Donald Trump Kini Lawan Emak-emak. Pernyataan Rasisnya Menyulut Amarah dan Ancaman Impeachment
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menuai kontroversi setelah menghungkapkan pernyataan rasis terhadap emak-emak anggota kongres
Dia juga menuduh mereka berpihak pada organisasi teroris daripada sekutu AS, Israel, dan menyiratkan bahwa mereka tidak mau menghargai kengerian sebenarnya dari serangan 11 September.
Omar, khususnya, telah ditargetkan oleh Trump yang menuduhnya sebagai komunis dan simpatik kepada Al Qaeda.
"Saya tidak akan bermartabat dengan menjawabnya," kata Omar, wanita Muslim pertama yang terpilih untuk Kongres.

Omar juga kerap menyerang sekutu AS, Israel.
Omar menuduh Trump melakukan serangan pribadi kepada anggota parlemen karena 'dia tidak tahu bagaimana mempertahankan kebijakannya.
“Jadi yang dia lakukan adalah menyerang kita secara pribadi. Dan ini adalah tentang semua ini. Dia tidak bisa melihat wajah seorang anak dan dia tidak bisa melihat semua wajah orang Amerika dan membenarkan saat negara ini melemparkan mereka ke dalam kandang."
"Jadi sebagai gantinya, dia memberi tahu kita bahwa aku harus kembali ke wilayah besar bronx dan membuatnya lebih baik dan itulah yang harus aku lakukan di sini."
Trump kembali menyerang bahwa mereka hanya empat orang.
"Kami lebih dari empat orang," kata Pressley. “Pasukan kami besar. Pasukan kami mencakup siapa pun yang berkomitmen untuk membangun dunia yang lebih adil dan adil."
Dia menambahkan: "Mengingat ukuran pasukan ini dan bangsa yang besar ini, kita tidak bisa, kita tidak akan dibungkam."
Sebelum anggota parlemen memulai konferensi pers mereka di Capitol Hill, presiden turun ke Twitter untuk mendapatkan serangkaian pukulan terakhir --menuduh mereka sebagai 'anti-Israel, pro Al-Qaeda' dan menginginkan 'negara komunis.'
Salah satu sekutu penting Trump, mantan direktur komunikasi Gedung Putih, Anthony Scaramucci, bahkan ikut menilai pernyataan Presiden "tercela".
Dia mengatakan kepada BBC Today: "Saya tidak melihat Presiden sebagai rasis, tetapi ada satu hal, jika Anda terus mengatakan dan bertindak seperti itu, maka kita harus mengatakan, mungkin Anda bukan rasis, tapi mungkin Anda seorang tercela."
Scaramucci juga menuduh penasihat senior Gedung Putih terlalu 'takut' untuk menghadapi Presiden.
Trump melemparkan tuduhan komunis, rasis dan pendukung Algaqeda, namun tidak menyebut nama.
"Saya tidak menyebutkan - saya tidak menyebutkan nama. Dan saya tidak melakukan itu," katanya kepada Daily Mail.
Hanya saja, sebuah tulisan tangan di teks pidatonya tertangkap kamera, menunjukkan istilah-istilah terhadap empat perempuan itu.
Trump dalam catatan itu merujuk kebangsaan Omar sebagai anti-Semit.
"Ketika saya mendengar pernyataan yang mereka buat, dan kalau-kalau ada seseorang yang datang dari Somalia - yang merupakan pemerintah yang gagal, negara yang gagal --yang meninggalkan Somalia, yang akhirnya datang ke sini, dan sekarang adalah anggota Kongres yang tidak pernah bahagia, mengatakan hal-hal mengerikan tentang Israel. Benci orang Yahudi. Benci orang Yahudi!" kata Trump.
Presiden tidak menanggapi pertanyaan dari DailyMail.com, apakah dia menuduh Ocasio-Cortez seorang komunis.
Pelosi mengumumkan Senin, Partai Demokrat sedang menyusun resolusi mengecam tweet Presiden Trump terhadap anggota parlemen.
Pembicara itu mengindikasikan akan ada pemungutan suara segera di majelis itu, suatu langkah yang dirancang untuk mendengar pernyataan anggota kongres dari Republik tentang tweet Presiden, setelah selama ini mereka berusaha membela Trump.
Pelosi memang tidak memberitahukan kapan pemungutan suara itu dilakukan, tetapi ia memastikan akan mengeluarkan edaran pada Hari Senin.

"DPR tidak bisa membiarkan karakterisasi imigran Presiden ke negara kita berdiri. Rekan-rekan Republik kami harus bergabung dengan kami dalam mengutuk tweets xenophobia Presiden," katanya.
"Silakan bergabung dengan kami untuk mendukung resolusi yang akan disponsori oleh Tom Malinowski yang lahir di luar negeri, dan Jamie Raskin, bersama dengan Anggota Demokrat lainnya yang lahir di luar negeri," katanya dalam suratnya.
Asal tahu saja, kongres saat ini didominasi oleh Demokrat yang selalu menjadi pengganjal atas kebijakan inklusif AS sejak terpilih jadi Presiden.
Bahkan, pada Pemilu pertengahan 2018 lalu, sejumlah calon Republik tumbang oleh calon Demokrat dan hal ini akan menyulitkan Trump pada Pilpres 2020 nanti.