Hong Kong Dilanda Badai Dahsyat, Aksi Demo Tetap Berlanjut

Payung yang selama ini digunakan sebagai tameng untuk menahan gas air mata atau senjata saat terdesak, kini menjadi perisai untuk menghadapi badai

South China Morning Post
Demo Hong Kong tetap berlanjut di tengah badai yang sedang melanda China tenggara 

Pukul 17:15, sembilan penerbangan Cathay Pacific, Hong Kong Airlines, China Eastern Airlines dan Air China dibatalkan untuk tujuan Beijing, Shanghai dan Taipei.

Penerbangan terakhir yang dibatalkan pada hari Rabu sejauh ini adalah oleh China Eastern Airlines, yang semula dijadwalkan berangkat ke Taiyuan pada jam 9 malam.

Untuk transportasi darat, New World First Bus dan Citybus mengumumkan pukul 16:30 bahwa semua rute telah ditangguhkan kecuali rute S1 antara stasiun MRT Tung Chung dan bandara, serta rute B3M antara pelabuhan Teluk Shenzhen dan Stasiun Tuen Mun.

Badai tornado di Kaityuan, tenggara China, menewaskan lima orang

Sekitar pukul 5 sore, layanan bis antar-jemput Bandara Express MTR juga ditangguhkan.

Biro Pendidikan juga meliburkan semua sekolah sepanjang Rabu.

Satu-satunya alat transportasi yang menjadi andalan masyarakat adalah MRT.

MRT Corporation mengatakan akan meningkatkan frekuensi semua layanan untuk memenuhi peningkatan permintaan dan bahwa staf tambahan dikerahkan di stasiun.

Demonstran Tetap Bertahan

Demonstran memberi dukungan pada rekan-rekannya yang disidang (SCMP))

Meskipun ancaman badai cukup masif di seluruh Kota Hong Kong, ratusan demonstran tetap melanjutkan aksinya Rabu.

Meskipun jumlah mereka tak sebanyak hari-hari sebelumnya, namun pasukan payung ini tetap berusaha bertahan meskipun banyak yang akhirnya memilih berlindung ke gedung-gedung sekitar.

Setelah aksi bentrok menghadapi gas air mata, semprotan merica, bahkan kembang api oleh kelompok tak dikenal, Selasa sore hingga Rabu dini hari, pada Rabu siang mereka menghadapi serangan badai.

Para demonstran berkumpul di depan kantor pengadilan untuk memberi dukungan kepada 43 demonstran yang menghadapi dakwaan.

Semuanya kemudian dibebaskan dengan jaminan dan sebagian besar dikenakan aturan jam malam.

Di antara mereka yang didakwa itu termasuk seorang pilot Cathay Pacific, seorang guru dan 14 siswa, termuda gadis berusia 16 tahun, dan yang tertua, seorang wanita berusia 41 tahun.

Mereka didakwa sehubungan dengan protes hari Minggu di distrik Tengah dan Barat di Pulau Hong Kong, yang dianggap ilegal karena tidak mendapatkan izin polisi.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved