Akibat Demo Perdagangan Hong Kong Lumpuh, 'Kami Mungkin Tak Bisa Rayakan Natal'
Dampak protes anti-pemerintah selama delapan minggu terakhir bahkan jauh lebih buruk dibandingkan demo "revolusi payung" tahun 2014
TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Aksi demo yang sudah berlangsung hampir dua bulan akhirnya menimbulkan korban yang sangat jelas: sektor perdagangan.
Protes yang tak berujung sangat keras memukul kota perdagangan tersebut, menimbulkan krisis kepercayaan dan menakut-nakuti wisatawan pada satu tujuan belanja paling terkenal di dunia.
Terpukulnya perdagangan Hongkong semakin membebani negara semi-otonom itu karena beban hidup yang tinggti di Hong Kong, membuat semuanya menjadi semakin sulit.
Ekonom mengatakan, dampak protes anti-pemerintah selama delapan minggu terakhir bahkan jauh lebih buruk dibandingkan demo "revolusi payung" tahun 2014 yang melumpuhkan distrik keuangan kota selama 79 hari.
• Para Pendemo Hongkong Kuasai Stasiun MRT, Warga Dihalangi Naik Kereta
• HONGKONG MENCEKAM! Korban Berjatuhan, Warga Buat Rantai Manusia Lindungi Demonstran dari Polisi
• Demo Hongkong Bergeser ke Bandara, Staf Bandara dan Pramugari Ikut Bergabung
Bisnis di kota pelabuhan di pantai China selatan ini menghadapi dua pukulan sekaligus, perlambatan ekonomi akibat perang dagang AS vs China serta aksi demo.
Apalagi, aksi yang awalnya menentang RUU ekstradisi ini kini mengarah pada pembangkangan sipil serta ancaman pemogokan dan boikot serta pemblokiran terhadap berbagai fasilitas publik.

Pada Selasa (30/7/2019) pagi, ratusan pendemo memblokir layanan kereta (MRT), menyebabkan kekacauan karena sekitar satu jam layanan MRT tertundan dan menimbulkan kekacauan.
Asosiasi ritel Hongkong memperingatkan bahwa penurunan penjualan di Hongkong akan mencapai dua digit pada bulan Juli dan Agustus.
"Industri ritel Hong Kong akan terpengaruh baik secara internal maupun eksternal," kata Angela Cheng, ekonom CMB International Capital Corporation Limited seperti dilansir Kantor Berita Reuters.
Cheng telah merevisi perkiraan penjualan ritel 2019-nya turun 10 persen, dua kali lebih dalam dari estimasi sebelumnya.
Gerai perhiasan lokal Chow Tai Fook --salah satu merek paling populer di kota ini, terutama dari kalangan turis, mengatakan, aksi demo akan menyebabkan kerusakan jangka panjang dan permanen.
Begitu juga ritel barang-barang mewah Richemont juga mengatakan bahwa omsetnya kacau selama Juli, sementara pembuat jam tangan Swiss "Swatch" mengatakan, turbulensi politik membuat penjualan turun hingga dua digit di Hong Kong.
Di sekitar distrik Admiralty, tempat sebagian besar protes berpusat bahkan lebih parah lagi.
• VIRAL Mobil Masuk Kuburan di Madiun, Pengemudi Tidur di Nisan dan Mengira Sudah Sampai Rumah
• Kerap Jadi Tujuan Turis, Inilah 5 Pasar Tradisional Terpopuler di Korea Selatan
Beberapa staf restoran dan toko mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa pelanggan mereka turun hingga sepertiga dari bulan sebelumnya.
Bobby Tang, seorang staf di sebuah toko Gucci di distrik perbelanjaan Causeway Bay, tempat demo besar muncul untuk pertama kalinya, 6 Juni, mendukung gerakan sipil.

Dia mengatakan, pemerintah telah gagal menanggapi setiap tuntutan pendemo yang pada awalnya hanya fokus pada penarikan RUU ekstradisi yang kontroversial, tetapi kini berubah menjadi perjuangan pro-demokrasi yang jauh lebih luas.
Meski demikian, Tang juga khawatir tentang nasib pekerjaannya di ritel grup barangt mewah Perancis irtu.
Sebelum protes, toko memiliki satu klien per menit, tetapi sekarang 3-4 per jam dan penjualan harian turun bebas dari HK $ 100.000 menjadi seperlimanya saja.
"Jika protes berlangsung hingga Oktober, saya khawatir jika saya bisa mendapatkan apapun untuk menyambut Natal tahun ini," katanya.
Pusat perbelanjaan tempatnya bekerja sering digunakan oleh pengunjuk rasa untuk istirahat sehingga kawaswan ritel mewah itu lebih terlihat menakutkan.
Para pengunjuk rasa memang tidak mengganggu aktivitas bisnis, namun pada satu kesempatan mal bisa berubah menjadi medan pertempuran.
Ketika polisi mencoba membubarkan kerumunan di distrik kelas pekerja Sha Tin pada 14 Juli, mereka mengejar para pendemo yang kabur ke pusat perbelanjaan yang dikelola oleh Sun Hung Kai Properties.
Pertempuran telah membuat lantai mal yang biasanya licin mengkilat menjadi kotor oleh ceceran darah pendemo yang terluka.
Buruknya lagi, gambar-gambar itu cepat menyebar ke seluruh dunia.
Pariwisata, terutama dari China daratan, telah menurun tajam. Inggris, Jepang, Singapura, dan lainnya telah mengeluarkan peringatan perjalanan kepada warganya.
Federasi Serikat Pekerja Hong Kong mengatakan tingkat hunian hotel turun 20 persen pada Juni dibanding bulan yang sama tahun lalu dan mungkin 40 persen pada Juli ini.
Seorang manajer tur lokal yang hanya memberikan nama keluarganya Yu mengatakan, dua pertiga dari klien daratannya telah membatalkan pemesanan perjalanan.
Fitch Ratings mengatakan dalam sebuah catatan pada hari Selasa bahwa kerusuhan dapat merusak kepercayaan bisnis dan kualitas tata kelola pemerintahan.
Klinik kesehatan dan kecantikan raksasa Watsons, seperti dilansir South China Morning Post mengatakan, ini adalah periode bisnis yang paling buruk di Hong Kong.
Jalan-jalan kota telah sering diambil alih oleh pasukan pengunjuk rasa yang marah, kadang-kadang menjadi tempat pertempuran dengan polisi anti huru-hara, menurut direktur pelaksana Diane Cheung.

"Juli ini penjualan kami turun dua digit dari periode yang sama tahun lalu," katanya kepada wartawan pada hari Senin setelah acara peluncuran produk.
Asosiasi Manajemen Ritel Hong Kong dua minggu lalu mengeluarkan perkiraan bahwa total penjualan ritel kota akan turun dua digit tahun ini, padahal sebelumnya diperkirakan tumbuh satu digit.
Juni hingga Agustus adalah bulan yang sangat menentukan dalam perdagangan Hong Kong karena masa liburan musim panas yang diharapkan bisa mendulang omset.
Namun apa boleh buat, citra Hongkong telah berubah tajam karena demo yang tak jelas ujungnya telah mengubah citra kota itu sebagai tujuan wisata belanja kelas dunia yang aman.
Hong Kong memiliki hampir 8.000 toko rietl dan semuanya membayangkan Juni hingga Agustus ini sebagai musim yang suram.
Lemahnya pertumbuhan ekonomi di China daratan akibat perang dagang AS vs China juga devaluasi yuan terhadap dolar Hong Kong menambah buruk kondisi itu karena harga barang akan naik.
Menurut SCMP, turis asal China daratan menghasilkan 40 persen dari penjualan ritel Hong Kong.
Sentimen China Daratan
Aksi demonstrasi di Hong Kong memang tidak hanya berdampak pada masalah kota itu, tetapi juga menimbulkan sentimen buruk antara warga Hong Kong vdengan China daratan.
Warga China tersulut emosi ketika kantor perwakilan China daratan menjadi sasaran penyerangan demonstran, pekan lalu, sehingga meluas desakan agar Beijing mengerahkan pasukan.
Dari sudut pandang yang berbeda, masyarakat China daratan menilai pemerintah dan polisi Hong Kong lemah dan takut menghadapi pendemo yang menurut mereka sudah keterlaluan.
Bahkan, perselisihan antara kubu pro Beijing dan demonstran Hong Kong ini juga meluas ke masyarakat Tionghoa di berbagai negara.
Di Australia dan Selandia Baru, dua kubu sampai terlibat adu jotos.