Teriakkan "Bebaskan Hongkong", 1,000 Demonstran Penuhi Bandara Internasional
Menyaksikan ramainya unjuk rasa di Bandara Internasional Hongkong, otoritas bandara mengungkapkan hal ini tidak akan menganggu kegiatan operasionalnya
TRIBUNBATAM.id - Menyerukan "Bebaskan Hongkong", lebih dari 1.000 orang demonstaran berkumpul di Bandara Internasional Hongkong untuk menuntut keadilan mereka.
Menyaksikan unjuk rasa di Bandara Internasional Hongkong, otoritas bandara mengungkapkan hal ini tidak akan menganggu kegiatan operasionalnya..
Pihak Bandara Internasional Hongkong hanya meminta kepada para calon penumpang untuk hadir lebih awal kesana.
• Gunakan 55 Kaleng Gas Air Mata, Polisi Hongkong Bubarkan Massa Unjuk Rasa
• Situasi Makin Kacau, Singapura Peringatkan Warganya di Hongkong Jauhi Bandara
• Makin Memanas, Polisi Hongkong Larang Aksi Protes Warga Menentang Kelompok Triad
Mantan koloni Inggris yang kembali ke China pada 1997 mengalami krisis politik terburuk dalam beberapa dekade setelah demonstrasi yang terjadi dalam dua pekan terakhir.
Unjuk rasa yang dipicu usulan UU Ekstradisi itu menuai sorotan China setelah demonstran melakukan perusakan terhadap kantor perwakilan akhir pekan lalu..
Diwartakan Reuters Jumat (26/7/2019), insiden itu memicu peringatan dari Beijing yang menyatakan aksi vandalisme itu merupakan serangan terhadap kedaulatan China.
Pengunjuk rasa diprediksi bakal semakin banyak pada Sabtu (27/7/2019) dan memprotes serangan pada Minggu pekan lalu (21/7/2019) di stasiun kereta..
Saat itu, para pendemo mendapat serangan dari orang-orang bersenjata di mana sumber polisi mengungkapkan, ada pelaku yang berasal dari kelompok triad dengan 45 orang terluka.
Hong Kong kembali ke China melalui metode "satu negara, dua sistem" yang menjamin kebebasan, termasuk kebebasan melakukan protes yang tak dinikmati di daratan utama dalam 50 tahun terakhir.
Massa turun ke jalan setelah muncul UU Ekstradisi yang mengizinkan terdakwa untuk diekstradisi ke China daratan, dan menuntut Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.
Beberapa pengunjuk rasa yang mengenakan helm dan duduk di bagian aula kedatangan membawa spanduk dan meminta pemerintah mencabut UU Eksekutif dengan nyanyian "Bebaskan Hong Kong" menggema.
"Dunia sedang menyaksikan aksi kami beberapa pekan terakhir," kata Jeremy Tam, mantan pilot dan politisi yang membantu demonstran bersama pegawai penerbangan lain.
Dia menjelaskan, mereka melakukan aksi itu di bandara karena mereka yakin, bandara merupakan tempat terbaik di mana turis bisa menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di Hong Kong.
Stan "informasi turis" didirikan oleh pendemo dengan menunjukkan berbagai rincian tuduhan kebrutalan dari polisi dan serangan di Stasiun Yuen Long.
Sebastian Vanneste dari Selandia Baru menuturkan dia tidak tahu soal kebrutalan seperti yang dituduhkan pendemo, dan menghargai kebebasan berkumpul dan menyuarakan pendapat di sana.