KILAS SEJARAH

Sosok Soeharto Saat Masih Kecil, Hidup Penuh Lika-liku dan Mengalami 'Penculikan', Ini Kisahnya

Kisah masa kecil Soeharto memang penuh dengan liku-liku, bahkan ia pernah 'diculik' oleh

Tribun Timur (Repro)
Soeharto dan istrinya, Tien Soeharto 

Singkat cerita, usaha Sukirah dan Atmoprawiro berhasil. Umur empat tahun, Soeharto kembali ke pelukan Sukirah.

Tapi, kebahagiaan yang dirasakan Soeharto dekat dengan ibunya tidak berlangsung lama.

Umur delapan tahun, Kertosudiro "menculik" Soeharto. Dia menyerahkan Soeharto pada adik perempuannya yang tinggal di Wuryantoro.

Kertosudiro menganggap Soeharto akan terawat lebih baik jika tinggal di sana.

Soeharto dan Siti Hartinah
Soeharto dan Siti Hartinah (Foto Bombastis/Yoyok Prima Maulana)

Setahun berlalu, Soeharto yang sedang libur sekolah dibawa pulang oleh Atmoprawiro. Hingga liburan berakhir, Sukirah dan Atmoprawiro ternyata tetap tidak mau melepaskan Soeharto.

Terdorong rasa sayang yang besar, Ibu Prawirowihardjo menjemput dan memohon agar Soeharto diperbolehkan kembali ke rumahnya.

Ibu Prawirowihardjo cemas akan pendidikan Soeharto jika tidak diperbolehkan kembali ke rumahnya

Melihat kesungguhan ibu Prawirowihardjo dalam berniat mengurus dan mendidik Soeharto seperti anaknya sendiri, Sukirah dan Atmoprawiro pun rela memberikan Soeharto.

Sejak saat itulah Soeharto baru punya "keluarga tetap". Dia tinggal dengan tenang dan nyaman di rumah bibinya tersebut, sampai usai masa remaja dan mulai bekerja.

Setelah melalui perjuangan panjang, Soeharto pun meraih pangkat hingga Jenderal Besar lima.

Dilansir dari Nakita, karir militer Soeharto berawal saat menjadi prajurit KNIL (1942) atau tentara kerajaan Hindia Belanda.

Saat Jepang menduduki Indonesia dan Belanda menyatakan menyerah, Soeharto bergabung dalam prajurit PETA (Pembela Tanah Air).

Begitu Jepang kehilangan kekuasaan dan Indonesia memasuki masa transisi revolusi untuk mempertahankan kemerdekaan, Soeharto yang sudah memiliki keterampilan bertempur langsung bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Sebagai anggota TKR yang kemudian menjabat Batalyon X, Soeharto terlibat dalam berbagai pertempuran sengit melawan pasukan Sekutu dan Belanda.

Pasukan Sekutu yang datang ke Indonesia pasca proklamasi 1945 itu bertugas melucuti tentara Jepang sekaligus mengambil alih kekuasaan RI ke tangan kolonial Belanda.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved