Ahok dan Buwas Dianggap Cocok Jabat Dirut PLN, Setelah Mati Listrik di Jakarta

Ahok, Budi Waseso (Buwas) dianggap cocok jabat Dirut PLN setelah mati listrik diJakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

Youtube Panggil Saya BTP
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok 

Setelah mati listrik di Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah mama Ahok, Buwas, dan Mochammad Iriawan dianggap  cocok jabat Dirut PLN

TRIBUNBATAM.id - Mati listrik di wilayah Jakarta, sebagian Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, pada Minggu (4/8/2019) terjadi 2 hari Sripeni Inten Cahyani jabat Plt Dirut PLN. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sripeni Inten Cahyani yang terpilih pada Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS PLN 2019, dua hari sebelum mati listrik.

Kini nama seperti Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hingga Budi Waseso dianggap cocok memimpin PLN.

Pegiat media sosial, Rudi S Kamri secara khusus menyoroti posisi Sripeni Inten Cahyani.

Menurutnya dengan kompleksitas masalah yang dihadapi PLN selama ini, Inten--sapaan Sripeni--yang lahir di Pati, Jawa Tengah, 7 Oktober 1968, terlalu lemah.

ILC TVOne Tadi Malam Kupas Mati Listrik, Kritikan Sebut Rocky Gerung, Begini Ekspresi Plt Dirut PLN

Mati Listrik Lagi di Kota Batam, Bright PLN Batam Terbitkan Jadwal dan Lokasinya

Rudi melihat terlalu banyak jebakan Batman dalam birokrasi tubuh PLN yang tidak akan tunduk pada Inten.
Lantas apakah ini murni kebobrokan sistem dari PLN atau ada kemungkinan sabotase kelompok tertentu dengan menggunakan kelompok internal PLN?
SOSOK Sripeni Inten Cahyani, Baru 2 Hari Jadi Plt Dirut PLN Langsung Kena Semprot Jokowi. Sripeni Inten Cahyani, Plt Direktur Utama PLN (kiri).
SOSOK Sripeni Inten Cahyani, Baru 2 Hari Jadi Plt Dirut PLN Langsung Kena Semprot Jokowi. Sripeni Inten Cahyani, Plt Direktur Utama PLN (kiri). (Istimewa)

"Ini memang harus dibuktikan melalui investigasi yang serius. Tapi kedatangan Presiden Jokowi (Joko Widodo) pada Senin (5/8/2019) lalu ke kantor pusat PLN dengan didampingi Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI Purn Hinsa Siburian, kuat mengindikasikan kemungkinan tersebut bisa terjadi," ujar Rudi.

"Belum lagi menjalarnya virus korupsi gigantis yang telah lama menggerogoti tubuh PLN. Pendek kata diperlukan sosok kuat, bersih, dan berintegritas tinggi untuk menakhodai kapal besar PLN," sambungnya.

Perihal sosok tersebut, Rudi kemudian menunjuk empat sosok yang ia anggap tepat untuk memimpin PT PLN (Persero) yaitu Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok, Budi Waseso (Buwas), Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen (Pol) Mochammad Iriawan, dan Suhendra Hadikuntono, Ketua Komite Perubahan Sepak Bola Nasional (KPSN).

Ahok dapat penghargaan Roosseno Award IX pada Selasa (23/7/2019)
Ahok dapat penghargaan Roosseno Award IX pada Selasa (23/7/2019) (Instagram @basukibtp)

Keempat sosok tersebut, lanjut Rudi, urat takutnya sudah putus. Selain relatif bersih, keempatnya mempunyai "leadership" yang kuat dan pantas untuk digunakan sebagai alat Presiden untuk membersihkan tubuh PLN.

"Keempatnya adalah sosok yang bisa diandalkan untuk membentengi PLN sebagai salah satu pilar ketahanan nasional, bukan melihat PLN hanya sekadar barang dagangan," ucap Rudi.

Namun di antara keempat sosok ideal tadi, Rudi menyebut hanya BTP dan Suhendra yang sedang bebas tugas negara.

Buwas sedang menjabat Dirut Bulog dan Ketua Kwarnas Pramuka. Iwan Bule saat ini sedang menjabat Sekretaris Utama (Sestama) Lemhannas dan kelihatannya sedang mengemban misi negara untuk membersihkan mafia bola di tubuh PSSI.

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso (kedua dari kiri), saat konferensi pers di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (16/10/2018).
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Budi Waseso (kedua dari kiri), saat konferensi pers di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (16/10/2018). (Humas Kwarnas Gerakan Pramuka)

Kalau BTP jelas terkenal tegas dan bersih, tapi dengan masalah rasial yang pernah dihadapi, sudah pasti akan menimbulkan resistensi dari internal PLN yang terkenal sangar.

Sedangkan Suhendra dianggap Rudi relatif bebas dari beban masa lalu dan berpengalaman memimpin beberapa perusahaan swasta besar.

"Singkat kata, perlu audit forensik secara total di tubuh PLN. Kalau tugas ini kemudian dilakukan oleh sosok dari kalangan internal PLN rasanya tidak akan efektif dan sia-sia. Diperlukan sosok dari luar yang tegas dan sebaiknya punya pengalaman dan pengetahuan di bidang intelijen untuk mengendus dugaan sabotase kelompok tertentu di tubuh PLN," ujar Rudi.

