Sederet Alasan Mark Zuckerberg, Pendiri Facebook Dianggap Orang Paling Berbahaya di Dunia

Mark Zuckerberg menggenggam kekuatan sangat besar di tangan. Sederet Alasannya Pendiri Facebook ini Dianggap Orang Paling Berbahaya di Du

darkroom
Mark Zuckerberg 

Sederet Alasannya Mark Zuckerberg, Pendiri Facebook Dianggap Orang Paling Berbahaya di Dunia

TRIBUNBATAM.id - Mark Zuckerberg, pendiri Facebook disebut sebagai orang paling berbahaya di dunia.

Demikian anggapan Scot Galloway, profesor dari New York University Stern School of Business.

Menurut dia, sebagai pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg menggenggam kekuatan sangat besar di tangannya.

 Ada miliaran pengguna yang terhubung lewat jejaring sosial terbesar dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Galloway menyoroti rencana integrasi Facebook, WhatsApp, dan Instagram.

Mark Zuckerberg Ditantang Menteri Susi Adu Paddle, Taruhannya Gede, Ini Reaksi Bos Facebook

Saham Facebook Rontok, Kekayaan Mark Zuckerberg Lenyap Rp235,2 Triliun dalam Sehari

VIRAL, Seorang Pria Medan Bakar Lembaran Uang Rp 50 Ribu di Live Facebook, Ini Ancaman Hukumannya

“Kalau dilihat dari sejarah kita, salah satu langkah kunci menuju tirani adalah seseorang harus mengonsolidasikan media,” ujar dia.

Instagram dan WhatsApp adalah dua layanan populer yang dimiliki oleh Facebook lewat akuisisi, masing-masing pada 2012 dan 2014.

Setelah integrasi rampung akhir tahun ini atau awal 2020, para pengguna ketiga layanan akan menghuni infrastruktur yang sama.

Kekuasaan Zuckerberg sebagai raja media sosial pun akan semakin besar, mengingat sejumlah besar orang menggunakan trio Facebook, Instagram, dan Messenger.

Menurut Facebook sendiri, lebih dari 2,7 miliar orang di seluruh dunia menggunakan setidaknya salah satu layanan yang dimiliki oleh Facebook tiap bulan.

Apa yang akan dilakukan oleh Zuckerberg dengan kemampuan menjangkau miliaran orang di seantero Bumi itu?

Inilah yang dikhawatirkan oleh Galloway, karena apa pun yang dilakukan Zuckerberg akan membawa implikasi besar.

“Bahwa akan ada satu individu menentukan algoritma untuk backbone terenkripsi yang menyambungkan 2,7 miliar orang, adalah sesuatu yang menakutkan, apa pun niatan si individu tersebut,” ujar Galloway.

Pertahanan terselubung

Selain itu, menurut Galloway, penggabungan Facebook, Instagram, dan WhatsApp juga bisa berfungsi sebagai pertahanan terselubung.

Apabila ada kasus anti-trust yang bisa membuat ketiganya kembali dipecah.

Wacana memecah Facebook karena sudah terlalu besar dan berpengaruh belakangan memang sudah mulai mengemuka.

Ini di luar rencana ketiga layanan karena Facebook sendiri sebenarnya sudah sangat powerful.

Salah satu tokoh yang menyuarakan Facebook agar dipecah adalah salah satu pendirinya sendiri, Chris Hughes.

Ide ini ditolak oleh eksekutif Facebook, termasuk Zuckerberg yang mengembangkan Facebook di kampus Harvard bersama Hughes.

Apabila nanti sudah menyatu dengan Instagram dan WhatsApp, lanjut Galloway, upaya pemecahan bisa makin sulit.

Facebook dapat berdalih bahwa hal tersebut bisa menumbangkan jejaring sosialnya, sekaligus segala manfaat positif yang dibawa.

Selain itu, Facebook dinilai juga bakal berlindung di balik tameng “jagoan” AS, untuk bersaing melawan raksasa-raksasa media sosial China, macam WeChat hingga Tik Tok.

Kalau dipecah, Facebook mungkin tak bisa melawan rival dari Negeri Panda.

Kenapa pula Facebook bisa sebesar sekarang?

Galloway berpendapat kesalahan itu juga berada di tangan pemerintah AS -khususnya otoritas perdagangan Federal Trade Commission, FTC- yang membolehkan akusisi Instagram dan WhatsApp oleh Facebook.

“Tak ada kesalahan lain yang lebih besar dalam sejarah FTC dan DOJ (Department of Justice) daripada mengizinkan akuisisi Instagram (oleh Facebook),” ujar Galloway, dirangkum KompasTekno dari CNBC, Senin (12/8/2019).

“Saya pikir kita semua sekarang mungkin menyesali hal tersebut,” pungkasnya.

Mark Zuckerberg orang paling berbahaya di dunia.

Demikian anggapan Scot Galloway, profesor dari New York University Stern School of Business.

Menurut dia, sebagai pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg menggenggam kekuatan sangat besar di tangannya.

 

Ada miliaran pengguna yang terhubung lewat jejaring sosial terbesar dunia.

Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Galloway menyoroti rencana integrasi Facebook, WhatsApp, dan Instagram.

 

 “Kalau dilihat dari sejarah kita, salah satu langkah kunci menuju tirani adalah seseorang harus mengonsolidasikan media,” ujar dia.

Instagram dan WhatsApp adalah dua layanan populer yang dimiliki oleh Facebook lewat akuisisi, masing-masing pada 2012 dan 2014.

Setelah integrasi rampung akhir tahun ini atau awal 2020, para pengguna ketiga layanan akan menghuni infrastruktur yang sama.

Kekuasaan Zuckerberg sebagai raja media sosial pun akan semakin besar, mengingat sejumlah besar orang menggunakan trio Facebook, Instagram, dan Messenger.

Menurut Facebook sendiri, lebih dari 2,7 miliar orang di seluruh dunia menggunakan setidaknya salah satu layanan yang dimiliki oleh Facebook tiap bulan.

Apa yang akan dilakukan oleh Zuckerberg dengan kemampuan menjangkau miliaran orang di seantero Bumi itu?

Inilah yang dikhawatirkan oleh Galloway, karena apa pun yang dilakukan Zuckerberg akan membawa implikasi besar.

“Bahwa akan ada satu individu menentukan algoritma untuk backbone terenkripsi yang menyambungkan 2,7 miliar orang, adalah sesuatu yang menakutkan, apa pun niatan si individu tersebut,” ujar Galloway.

Pertahanan terselubung

Selain itu, menurut Galloway, penggabungan Facebook, Instagram, dan WhatsApp juga bisa berfungsi sebagai pertahanan terselubung.

Apabila ada kasus anti-trust yang bisa membuat ketiganya kembali dipecah.

Wacana memecah Facebook karena sudah terlalu besar dan berpengaruh belakangan memang sudah mulai mengemuka.

Ini di luar rencana ketiga layanan karena Facebook sendiri sebenarnya sudah sangat powerful.

Salah satu tokoh yang menyuarakan Facebook agar dipecah adalah salah satu pendirinya sendiri, Chris Hughes.

Ide ini ditolak oleh eksekutif Facebook, termasuk Zuckerberg yang mengembangkan Facebook di kampus Harvard bersama Hughes.

Apabila nanti sudah menyatu dengan Instagram dan WhatsApp, lanjut Galloway, upaya pemecahan bisa makin sulit.

Facebook dapat berdalih bahwa hal tersebut bisa menumbangkan jejaring sosialnya, sekaligus segala manfaat positif yang dibawa.

Selain itu, Facebook dinilai juga bakal berlindung di balik tameng “jagoan” AS, untuk bersaing melawan raksasa-raksasa media sosial China, macam WeChat hingga Tik Tok.

Kalau dipecah, Facebook mungkin tak bisa melawan rival dari Negeri Panda.

Kenapa pula Facebook bisa sebesar sekarang?

Galloway berpendapat kesalahan itu juga berada di tangan pemerintah AS -khususnya otoritas perdagangan Federal Trade Commission, FTC- yang membolehkan akusisi Instagram dan WhatsApp oleh Facebook.

“Tak ada kesalahan lain yang lebih besar dalam sejarah FTC dan DOJ (Department of Justice) daripada mengizinkan akuisisi Instagram (oleh Facebook),” ujar Galloway, dirangkum KompasTekno dari CNBC, Senin (12/8/2019).

“Saya pikir kita semua sekarang mungkin menyesali hal tersebut,” pungkasnya. (***)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Pendiri Facebook Dianggap Orang Paling Berbahaya di Dunia, Ini Alasannya

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved