KILAS SEJARAH

Candi Prambanan Jadi Saksi Cinta Pertama Soekarno & Hartini, Begini Kisahnya

Bung Karno kembali terpikat dengan pesona wanita lain, pada 1964 Hartini pindah ke salah satu paviliun di Istana Bogor

Kolase Bangka Pos dan IST
Hartini dan Soekarno 

Dilansir dari Bangkapos dalam artikel 'Kisah 21 Juni 1970, Bung Karno Ternyata Hembuskan Nafas Terakhirnya di Pangkuan Perempuan Ini', Hartini Soekarno kemudian dikenal sebagai salahh satu wanita setia yang selalu menemani Soekarno.

Ia juga tetap mempertahankan status pernikahannya sampai ajal menjemput Soekarno.

Di akhir hayatnya, Bung Karno diketahui terkena penyakit gagal ginjal dan sempat di Wina, Austria.

Dan ternyata, di pangkuan Hartinilah Bung Karno menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto pada 21 Juni 1970

Dilansir dari Wikipedia, Hartini lahir di Ponorogo, 20 September 1924 dan meninggal di Jakarta, 12 Maret 2002

Ayahnya, Osan adalah pegawai Departemen Kehutanan yang rutin berpindah kota.

Hartini menamatkan SD di Malang dan ia diangkat anak oleh keluarga Oesman di Bandung.

Hartini melanjutkan pendidikan di Nijheidschool (Sekolah Kepandaian Putri) Bandung.

Hartini menamatkan SMP dan SMU di Bandung.

Sebelum menikah dengan Soekarno, Hartini muda menikahi Soewondo dan menetap di Salatiga.

Ia menjadi janda pada usia 28 tahun dengan lima orang anak.

 
 

Pada masa tahun 1950-an, saat nasionalisme dan revolusi sangat kuat mewarnai citra diri Soekarno, membuat peran Hartini di Istana Bogor sangat besar dan ia menjadi satu-satunya istri yang paling lama bisa bertemu dengan Soekarno.

Hartini telah mengisi paruh kehidupan Soekarno.

Dia lambang perempuan Jawa yang setia, nrimo, dan penuh bekti terhadap guru laki.

Hartini meninggal di Jakarta 12 Maret 2002 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved