8 Fakta soal Paskibraka yang Tidak Terungkap, Pasukan Elite TNI Pernah akan Diturunkan
Paskibraka punya fakta-fakta yang tidak terungkap. Di balik seleksi ketat Paskibraka, ada cerita panjang yang melibatkan banyak tokoh Indonesia
8 Fakta soal Paskibraka yang Tidak Terungkap, Pasukan Elite TNI Pernah akan Diturunkan
TRIBUNBATAM.id - Pernahkah Anda bertanya-tanya, kapan ada pertama kali Paskibraka?
Ya, pasukan pengibar bendera pusaka kapan mulai ada?
Banyak yang tidak mengetahui bagaimana tim ini mulai ada.
Namun, tahukah Anda awal mula Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Ini dibentuk?
Paskibraka singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
• FAKTA TERBARU Seputar Kematian Aurellia, Pelatih Paskibraka Tangsel Beberkan 8 Hal
• Misteri Diary Merah Putih Paskibraka Aurellia, Berisi Firasat Korban Sebelum Meninggal
Melansir wikipedia, anggota Paskibraka berasal dari pelajar SMA sederajat kelas 1 atau 2.
Seleksi April
Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.
Selama waktu seleksi sampai 16 Agustus, seorang anggota calon Paskibraka dinamakan "Capaska" atau Calon Paskibraka.
Pada waktu penugasan 17 Agustus, anggota dinamakan "Paskibraka".
Setelah 17 Agustus, dinamakan "Purna Paskibraka".
Gagasan saat Ibu Kota pindah
Gagasan Paskibraka lahir pada 1946, saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan ke-1 RI, Presiden Soekarno memerintahkan ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
• Soekarno Sakit Malaria saat Bacakan Teks Proklamasi, Tiang Bendera Terbuat dari Bambu
• Jelang Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI, Penjual Aksesoris Kemerdekaan Jajakan Dagangannya
• 6 Fakta Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pakai Tulisan Tangan Soekarno dan Sempat Terbuang
Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas.
Tetapi, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda (3 putra dan 2 putri) yang berasal dari berbagai daerah dan kebetulan sedang berada di Yogyakarta.
Lima orang tersebut melambangkan Pancasila.
Sejak itu, sampai 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta tetap dilaksanakan dengan cara yang sama.
Rumah tangga kepresidenan
Ketika Ibukota dikembalikan ke Jakarta pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani pengibaran bendera pusaka.
Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai 1966.
• Jokowi dan Presiden Perancis Teken Lima MoU di Istana Merdeka. Apa Saja Isinya?
• Mabes Polri Pastikan Para Penjarah Minimarket di Penjaringan Bukan Pendemo di Istana Merdeka

Diambil alih pelajar dan mahasiswa
Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.
Pada 1967, Husein Mutahar dipanggil presiden saat itu, Soeharto, untuk menangani lagi masalah pengibaran bendera pusaka.
Simbol-simbol penting
Dengan ide dasar dari pelaksanaan pada 1946 di Yogyakarta, dia mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi tiga kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:
Pasukan 17 / pengiring (pemandu),
Pasukan 8 / pembawa bendera (inti),
Pasukan 45/pengawal.
Jumlah tersebut merupakan simbol dari tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 (17-8-45).

Melibatkan putra daerah
Pada waktu itu dengan situasi kondisi yang ada, Mutahar hanya melibatkan putra daerah yang ada di Jakarta dan menjadi anggota Pandu/Pramuka untuk melaksanakan tugas pengibaran bendera pusaka.
Rencana semula, untuk kelompok 45 (pengawal) akan terdiri dari para mahasiswa AKABRI (Generasi Muda ABRI) namun tidak dapat dilaksanakan.
Usul lain menggunakan anggota pasukan khusus ABRI (seperti RPKAD, PGT, KKO, dan Brimob) juga tidak mudah.
Akhirnya diambil dari Pasukan Pengawal Presiden (Paswalpres) yang mudah dihubungi karena mereka bertugas di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta.
Mulai 17 Agustus 1968, petugas pengibar bendera pusaka adalah para pemuda utusan provinsi. Tetapi karena belum seluruh provinsi mengirimkan utusan sehingga masih harus ditambah oleh eks-anggota pasukan 1967.
Duplikat bendera pusaka
Pada 5 Agustus 1969, di Istana Negara Jakarta berlangsung upacara penyerahan duplikat Bendera Pusaka Merah Putih dan reproduksi Naskah Proklamasi oleh Suharto kepada Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
Bendera duplikat (yang terdiri dari 6 carik kain) mulai dikibarkan menggantikan Bendera Pusaka pada peringatan Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1969 di Istana Merdeka Jakarta, sedangkan Bendera Pusaka bertugas mengantar dan menjemput bendera duplikat yang dikibar/diturunkan.
Mulai tahun 1969 itu, anggota pengibar bendera pusaka adalah para remaja siswa SLTA se-tanah air Indonesia yang merupakan utusan dari seluruh provinsi di Indonesia, dan tiap provinsi diwakili oleh sepasang remaja putra dan putri.
Istilah nama Paskibraka
Istilah yang digunakan dari 1967 sampai 1972 masih Pasukan Pengerek Bendera Pusaka.
Baru pada 1973, Idik Sulaeman melontarkan suatu nama untuk Pengibar Bendera Pusaka dengan sebutan Paskibraka.
PAS berasal dari PASukan, KIB berasal dari KIBar mengandung pengertian pengibar, RA berarti bendeRA dan KA berarti PusaKA.
Mulai saat itu, anggota pengibar bendera pusaka disebut Paskibraka.
Itulah sejarah awal mula Paskibraka atau Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. (****)
Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul 8 Fakta tentang Paskibraka yang Tak Terungkap ke Publik, Pasukan Elite TNI Pernah akan Diturunkan