KILAS SEJARAH
Kisah Hartini, Cemburu Karena Soekarno Beri 'Perhatian' Khusus ke Istri Cantik Pangeran Kamboja
Bagi Hartini, Soekarno ketika itu tampak memberi 'perhatian' pada istri cantik pangeran Kamboja sehingga membuat hati Hartini merasa panas
TRIBUNBATAM.id - Kisah Soekarno seakan tak ada habisnya. Selalu diulas dan menjadi inspirasi dalam hal kebijaksanaan.
Salah satu cerita Soekarno yang terkenal adalah cerita bersama sang istri, Hartini.
Dilansir dari Surya.co.id, Soekarno pernah mendapat sindiran keras dari salah satu istrinya, Hartini
Dilansir dari buku "Dunia dalam Genggaman Bung Karno" karangan Sigit Aris Prasetyo tahun 2017, sindiran keras Hartini ini semata-mata karena ia merasa cemburu atas sikap Soekarno
Menurut Hartini, ketika itu Soekarno tampak memberi 'perhatian' khusus pada istri cantik pangeran Kamboja sehingga membuat hati Hartini merasa panas
• Hasil Laboratorium dan Rekomendasi Limbah dalam Kontainer di Batam Sudah Ada, Kok BC Belum Umumkan?
• Dibandrol Rp 13 Juta, OPPO Reno 10x Zoom Jadi Ponsel Premium High-End
• Berseteru dengan Scooter Braun, Justin Bieber Minta Maaf ke Taylor Swift, Berharap bisa Bertemu
• Selain Antrean Panjang, PPDB di SMAN 3 Batam Tak Ada Meja, Siswa Sampai Tulis di Batang Pohon
Kecemburuan Hartini ini berawal saat Soekarno mengadakan pertemuan dengan pangeran Kamboja, Norodom Sihanouk
Dalam buku tersebut disebutkan bahwa Norodom Sihanouk dan Soekarno memang berteman dekat saat itu
.jpg/450px-Norodom_Sihanouk_(1983).jpg)
Norodom Sihanouk pun tak lupa mengajak istrinya, Monique
Soekarno beserta istrinya, Hartini pun menemani Norodom Sihanouk dan Monique berkeliling Indonesia.
Norodom Sihanouk sebenarnya telah memiliki firasat kalau Soekarno memang memberi 'perhatian' khusus kepada Monique.
Saat berkeliling Indonesia, mereka menggunakan pesawat.

Perjalanan mereka pun agak terganggu karena pesawat yang mereka tumpangi terkena turbulensi.
Akibatnya, Hartini pun mabuk udara.
Melihat hal itu, Norodom Sihanouk menghampirinya dan menyarankan agar memanggil dokter pribadi yang saat itu juga ikut dalam rombongan.
Namun, Hartini justru memberikan jawaban dengan suara yang agak keras seperti menyindir
Hartini mengatakan, perhatian Norodom Sihanouk sudah cukup untuk mengobati mabuk udara yang dialaminya.
"Hartini kelihatan sengaja untuk menyindir suaminya yang menurutnya terlalu sibuk memberikan perhatian khusus pada Monique," tulis Sigit.
Rupanya Hartini memang merasa cemburu, dan memberikan sindiran keras kepada Soekarno.
"Sukarno mendengar betul apa yang dikatakan Hartini dan menangkap rasa cemburunya terhadap Monique," tulis Sigit dalam bukunya.
Temani Akhir Hayat Soekarno
Diantara istri-istri Soekarno, Hartini lah yang setia menemani detik-detik terakhir presiden RI pertama itu
Sudah menjadi rahasia umum kalau Soekarno pernah memiliki beberapa istri.
Sembilan istri Soekarno tersebut antara lain adalah, Oetari, Inggit Garnasih, Fatmawati, Hartini, Ratna Sari Dewi, Haryati, Yurike Sanger, Kartini Manoppo dan Heldy Djafar.
Dari ke sembilan nama itu, yang paling dikenal masyarakat Indonesia adalah ibu Fatmawati.
Namanya tercatat dalam sejarah sebagai Ibu Negara yang menjahit Bendera Sang Saka Merah Putih Indonesia pertama kali.
Kisah cinta Soekarno dan Fatmawati bermula saat masa pembuangan Sang Proklamator itu di Bengkulu.
Meski umurnya terpaut 22 tahun, keduanya tetap menikah pada 1 Juni 1943.
Setelah Indonesia merdeka, Fatma secara resmi menjadi Ibu Negara yang pertama.
Namun, pernikahan ini pun tak bertahan lama.
Bung Karno kembali terpikat dengan pesona wanita lain yang bernama Hartini.
Pertemuan pertama Bung Karno dan Hartini terjadi di Candi Prambanan, Jawa Tengah.
Namun, sumber lain menyebutkan jika pada 1952, Hartini berkenalan dengan Soekarno di Salatiga.
Satu tahun kemudian, Hartini dan Soekarno kembali bertemu saat peresmian teater terbuka Ramayana di Candi Prambanan.

Pada 7 Juli 1953, akhirnya Soekarno dan Hartini menikah di Istana Cipanas.
Beberapa tahun setelah menikah, tepatnya pada 1964 Hartini pindah ke salah satu paviliun di Istana Bogor.
Dilansir dari Bangkapos dalam artikel 'Kisah 21 Juni 1970, Bung Karno Ternyata Hembuskan Nafas Terakhirnya di Pangkuan Perempuan Ini', Hartini Soekarno kemudian dikenal sebagai salahh satu wanita setia yang selalu menemani Soekarno.
Ia juga tetap mempertahankan status pernikahannya sampai ajal menjemput Soekarno.
Di akhir hayatnya, Bung Karno diketahui terkena penyakit gagal ginjal dan sempat di Wina, Austria.
Dan ternyata, di pangkuan Hartinilah Bung Karno menghembuskan napas terakhirnya di RS Gatot Subroto pada 21 Juni 1970
Dilansir dari Wikipedia, Hartini lahir di Ponorogo, 20 September 1924 dan meninggal di Jakarta, 12 Maret 2002
Ayahnya, Osan adalah pegawai Departemen Kehutanan yang rutin berpindah kota.
Hartini menamatkan SD di Malang dan ia diangkat anak oleh keluarga Oesman di Bandung.
Hartini melanjutkan pendidikan di Nijheidschool (Sekolah Kepandaian Putri) Bandung.
Hartini menamatkan SMP dan SMU di Bandung.
Sebelum menikah dengan Soekarno, Hartini muda menikahi Soewondo dan menetap di Salatiga.
Ia menjadi janda pada usia 28 tahun dengan lima orang anak.
Tahun 1952 di Salatiga, Hartini berkenalan dengan Soekarno yang rupanya langsung jatuh cinta pada pandangan pertama
Pada masa tahun 1950-an, saat nasionalisme dan revolusi sangat kuat mewarnai citra diri Soekarno, membuat peran Hartini di Istana Bogor sangat besar dan ia menjadi satu-satunya istri yang paling lama bisa bertemu dengan Soekarno.
Hartini telah mengisi paruh kehidupan Soekarno.
Dia lambang perempuan Jawa yang setia, nrimo, dan penuh bekti terhadap guru laki.
Hartini meninggal di Jakarta 12 Maret 2002 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak.
Hartini meninggalkan 6 anak yaitu Bayu Soekarnoputra dan almarhum Taufan Soekarnoputra (berayah Bung Karno) serta Siti Suwandari, Herwindo, Tri Harwanto, Sri Wulandari, dan (berayah Soeswondo)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Soekarno Kena Sindiran Keras Hartini Gara-gara Beri 'Perhatian' ke Istri Cantik Pangeran Kamboja