Kabupaten Kepulauan Anambas Dikenal Daerah Penghasil Migas, Namun Tidak Ada SPBU, Ada Bensin Eceran
Anambas dikenal sebagai daerah penghasil minyak dan gas (Migas). Namun sayang, warganya mengisi bensin dari botol eceran karena tidak ada SPBU.
TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Selain disebut sebagai daerah pariwisata, Anambas disebut sebagai daerah penghasil minyak dan gas (Migas).
Pangkalan perusahaan Migas di Pulau Matak, Kecamatan Palmatak setidaknya mendukung nama yang disematkan ke daerah terdepan itu.
Kemudian sejumlah tambang Migas lepas pantai pun berlokasi di Laut Natuna Utara.
Meski dikenal sebagai daerah penghasil Migas, pengisian Bahan Bakar Motor (BBM) tergolong cukup unik di Anambas.
• KISAH Soekarno Sholat Idul Adha, di Rakaat II Ada Penembakan Sasar Presiden, Pelaku Lihat 2 Bayangan
• Tonton Video MONSTA X Tampil Perdana di Good Morning America, Bawakan Lagu Who Do U Love
• Wali Kota Tanjungpinang Syahrul Lepaskan JCH, Wali Kota Batam Muhammad Rudi Lepaskan Amsakar Achmad
• 3 Hotel Berbintang di Batam Tutup, Begini Nasib Karyawannya Kini
Jangan dibayangkan kalau bakal ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seperti di kebanyakan kota lainnya.
Pengisian bahan bakar minyak di sini kebanyakan masih dilakukan dengan cara sederhana, sistem pengisian secara eceran melalui botol, bekas kemasan air mineral.
Botol bekas kemasan air minum seukuran 1 liter digunakan untuk mengisi BBM jenis premium.

Harga per botolnya dipatok Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu.
Bahan bakar ini dijual sejumlah pedagang eceran.
"Sudah lama seperti ini. Kami jual Rp 13 ribu per botol," ujar pengecer BBM, Ai Jumat (2/8/2019).
Dia menjual BBM di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Desa Tarempa Barat, Kecamatan Siantan.
Minyak yang diperoleh masih tergantung pada agen penyalur.
Minyaknya pun bergantung dari Depo Pertamina di Selat Lampa, Natuna.
Proses angkut masih menggunakan kapal laut, sewaktu-waktu dapat terganggu oleh kondisi cuaca laut tidak kondusif.
Kehadiran Pertamini pernah dirasakan masyarakat di Tarempa.
Sayangnya, hanya beberapa pengecer saja beralih menggunakan itu.
Selebihnya masih menggunakan botol.
• KISAH Soekarno dengan Dukun Sakti dari Sumatera, Presiden Sempat Merinding Karena Permintaan Ini
• Download MP3 Gema Takbir Idul Adha, Dari Ustadz Jefri Al Buchori Sampai Ustadz Abdul Somad
• Mobil BMW Terbalik lalu Nyangkut di Tembok Makam, Sempat Senggol Avanza
• Sambut HUT RI, LinkAja Gelar Beragam Penawaran Menarik, Catet Promonya
Pulau Jemaja tepatnya di Desa Landak Kecamatan Jemaja memiliki stasiun pengisian bahan bakar.
Itu pun masih menggunakan sistem mini, tidak seperti SPBU yang banyak ditemukan.
Pengisian menggunakan botol bukan tidak berisiko bagi sepeda motor.
Sisa air yang masih melekat dalam dinding botol bisa membuat minyak bercampur air.
Hal ini bisa mengakibatkan kendaraan mogok, meskipun hal ini cukup jarang ditemukan.

"Kalau saya, benar-benar pastikan kering dulu botolnya.
Kalau tidak, minyaknya nanti gabung dengan air.
Kasihan motor orang," ungkap Ai. (TRIBUNBATAM.id/Septyan Mulia Rohman)