BATAM TERKINI
Perang Dagang Tiongkok vs Amerika Serikat Mulai Berimbas ke Investasi Batam, Apa Itu?
Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok saat ini sudah memberikan imbas ke Batam. Apa itu?
Penulis: Dewi Haryati |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Hubungan bilateral antara Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok saat ini sedang dalam kondisi bagus.
Hal itu disampaikan Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia, Djauhari Oratmangun.
Tahun lalu, nilai perdagangan antara Indonesia dan RRT hampir 73 miliar US dolar.
Dan termasuk terbesar di Indonesia.
Ia melanjutkan, saat ini investasi dari RRT dan Hongkong menempati urutan kedua di Indonesia.
"Nomor 1 masih dari Singapura," kata Djauhari, Selasa (6/8) di BP Batam.
Selain dari investasi, negara tirai bambu itu juga mencatatkan sebanyak 2 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia.
Djauhari berharap, jumlah wisatawan ini bisa lebih meningkat lagi. Itu dengan adanya rencana Garuda Indonesia membuka penerbangan dari Batam ke Beijing.
"Kita berharap dengan Batam jadi pusat investasi, bisa ekspor dan memenuhi konsumsi dalam negeri," ujarnya.
• Tahun Ini, 5 Pejabat Eselon II Pemko Batam Bakal Pensiun, Ini Kata Sekdako
• Sebelum Lahan Tidur Ditarik dan Dialihkan, Ini yang Dilakukan BP Batam
• Sudah Punya Perusahaan di 19 Negara, SEPCOIII Minati Investai di Batam
Akibat perang dagang antara Tiongkok dan Amerika, banyak perusahaan yang semula berada di Tiongkok merelokasi pabriknya ke negara lain. Hal ini juga dibenarkan Djauhari.
Hanya saja dia menegaskan, tanpa adanya perang dagang itupun, ia tetap akan mempromosikan investasi di Indonesia ke RRT. Mengingat banyak kemudahan investasi yang ditawarkan Indonesia.
"Indonesia ratingnya sudah bagus untuk investasi," kata Djauhari.
Banyak pengusaha di negaranya bertugas, tertarik berinvestasi di Indonesia. Ada di bidang infrastruktur, kelistrikan, real estate, digital economy dan sebagainya.
"Kita juga nggak kekurangan SDM di bidang-bidang itu," ujarnya.
Djauhari melanjutkan, dampak perang dagang antara Tiongkok dan Amerika, banyak perusahaan yang melakukan relokasi industri datang dan berinvestasi di Indonesia. Khususnya di sektor-sektor yang Indonesia butuhkan.
"Kita juga sepakat bekerjasama di empat koridor ekonomi. Di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Bali dan Sulawesi Utara. Kita sinergikan dengan poros ekonomi," kata pria yang pernah bertugas sebagai Duta Besar RI di Moskow ini. (tribunbatam.id/dewi haryati)