Ketua KPSN, Suhendra Hadikuntono (kiri) diterima Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Ketua KPSN, Suhendra Hadikuntono (kiri) diterima Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (31/5/2019). (istimewa)

"Di sisi lain, harus dilakukan pembaharuan yang menyeluruh dalam sistem operasi PLN agar kejadian blackout tidak kembali berulang. Tanpa langkah ekstrem dan menyeluruh dari Presiden Jokowi untuk membenahi tidak akan bisa menyehatkan kembali PLN. Seperti kata Presiden bahwa orang-orang pintar secara teknis sudah banyak di tubuh PLN. Tinggal dicari figur yang kuat dan bersih untuk menggerakkan dan memberdayakan semua sumber daya yang ada di dalam tubuh PLN," sambungnya.

Presiden Jokowi Kecewa

Presiden Jokowi kecewa mendengar penjelasan Plt Direktur PLN Sripeni Inten Cahyani mengenai penyebab listrik mati di Jakarta, Banten, Jawa Barat. 

Jokowi sengaja datang ke kantor PLN, Senin (5/8/2019) untuk mendengarkan langsung penyebab listrik mati di di Jakarta, Banten, Jawa Barat.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) bermimik wajah kecewa usai mendengarkan nten menjelaskan penyebab dari listrik padam di Jabodetabek hingga Jawa dan Bali.

Jokowi heran mengapa PLN tidak punya kalkulasi atas kemungkinan kejadian tersebut.

 

Hal ini Presiden Jokowi ungkapkan saat berkunjung ke kantor Pusat PLN pada Senin (5/8/2019) di Jakarta.

“Pertanyaan saya bapak ibu ini kan orang pinter-pinter, apalagi persoalan listrik sudah bertahun-tahun, apa tidak dihitung, dikalkulasi kejadian-kejadian ini, sehingga kita tahu sebelumnya,” kata Presiden usai mendengarkan penjelasan Sripeni seperti dikutip Wartakotalive yang tayang di Kompas TV.

“Tahu-tahu drop gitu artinya pekerjaan-pekerjaan yang ada tidak dihitung, tidak dikalkulasi, dan itu betul-betul merugikan kita semuanya,” kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi mengunjungi kantor PLN Pusat pada Senin pagi sekitar pukul 09.00 WIB.

Disana Presiden terlihat ditemani Sekretaris Pramono Anung, Menteri Perhubungan Budi Karya dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

 

Sebelumnya Presiden Jokowi di awal juga menegur PLN soal manajemen PLN sebagai satu-satunya perusahaan pemasok listrik negara. 

"Peristiwa pemadaman total minggu kemarin, dan dalam sebuah manajemen besar mestinya ada tata kelola risiko-risiko yang dihadapi dengan manajemen besar harus ada kontijensi plan dan back up plan, pertanyaan saya kenapa itu tidak bekerja dengan cepat dan baik," tanya Presiden. 

Presiden Jokowi juga mengungkit soal kejadian persis 17 tahun lalu.

"Mestinya hal itu dipakai sebuah pelajaran bersama, jangan sampai kejadian yang sudah terjadi itu kembali terjadi," kata Presiden. 

Penjelasan PLN

Diberitakan Kompas.com sebelumnya Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani menceritakan kronologi kejadian pemadaman listrik (black out) di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

Inten mengatakan, pemadaman bermula pada buku 11.45.09 karena terdapat gangguan di Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Ungaran-Pemalang.

"Jadi pukul 11.45 WIB detik ke-27, SUTET Ungaran-Pemalang terjadi gangguan pada sirkuit 1, kemudian disusul pada sirkuit 2. Akibatnya terjadi penurunan tegangan yang menyebabkan jaringan SUTET Depok dan Tasikmalaya mengalami gangguan. Ini yang menjadi pemadaman awal," kata Sripeni Inten Cahyani di Depok, Minggu (4/8/2019).

Di saat yang sama, listrik di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali tetap berjalan normal. Kemudian, pukul 11.48 WIB daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta padam secara serentak.

"Saat itu kami manajemen PLN mengawal langsung proses recovery dari kantor pusat pengatur beban," cerita Inten.

Recovery itu dilakukan dengan cara memasok aliran listrik dari Jawa Timur yang tidak terdampak ke PLTA Saguling dan PLTA Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan.

"Kemudian dari 2 PLTA itu berfungsi untuk mengirimkan pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya melalui GITET Cibinong, Depok, Gandul, Lengkong, Balaraja dan Suralaya," ucap Inten.

Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya, diperkirakan listrik akan beroperasi secara bertahap hingga pukul 19.27 WIB ke depan untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.

 Selain itu kata Inten, dari GITET Gandul akan disalurkan ke PLTGU Muara Karang untuk memasok aliran listrik ke DKI Jakarta, diperkirakan bertahap hingga 3 jam untuk pulih secara keseluruhan.

"Fokus kami saat ini mengirim pasokan ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok agar sistem DKI - Jakarta segera pulih. PLTGU Muara Karang itu dibutuhkan 30 menit untuk recovery," jelas Inten.

Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya, diperkirakan listrik akan beroperasi secara bertahap hingga pukul 19.27 WIB ke depan untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.

Selain itu kata Inten, dari GITET Gandul akan disalurkan ke PLTGU Muara Karang untuk memasok aliran listrik ke DKI Jakarta, diperkirakan bertahap hingga 3 jam untuk pulih secara keseluruhan.

"Fokus kami saat ini mengirim pasokan ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok agar sistem DKI - Jakarta segera pulih. PLTGU Muara Karang itu dibutuhkan 30 menit untuk recovery," jelas Inten.(*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Ahok BTP, Iwan Bule, Suhendra, Hingga Buwas Diyakini Tepat Jadi Nakhoda PLN

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved