Berhasil Bebaskan Kapal Dibajak Perompak, Karir 2 Jenderal TNI Kopassus dan Denjaka Ini Meroket
Operasi yang melibatkan Marinir, Sat-81 Kopassus, Denjaka dan Kopaska ini berhasil membebaskan 20 awak kapal Sinar MV Kudus yang disandera perompak So
TRIBUNBATAM.id - Sebuah Kapal Indonesia MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (persero) dibajak Perompak Somalia pada tanggal 16 Maret 2011.
Kapal membawa 20 ABK.
Kapal dengan 20 awak ini disandera oleh perompak saat sedang dalam perjalanan.
Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) waktu itu memerintahkan TNI untuk melakukan operasi pembebasan kapal Sinar MV Kudus tersebut.
• Keutamaan Puasa Sunnah Dzulhijjah Hari Pertama, Ampunan Dosa seperti Allah Ampuni Nabi Adam
• Kecelakaan Karawaci, Daihatsu Sigra Remuk Ditimpa Truk Tanah, Pelukan Ibu Selatkan Balita
• ZODIAK KESEHATAN, Ramalan Zodiak Kesehatan Jumat 2 Agustus 2019: Geminis Sakit Perut, Pisces Pusing
• Ramalan Zodiak Asmara Jumat 2 Agustus 2019, Scorpio Berjarak, Capricorn Emosi, Gemini Introspeksi
Operasi pembebasan kapal MV Sinar Kudus menjadi satu diantara operasi keberhasilan Indonesia menanggulangi teror.
Operasi yang melibatkan Marinir, Sat-81 Kopassus, Denjaka dan Kopaska ini berhasil membebaskan 20 awak kapal Sinar MV Kudus yang disandera perompak Somalia.
Lalu bagaimana dengan para prajurit yang terlibat pada operasi Satgas Merah Putih tersebut?
Beberapa prajurit pemberani yang berhasil membebaskan sandera pada operasi tersebut mendapat penghargaan dari Presiden waktu itu yang masih dijabat Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain penghargaan, karir para prajurit tersebut juga melejit karena prestasinya.
Satu diantara prajurit yang ikut beraksi pada Operasi pembebasan Kapal MV Sinar Kudus yakni Mayor Jenderal Suhartono yang kini merupakan Komandan Korps Marinir (Dankormar).
Mayor Jenderal TNI Suhartono resmi menerima tongkat komando kepemimpinan Korps Marinir.

Suhartono menjadi Komandan Korps Marinir (Dankormar) menggantikan Mayjen TNI Bambang Suswantono.
Upacara serah terima jabatan dilangsungkan di Lapangan Apel Bhumi Marinir Cilandak Jakarta Selatan, Kamis (27/12/2018).
Sebelum menjadi Komandan Korps Marinir, Suhartono merupakan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Tapi tak banyak yang tahu, Suhartono ternyata merupakan satu diantara perwira TNI yang dikirimkan untuk operasi pembebasan sandera kapal Sinar Kudus yang dibajak oleh kawanan perompak Somalia.

Jenderal Marinir Bintang Dua ini lahir di Batang , 15 April 1966 dan terlibat dalam satgas pembebasan sandera di Somalia KM Sinar Kudus.
Suhartono tergabung dalam Satgas Muhibah Duta Samudra Somalia tahun 2011.
Waktu itu Suhartono berpangkat Kolonel dan merupakan Komandan Denjaka, Detasemen Jala Mangkara yang merupakan pasukan khusus dari Marinir yang bertugas untuk membebaskan kapal Sinar Kudus.
Denjaka merupakan satuan yang disebut-sebut sebagai pasukan paling handal untuk menangani teror yang dimiliki oleh TNI AL.
Doni Monardo Kepala BNPB
Jenderal yang kedua yakni Letjen Doni Monardo kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Letjen TNI Doni Monardo bakal segera menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang baru menggantikan Willem Rampangilei.
Lantas siapakah Letjen TNI Doni Monardo?
Letnan Jenderal TNI Doni Monardo lahir di Cimahi, Jawa Barat, 10 Mei 1963; umur 55 tahun adalah seorang perwira tinggi TNI-AD.

