KISAH Soekarno dengan Dukun Sakti dari Sumatera, Presiden Sempat Merinding Karena Permintaan Ini

Pertemuan Soekarno dengan sang dukun sakti tersebut tersiar dalam berbagai macam versi. Ada yang bilang Soekarno 'belajar' di Marga Serampas.

Istimewa/Media Sosial
Foto Bung Karno ketika mengamati mobil yang ditumpanginya mogok 

TRIBUNBATAM.id - Soekarno atau biasa disapa Bung Karno lahir memiliki kisah hidup yang menarik.

Salah satunya Kisah Soekarno dan dukun sakti dari Jambi yang terjadi pada 1960-an.

Kabar bahwa Presiden Soekarno pernah ada hubungan dengan dukun sakti  Jambi, santer terdengar.

Hubungan Soekarno dengan Marga Serampas Jambi ini tersiar dalam berbagai macam versi. 

Ada yang bilang Soekarno 'belajar' di Marga Serampas.

Ada juga juga yang menyebut karena sakit, dan lain sebagainya.

 

Fatmawati Ungkap Permintaan Terakhir sebelum Tewas Terjepit dalam Grab: Selamatkan Anakku, Tolong!

5 Fakta Menarik Tentang Paskibraka,Sejarah Bermula dari 1973, Dicetuskan Oleh Sosok Ini

Garuda Indonesia Buka Penerbangan Batam ke Beijing Tiap Selasa dan Kamis

Sinyorita Ungkap Kondisi Agung Hercules Sehari Sebelum Meninggal: 7 Hari Ini Sudah Nggak Ada Respon

M Yusuf, Depati Mudo Karti Menggalo di Renah Alai Merangin, menuturkan hubungan Soekarno dengan dukun Marga Serampas. 

"Bukan Soekarno yang ke sini, tapi dukun besar di sini yang pergi ke Jakarta," ungkap Depati kepada Tribunjambi.com saat bertandang ke Rantau Kemas, Jangkat, Kabupaten Merangin, pada Jumat (10/10/2015).

Meski udara dingin yang mencucuk tulang, tak menghalangi rasa penasaran Tribunjambi.com untuk tetap mendengarkan cerita.

Sayang, kapan perkara tepatnya tahun peristiwa dukun Marga Serampas bertemu Soekarno itu terjadi, tak didapat.

Depati kurang ingat tahun berapa tepatnya.

Namun yang jelas, peristiwa ini terjadi pada awal kemerdekaan.

Waktu itu, Presiden I RI sedang sakit dan tidak diketahui jenisnya. 

Konon, banyak dukun dari berbagai daerah datang.

"Lalu ada yang bilang ke Soekarno bahwa ada dukun sakti di wilayah Marga Serampas. Jadi ia dipanggil disuruh menghadap ke Istana Negara waktu itu," ungkapnya.

Nama dukun tersebut adalah Badulambun.

"Sekitar tahun 60-an orangnyo dipanggil ke Istana, rumahnyo di Tanjung Kasri," ungkapnya.

Lalu, Yusuf melanjutkan bahwa dukun tersebut juga tak tahu apa penyakitnya.

Namun, ia tetap membuat ramuan obat yang sekiranya ampuh untuk sang proklamator.

Setelah diberikan ramuan oleh Abdul Lambun atau Badulambun, tak lama ternyata tokoh proklamator ini sembuh.

"Bapak mau apa? Mobil atau apa? Katakan saja," kata Depati Karti Mudo Menggalo ini menirukan omongan Soekarno yang dikira-kiranya. 

Yusuf sembari menyelipkan candaan bahwa minta mobil tentu tidak bisa, karena jalan tidak bagus dan dak bisa dilewati mobil.

Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 pada Sidang BPUPKI, Soekarno Sebut Sarinem Samiun & Marhaen
Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 pada Sidang BPUPKI, Soekarno Sebut Sarinem Samiun & Marhaen (Istimewa)

Akhirnya dukun Marga Serampas yang sakti tersebut mengatakan satu permintaan.

Badulambun meminta barang yang waktu itu bisa jadi dianggap mewah dan memberikan informasi terus menerus: radio.

Ya, dukun tersebut meminta sebuah radio pada Presiden Soekarno sebagai imbalannya, tentu juga dengan biaya pulang.

