Nasib Istri Imigran, Dihajar Suami Tanpa Ampun di Depan Anak
Pria Korea Selatan berusia 36 tahun yang hanya disebut bernama Kim ini terekam menganiaya istrinya yang berusia 30 tahun asal Vietnam
TRIBUNBATAM.ID, SEOUL - Sebuah video kekejaman seorang suami membuat marah publik Korea Selatan.
Pria Korea Selatan berusia 36 tahun yang hanya disebut bernama Kim ini terekam menganiaya istrinya yang berusia 30 tahun.
Wanita itu diketahui imigran asal Vietnam yang dipersunting pria itu.
Mirisnya lagi, aksi penganiayaan itru hanya karena masalah-masalah sepele dan dilakukan di depan anaknya yang baru berusia 2 tahun.
• Tiket Pesawat hingga Kereta Api dapat Diskon di Aplikasi Ini
• Gara-gara Aplikasi Ini, Foto Belasan Perempuan Singapura Tersebar Tanpa Busana!
• Mitsubishi Eclipse Cross Diperkenalkan, Ini Spesifikasi dan Varian Warnanya
Setelah heboh di medias sosial, pilisi langsung menggerebek pria tersebut dan langsung ditahan karena khawatir bahwa dia akan menyerang istrinya lagi, demikian dilansir AsiaOne.com dari media Korea, The Hankyoreh.
Kim dilaporkan memukuli istrinya selama lebih dari tiga jam pada Kamis(4/7/201) malam di rumah mereka di Yeongam, Provinsi Jeolla Selatan.
Namun video tersebut baru beredar Sabtu pekan lalu dan langsung viral di negara tersebut.
Dalam video yang memicu kemarahan luas itu terlihat Kim menampar, meninju dan menendang istrinya tanpa ampun di depan putra mereka yang berumur dua tahun.
Sementara sang istri terlihat hanya terduduk sambil melindungi wajahnya yang terus menjadi sasaran pukulan suami.
Dari hasil pemeriksaan polisi, alasan Kim memukuli istrinya juga sangat sepele dan aneh.
Ia marah karena istrinya tidak pandai berbahasa Korea dan hanya memasak makanan Vietnam, bukan makanan Korea.
Setelah pemukulan berulang-ulang dari Kim, korban akhirnya merekam video penderitaannya menggunakan ponsel yang dia tempatkan di meja ruang tamu.
Pada tanggal 5 Juli, dia mengirim video itu ke kenalannya yang langsung membuat laporan polisi dan memposting video itu di media sosial.
Serangan Kim membuat korban mengalami patah tulang rusuk dan cedera lain yang membutuhkan perawatan selama empat minggu, lapor The Korea Herald.