Doni, lulusan Akademi Militer (Akmil) 1985 ini berpengalaman dalam bidang infanteri.
Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi.
Doni Monardo yang pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) di era Presiden SBY ini memulai karir di militer di kesatuan Para Komando Korps Baret Merah Kopassus dimulai tahun 1986.
Doni Monardo juga pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus.
Usai menjalani pendidikan Pasukan Khusus, Doni muda langsung diterjunkan ke palagan konflik Timor Timur.
Satu diantara misi yang melambungkan namanya yakni saat operasi pembebasan penyanderaan Kapal MV Sinar Kudus oleh para perompak Somalia.
Operasi pembebasan sandera kapal MV Sinar Kudus merupakan sebuah operasi untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera di Somalia.
Dalam pembebasan ini dibentuklah Satgas Merah Putih, Satuan tugas militer ini dibentuk untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak secara milter.

Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “sea riders” dan LCVP.
Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus (Satuan 81/Penanggulangan Teror), Korps Marinir (Denjaka) dan Kopaska.
Operasi yang dinilai berhasil ini membuat Doni Monardo mendapat kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal.
Operasi Pembebasan Kapal MV Sinar Kudus
Kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudra Indonesia (persero) dibajak Perompak Somalia pada tanggal 16 Maret 2011 dan membawa 20 ABK.
Kapal berbobot 8.911 ton itu membawa feronikel dengan tujuan Belanda.
Ketika dibajak, MV Sinar Kudus berada di Perairan Somalia tepatnya di sekitar 350 mil laut tenggara Oman.
Kapal yang dibajak bermuatan ferro nikel yang berlayar dari Sulawesi menuju Rotterdam Belanda.
Presiden SBY kemudian meminta agar dilakukan langkah untuk melindungi WNI yang disandera dan membebaskan MV Sinar Kudus melalui berbagai opsi.
Markas Komando Korps Marinir pun telah menerbitkan buku tentang keberhasilan membebaskan sandera tersebut.
Buku setebal 184 halaman itu dibeberkan lengkap bagaimana rapat-rapat dijalankan, latihan dilakukan, hingga keputusan diambil Komandan Satgas Merah Putih Mayjen TNI (Mar) M Alfan Baharudin untuk menyergap para perompak tersebut.
Operasi pembebasan sandera kapal MV Sinar Kudus adalah sebuah operasi untuk membebaskan awak kapal MV Sinar Kudus yang disandera di Somalia.
Dalam pembebasan ini dibentuklah Satgas Merah Putih, Satuan tugas militer ini dibentuk untuk menyelamatkan awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak secara milter.
Satgas melibatkan dua kapal fregat yakni KRI Abdul Halim Perdanakusuma-355 dan KRI Yos Sudarso-353, satu kapal LPD KRI Banjarmasin-592 dan satu helikopter, “sea riders” dan LCVP.
Personel yang dikerahkan terdiri atas pasukan khusus dari Kopassus (Satuan 81/Penanggulangan Teror), Korps Marinir (Denjaka) dan Kopaska.

Tugas pokok dari satgas merah putih adalah Menyelamatkan 20 WNI membawa kembali atau membebaskan kapal Sinar Kudus, bebas ke Indonesia atau melanjutkan pelayaran ke Eropa seperti rencana sebelum dibajak dengan pengawalan TNI.
Operasi penyelamatan pun dimulai, pada 23 Maret 2011 melalui surat perintah Panglima TNI saat itu Laksamana Mar Agus Suhartono.
Strategi pun diatur, helikopter bolkow yang berpangkalan di KRI Yos Sudarso melakukan pengintaian pada 4 April 2011.
Sempat tercetus untuk melakukan operasi pada malam hari dengan memanfaatkan kegelapan malam.
Namun keberhasilan fifty fifty karena lokasi para ABK belum diketahui.

Satgas Muhibah yang melakukan pengintaian terus memberi laporan perkembangan.
Selain penyiapan operasi militer, pihak PT Samudera Indonesia juga melakukan negosiasi dengan para perompak, mengingat keselamatan ABK harus diutamakan.
Akhirnya pada 30 April pembayaran dilakukan PT Samudera Indonesia kepada para perompak.
Namun di tengah para perompak terjadi perselisihan, pembebasan kapal dan ABK menjadi kian tak pasti.
Ada kemungkinan setelah dibebaskan, akan ada kelompok lain yang menyandera.
Saat itu, pasukan Denjaka segera mengejar para perompak yang turun dari MV Sinar Kudus, sekaligus mencegah pembajakan ulang.

Sejumlah perahu milik perompak dikejar dan ditenggelamkan.
Para perompak juga dihabisi.
Satgas Merah Putih Melakukan operasi militer dan juga melakukan pengejaran hingga ke garis pantai Somalia setelah para sandera dibebaskan
Atas keberhasilannya membebaskan seluruh ABK, Kolonel Laut (Pelaut) Achmad Taufiqoerrochman diberikan kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi menjadi Laksamana Pertama TNI.
Presiden juga memberikan tanda jasa Santi Dharma masing-masing kepada Letkol (Infanteri) Sabri (Danton Ban Sat-81/Gultor), Kolonel (Marinir) Suhartono, (Dandenjaka) dan Letkol (Penerbang) Ronald Lucas Siregar (Pilot Boeing 474-400) yang bertugas dalam misi pembebasan itu.
Setelah ditawan selama 45 hari, akhirnya Kapal MV Sinar Kudus beserta 20 anak buah kapal asal Indonesia berhasil diselamatkan pada 1 Mei 2011.
Berikut ini adalah kronologinya seperti Tribunjambi.com lansir dari Kompas.com:
- 16 Maret 2011 MV Kapal Sinar Kudus beserta 20 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia disandera perompak Somalia di Perairan Teluk Aden.
- 17 Maret 2011 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Presiden SBY) menerima laporan mengenai pembajakan tersebut.
18 Maret 2011 Presiden SBY memberikan pengarahan terhadap operasi militer penyelamatan MV Sinar Kudus dan 20 ABK kepada Menko Polhukam Djoko Suyanto. Saat itu, Menko Polhukam menggelar rapat khusus bidang politik, hukum, dan keamanan.
Rapat tersebut membahas alternatif upaya penyelamatan Kapal MV Sinar Kudus.
Hasil rapat tersebut adalah melakukan pembebasan kapal dengan operasi militer khusus.
Diputuskan pula, pemerintah akan mengirim satu helikopter, dua kapal fregat, KRI Abdul Halim Perdanakusumah dan KRI Yos Sudarso, serta pasukan khusus.
- 19 Maret 2011 Presiden menyetujui pengiriman satu helikopter, pasukan penyelamat yang terdiri dari Marinir, Kopassus, Kopaska, dan Kostrad.
- 20 Maret 2011 TNI melakukan persiapan pasukan 21 Maret 2011 Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono melakukan pemaparan operasi.
Setelah itu, Presiden memutuskan bahwa tim penyelamat diberangkatkan dari Jakarta menuju Kolombo.
- 23 Maret 2011 2 KRI dan helikopter bertolak dari Jakarta
- 29 Maret 2011 Tim penyelamat tiba di Kolombo. Pasukan melakukan pengisian bekal ulang.
- 30 Maret 2011 Tim penyelamat berangkat dari Kolombo menuju Perairan Somalia. Pada saat itu, Kapal MV Sinar Kudus dilaporkan telah menurunkan jangkar. Namun, tim penyelamat mendapatkan informasi bahwa Kapal MV Sinar Kudus mungkin masih digunakan sebagai mothership.
- 4 April 2011 Gugus Tugas telah tiba di perairan Somalia. Selanjutnya, anggota Gugus Tugas melakukan pengumpulan data untuk menyusun rencana cadangan.
Ada beberapa catatan yang menjadi bahan pertimbangan saat ini.
Pertama, hasil deteksi dari helikopter, kapal MV Sinar Kudus telah melakukan lego jangkar.
Kedua, belum ada negara lain yang melakukan operasi penyelamatan pada saat kapal melakukan lego jangkar.
Ketiga, ABK MV Sinar Kudus sering dipindah sehingga jumlahnya tak pernah lengkap.
Keempat, setiap kapal yang disandera dijaga pasukan khusus.
Saat ini, ada 15-20 kelompok perompak. Tiap-tiap kelompok perompak terorganisasi dan beranggotakan sekitar 30 orang.
- 6 April 2011 Satuan tugas menuju ke Salalah Oman (pangkalan AJU) untuk melakukan pengisian perbekalan.
Pengisian perbekalan berlangsung selama 7 hari.
- 12 April 2011 Satuan tugas kembali menuju perairan Somalia.
- 13 April 2011 Proses negosiasi dengan perompak menemui titik terang.
Maka dari itu, rencana penindakan disesuaikan.
Pertama, pelaksanaan tebusan harus dipastikan dapat menjamin keselamatan ABK MV Sinar Kudus.
Kedua, pada saat pelepasan, akan dilaksanakan tindakan militer terhadap pembajak.
- 18 April 2011 Dalam rapat terbatas di Istana Bogor yang dipimpin Presiden diputuskan dua hal.
Pertama, selamatkan sandera terlebih dahulu.
Setelah itu, satuan tugas baru melakukan pengejaran terhadap pembajak.
Kedua, aksi pembebasan serentak terhadap sandera dilakukan dengan menguatkan pasukan yang terdiri dari 1 LPD, 1 helikopter, dan penambahan pasukan khusus dari Marinir, Kopassus, Kostrad, serta melibatkan Sandi Yudha.
- 21 April 2011 Pasukan tambahan diberangkatkan dari Jakarta menuju Somalia.
- 27 April 2011 Presiden kembali menggelar rapat khusus yang membahas upaya pembebasan Kapal MV Sinar Kudus beserta 20 ABK.
Dalam rapat tersebut kembali ditegaskan bahwa tim harus mengutamakan keselamatan ABK dalam melakukan penyelamatan.
Kedua, pelaksanaan penindakan militer terhadap pembajak Somalia.
Ketiga, setelah upaya pembebasan berhasil, Kapal MV Sinar Kudus akan dikawal menuju Oman.
- 28 April 2011 Rencana dropping uang tebusan dibatalkan. Pasalnya, pembajak Somalia menaikkan jumlah uang tebusan.
- 30 April 2011 Dropping uang tebusan dilakukan di atas Kapal MV Sinar Kudus.
Dropping dilakukan melalui helikopter. Setelah itu, para pembajak menghitung ulang jumlah tebusan yang tak disebutkan besarnya. Penghitungan uang berlangsung selama sekitar 20 jam.
- 1 Mei 2011 Setelah dipastikan bahwa tak ada lagi pembajak di Kapal MV Sinar Kudus, maka satuan tugas melakukan pengejaran terhadap pembajak.
Saat pengejaran, terjadi baku tembak antara satuan tugas dan pembajak.
Akibat aksi tersebut, 4 pembajak tertembak dan jatuh ke laut.
Satuan tugas pun menyita kapal cepat yang digunakan pembajak. Selain itu, satuan tugas juga melakukan sterilisasi kapal.
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Karir 2 Jenderal TNI Kopassus dan Denjaka Ini Meroket, Usai Bebaskan Kapal Dibajak Perompak Somalia