Yusuf mengaku sempat bertemu Badulambun pada dekade 80-an.

"Ketemu waktu itu pun sudah sangat tua," katanya sembari menambahkan bahwa sekitar 80-an itu Badulambun meninggal.

Abdul Lambun, menurut keterangan M Yusuf, memang terkenal sakti.

"Dari ilmu putih sampai ilmu hitam dikuasainya, juga ilmu pengobatan. Jadi semua ilmu dikerahkannya waktu itu," terangnya.

Cerita tersebut menyebar hingga sekarang dengan berbagai versi.

"Tentu kalau dulu memang banyak cerita dari Marga Serampas tentang ilmu hitamnya, tapi kalau sekarang nggak ada lagi. Sudah mulai jarang semenjak masuk agama," ungkap M Yusuf yang ternyata juga kerja di embaga pemerintahan. 

Sembari tersenyum kecil ia menambahkan bahwa beberapa tahun kebelakang orang-orang Serampas yang tak bisa bahasa Indonesia ini sudah cukup modern.

Masyarakat Marga Serampas tidak menolak kemajuan.

Itu bisa dilihat jika main ke sana, kita akan menemukan parabola dan televisi hampir di setiap rumah.

"Tidak terlalu ketinggalan dan juga tidak terlalu maju," tambah Depati yang membawahi tiga desa ini sembari tertawa.

Anak Badulambun

Pada waktu yang berbeda Tribunjambi.com menghubungi Alutral, anak lelaki Badulambun yang urutan keempat dan sudah berumur 59 tahun.

"Dulu itu awal tahun 1962, dio ke Jakarta. Melalui Danrem Jambi waktu itu ia dijemput oleh anak buah Kolonel Abunjani. Satu letnan dan dua sersan. Di bawa ke Jambi dan langsung berangkat ke Jakarta," ungkapnya.

Alutral membenarkan perihal ayahnya yang waktu itu berangkat ke Jambi dan langsung ke Jakarta untuk mengobati Bung Karno waktu itu.

"Kalau kata orang dusun tu namonyo menghilang 4 sampai 6 bulan. Dibawa ke istana Bogor, istana Bali, keliling-keliling," kisahnya.

Pada waktu itu kondisi Soekarno, tutur Alutral menceritakan sang ayah, mengalami sakit Batu Rajo atau yang biasa dikenal dengan batu ginjal.

Bung Karno, diketahui Alutral dari cerita ayahnya, tidak mau dioperasi.

Karena itulah Badulambun yang kemudian dikirim ke Jakarta.

Hadiah yang berbeda

Versi berbeda dari yang diceritakan M Yusuf dan Alutral, ada pada hadiah untuk Badulambun.

Alutral menambahkan waktu itu presiden pertama itu menawarkan hadiah mobil, boleh pilih mobil mana pun yang dia mau.

Badulambun hanya menginginkan oleh pemerintah dibukanya jalan.

Bung Karno dan Guntur saat menghadiri pernikahan Rachmawati Soekarno
Bung Karno dan Guntur saat menghadiri pernikahan Rachmawati Soekarno (web)

"Cuma itu maunyo, minta buka jalan dari Bangko sampai ke Tanjung Kasri," ungkapnya.

Badulambun juga ditawari untuk ditarik menjadi tentara nasional waktu itu.

Karena sebelumnya, ia pejuang dari Syarikat Abang, namun tetap saja ia menolak.

Badulambun dikenal anaknya sebagai pria yang tidak banyak ngomong tapi banyak berbuat.

"Orangnyo lembut, penyabar, sederhana dan tipe pekerja. Kalau dibandingkan dengan sayo sekarang, bapak lebih penyabar tidak mudah tersulut amarahnya," ungkap mantan pegawai PU ini.

Alutral manambahkan bahwa karakter bapaknya itu tenang. 

Ia membandingkan dengan dirinya yang masih mudah marah jikalau dalam keadaan terjepit.

"Kalau untuk hal-hal kecil, ia tidak masalah. Tapi kalau ada penyerangan dari luar waktu itu, dia baru turun. Orangnya juga lebih berjiwa besar dan lapang dada," kenang pria yang baru pensiun 2011 ini. (jaka hendra baittri)

Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul Permohonan dukun Sakti dari Jambi Bikin Presiden Soekarno Kaget

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved