Ribuan Pegawai Negeri Gabung dengan Pendemo, Rakyat Lumpuhkan Hong Kong dengan Mogok Massal Senin
Ribuan pegawai negeri berkumpul di distrik bisnis Hong Kong, bergabung dengan demonstran dan lakukan aksi pembangkangan terhadap pemerintah
Beberapa di antara mereka mencoret-coret dinding stasiun menggunakan cat semprot.

Pemogokan Massal
Situasi Hong Kong saat ini semakin memojokkan pemerintah karena masyarakat sipil melakukan pemogokan massal sepanjang Jumat.
Para pendemo sepakat untuk menghindari bentrokan dengan polisi setelah hari-hari yang mencekam pada demo sebelumnya, namun melakukan aksi pembangkangan yang jauh lebih buruk dan melumpuhkan negara semiotonom China itu.
Au Nok-hin, seorang anggota parlemen Front Dewan dan salah satu penyelenggara pemogokan mengatakan bahwa mereka akan membu7ktikan bahwa tidak semua protes perlu berakhir dalam konfrontasi dengan polisi.
Aktivis juga menyebutkan bahwa pada Senin mendatang, aksi pemogokan massal akan berlangsung lebih masif.
Pemogokan akan berlangsung di Admiralty, Mong Kok, Wong Tai Sin, Sha Tin, Tai Po, Tsuen Wan dan Tuen Mun. Termasuk para karyawan Disneyland di Sunny Bay juga akan melakukan mogok kerja.
Carol Ng Man-yee, ketua Konfederasi Serikat Buruh, mengatakan serikat buruh dari lima maskapai, dua di industri bus dan satu unit karyawan MRT telah meminta anggotanya untuk mogok pada hari Senin.
Berbicara pada jumpa pers hari Senin, Au mengakui bahwa banyak pemrotes ditangkap setelah bentrokan dengan polisi sehingga mereka harus mencari cara baru yang jauh dari kekerasan, namun berdampak sangat luas bagi citra pemerintah.
Pengunjuk rasa juga membuat "Lennon Wall" di Bandara Internasional Hong Kong sejak 26 Juli lalu dan serikat pekerja dari lima maskapai telah meminta anggotanya untuk mengambil bagian dalam pemogokan hari Senin.
Lima maskapai itu adalah Cathay Pacific, Cathay Dragon, Hong Kong Airlines, British Airways dan Finnair.

"Tidak semua protes anti-ekstradisi berakhir dengan cara yang sama," kata Au. "Kita harus sangat damai, rasional, dan tanpa kekerasan."
Au mengatakan demonstran akan mengulangi lima tuntutan gerakan anti-ekstradisi, termasuk penarikan penuh RUU ekstradisi pemerintah dan penyelidikan independen terhadap penggunaan kekuatan polisi.
RUU ekstradisi yang sekarang ditangguhkan itu, memungkinkan pemindahan tersangka kriminal ke yurisdiksi di mana Hong Kong tidak memiliki perjanjian penyerahan resmi, termasuk China daratan.
Wong Yik-mo, wakil ketua Front Hak Asasi Manusia Sipil, mendesak para demonstran dan polisi untuk tetap tenang dan menghindari konflik pada hari Senin.
Wong, yang mengoordinasikan rapat umum Tai Po di Fung Shui Square, meminta maaf terlebih dahulu kepada publik atas ketidaknyamanan potensial.
“Kami dengan tulus meminta maaf kepada Anda. Kami mungkin menghalangi jalan Anda, tetapi yang ingin kami lakukan adalah menyuarakan tuntutan kami dengan cara yang damai,” kata Wong.