Jokowi Sebut Pepatah Jawa 'Lamun Siro Sekti Ojo Mateni', Sinyal Rencana Prabowo Gabung Koalisi?

Presiden Jokowi menuliskan pepatah Jawa 'Lamun siro sekti, ojo mateni', adakah hubungannya dengan rencana Prabowo gabung koalisi Jokowi?

DOK. Sekretariat Kabinet
Jokowi dan Prabowo berbincang di MRT, Sabtu (13/7/2019). 

"Kita belajar dari 32 tahun pak Harto ketika kekuasaan dipakai dengan otoriter, dengan menggunakan segala daya upaya kesaktian negara, akhirnya rakyat mengambil sebuah langkah yang sangat tegas," kata Hasto.

Pertemuan Jokowi dan Prabowo di stasiun MRT dianggap akan mengubah peta politik dalam lima tahun ke depan.

Partai Gerindra sudah menyerahkan ke Prabowo Subianto untuk menentukan sikap politiknya.

Muncul sinyal-sinyal Prabowo akan membawa Gerindra bergabung dengan koalisi, namun sekali lagi belum ada keputusan final.

Dalam waktu dekat, Prabowo dikabarkan akan mengundang Jokowi dan sejumlah petinggi partai koalisi Jokowi seperti Megawati Soekarnoputri, Ketum Golkar Airlangga Hartarto hingga Muhaimin Iskandar.

Koalisi atau Oposisi

Pengamat politik Ray Rangkuti menilai keinginan partai Gerindra untuk bergabung dengan koalisi pemerintah atau Jokowi-Ma'ruf terlihat cukup besar.

"Jika dibuat dalam persentase, saya kira keinginan bergabung dengan pihak 01 bisa mencapai 60 persen," ujar Ray Rangkuti, dalam keterangannya, Minggu (21/7/2019).

Menurutnya, hal itu terlihat dari hasil rapat Dewan Pembina Partai Gerindra yang dilakukan di Hambalang, Jumat (18/7), terkait pertemuan Joko Widodo dan Prabowo Subianto di MRT.

Ray mengaku tidak melihat tidak ada penolakan dari hasil rapat tersebut soal pertemuan keduanya. 
Namun demikian, posisi Gerindra sendiri masih belum jelas apakah akan bergabung dengan koalisi pemerintah atau menjadi oposisi.

"Hasil rapat Dewan Pembina Partai Gerindra tentang pertemuan MRT bersifat positif. Artinya, tak terdengar adanya penolakan atau kritikan yang dilakukan oleh dewan pembina atas pertemuan itu," kata dia.

"Hasil pertemuan itu juga tidak memberi ketegasan posisi Gerindra, apakah akan menjadi oposisi atau sebaliknya bergabung dengan koalisi pemerintah. Dari sini, kita dapat membaca bahwa kehendak Gerindra punya kecenderungan untuk ikut serta dalam koalisi pemerintahan Jokowi," imbuhnya.

Akan tetapi, Direktur Lingkar Madani Indonesia itu menyebut masih ada negosiasi selanjutnya dalam waktu 3 bulan ke depan yang akan menentukan kemana arah Gerindra berlabuh.

Lebih lanjut, meski nantinya Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah, Ray meyakini kehadiran Gerindra bukanlah ancaman bagi partai koalisi 01.

"Jikapun akhirnya Gerindra masuk, nampaknya tidak akan ada jatah kursi kabinet bagi parpol yang akan dibagi. Karena itulah kehadiran Gerindra tidak terlihat sebagai 'ancaman' bagi partai-partai koalisi 01. Dan karena itu pulalah, 60 persen wajah kabinet akan diisi oleh perwakilan parpol dan sisanya baru ke non parpol," tutur Ray.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved