Kasihan saya sama anaknya. Baru naik kelas lima (SD). Umur 10 tahun. Cewek," ungkap Rahmad.

Rahmad menjelaskan, pasca penangkapan oleh tim Kejagung, tidak ada aktivitas di rumah dan toko roti Rose Bread.

"Sejak kejadian itu, rumah kosong," katanya.

Rahmad menuturkan, Mindo Tampubolon baru satu tahun menjadi tetangganya.

"Baru setahun pindah langsung buka usaha tempat pembuatan sekaligus penjualan (roti)," bebernya.

Rahmad mengenal Mindo Tampubolon sebagai sosok yang baik hati.

"Orangnya baik. Bersosialisasi, datang ke sini jualan roti. Dia juga ngampas sampai ke Baturaja," ucapnya.

Rahmad menuturkan, Mindo Tampubolon tinggal bersama anak perempuannya.

"Bagus orangnya. Sosialisasi, tegur sapa. Kalau masalah itu, kami tahunya dia pensiunan polisi. Malahan dia mau nyewa halaman saya untuk parkir mobilnya," katanya.

"Kan di toko itu gak ada parkir. Buat mobilnya yang Fortuner. Kalau ngampas pakai Grandmax," imbuhnya.

Rahmad membenarkan suasana penangkapan sangat gaduh.

Namun, ia tidak berani untuk keluar rumah.

"Kami gak berani keluar. Cuma ngintip. Kami gak tahu kalau dia (DPO Kejari Batam). Ya kaget aja dan gak nyangka, karena orangnya bagus," tandasnya. (Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa/Romi Rinando)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Ibu Kandung Putri Mega Umboh Sebut Mindo Tampubolon Bukan Pembunuh Anaknya, Melainkan 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved