BAYI AJAIB! Tetap Bertahan 7 Bulan di Rahim Sampai Lahir Saat Ibunya Koma dan Operasi Tumor Otak

Bagaimana janin itu bisa bertahan hingga lahir di usia kandungan 33 minggu sementara ibu harus dioperasi akibat tumor di kepala?

NSTP/Syamsi Suhaimi
Fairol Haziri bersama isterinya, Kamareeah, serta dua anaknya 

TRIBUNBATAM.ID, KOTA BHARU - Peristiwa langka terjadi di Malaysia. Seorang bayi perempuan berhasil lahir dengan selamat di saat ibunya koma sejak DEesember 2018 lalu akibat tumor di kepala.

Kamareeah Arwae (36), sang ibu, mengalami koma ketika ia hamil dua bulan di sebuah rumah sakit  Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.

Bagaimana janin itu bisa bertahan hingga lahir di usia kandungan 33 minggu sementara sang ibu juga harus ditangani medis secara serius akibat tumor di kepala?

Dilansir TribunBatam.id dari Berita Harian, selama di rahim ibunya, jabang bayi ini bergantung pada susu dimasukkan melalui tiub dari leher ibu yang koma setelah mengalami kejang akibat tumor di kepalanya semakin membesar.

Korea Selatan Permudah Pengajuan Group Visa untuk Travel Agent dari Indonesia, Ini Daftarnya

Selama 19 Tahun Beroperasi, Lion Air Terbangkan 600 Juta Penumpang

New Mitsubishi Triton Resmi Diluncurkan di GIIAS 2019, Setiap Pemesanan akan Dikirim September

Kelahiran bayi bernama Farah Hanis Fairol Haziri yang kini berusia 41 hari ini disebut sebagai keajaiban karena dokter sebelumnya memperkirakan nyawa bayi ini tidak bisa diselamatkan.

Apalagi, selama koma tersebut, Kamareeah menjalani banyak proses operasi, termasuk mengkonsumsi obat yang dikhawatirkan bisa berdampak pada bayi.

Ayah sang bayi perempuan itu, Fairol Haziri Rahim (44) mengatakan, Farah Hanis dilahirkan prematur dengan usia kandungan berusia 33 minggu.

Sang bayi mengidap sedikit komplikasi dan sempat dirawat sekira tiga minggu sebelum diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

“Saya memang sudah mengetahui istri hamil dari awal. Ketika isteri menerima perawatan, dokter memberitahu bahwa janin mungkin tidak dapat bertahan."

Pasalnya, istrinya harus dioperasi dan mendapat perawatan intensif untuk mengobati tumornya tersebut.  Hal ini akan berbahaya terhadap janin yang dikandungnya.

“Isteri melalui banyak proses pengobatan dan dokter ada menerangkan risiko proses itu terhadap janin,” katanya ketika ditemui di rumah mereka di Taman SL Badang, Jalan Pantai Cahaya Bulan (PCB), Kota Bharu.

Fairol Haziri mengatakan, isterinya menjalani operasi untuk membuang tumor sebesar bola pingpong ketika kandungan memasuki usia empat bulan.

Saat operasi itu, dokter kembali menyatakan bahwa bayi itu berkemungkinan akan meninggal dunia dalam kandungan atau gugur sendiri karena ia dan ibunya sangat lemah.

Selain itu, nyawa istrinya juga mesti jadi prioritas dokter.

“Setelah menjalani dua pembedahan, termasuk membuang tempurung kepala, isteri diperbolehkan pulang dan dalam waktu itu, kandungannya masih tiada tanda negatif," kata Fairol.

Ketika kandungan Kamareeah berusia 33 minggu dan perutnya semakin membesar dengan normal serta menunjukkan perkembangan sempurna, tim medis mengambil keputusan supaya sang bayi dilahirkan melalui operasi cesar.

Fairol Haziri mengatakan, setelah dilahirkan, Farah Hanis sempat mengkonsumsi susu ibu dari seorang wanita selama dua minggu.

Setelah itu, bayinya bergantung pada susu formula khusus untuk bayi prematur.

Selain Farah Hanis, pasangan itu memiliki seorang lagi anak, Farras Hazim berusia setahun tujuh bulan dan masih menyusu pada ibunya sebelum Kamareeah koma.

Fairol Haziri sebelumnya memiliki sebuah rumah makan tetapi warungnya ditutup setelah kejadian menimpa isterinya.

Ia kini tidak bekerja dan hanya bergantung pada bantuan donatur serta pihak lain untuk memenuhi biaya bagi sang bayi dan istrinya.

Fairol Haziri mengatakan, pihaknya menerima bantuan keuangan dari Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan (MAIK) serta bantuan bulanan RM200 dari sebuah lembaga donatur masyarakat (JKM) yang sedikit sebanyak meringankan beban yang ia tanggung.

LIHAT VIDEONYA:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved