Soal Penumpang Gelap Prabowo di Pilpres, Fadli Zon Membantah, Bandingkan dengan Hongkong

Siapa penumpang gelap Prabowo di Pilpres 2019? Rachmawati Soekarnoputri ungkap ciri-cirinya, Fadli Zon pun bereaksi.

KOMPAS.com/JESSI CARINA
Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon 

Siapa penumpang gelap Prabowo di Pilpres 2019? Rachmawati Soekarnoputri ungkap ciri-cirinya, Fadli Zon pun bereaksi.

TRIBUNBATAM.id - Penumpang gelap Prabowo di Pilpres 2019 menjadi pembicaraan setelah Ketum Gerindra itu bertemu Jokowi.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon tidak sependapat dengan kolega separtainya Sufmi Dasco Ahmad yang menyebut ada penumpang gelap di lingkaran pendukung Prabowo Subianto.

Fadli menilai tidak ada 'penumpang gelap di lingkaran pendukung Prabowo.

"Saya sih pendapat saya engga ada soal penumpang gelap ya. Mereka adalah rakyat, para pendukung, umat ya yang memperjuangkan," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (14/8/2019).

Lawan di Pilpres 2019, Mengapa PDIP Kini Mesra dengan Prabowo? Ahli Sebut Kabinet Jokowi

Fadli mengatakan bahwa dalam hal apapun berbedaan pendapat pasti akan selalu ada. Sehingga, mereka yang berbeda pandangan termasuk dengan Prabowo saat Pemilu, tidak lantas disebut 'penumpang gelap '.

"ya kan bisa saja (berbeda pandangan), kan namanya rakyat kok. Kan kita menggiring tetap damai, konstitusional, tapi kita tetap menghargai semua perjuangan relawan dari semua kelompok, emak emak, kan memperjuangkan pemilu yang jujur dan adil," katanya.

Menurut Fadli para pendukung Prabowo yang ingin tetap memperjuangkan keadilan dalam Pemilu, masih sesuai dengan koridor. Saat Pemilu usai, tensi politik para pendukung mereda.

"Dan akhirnya juga mereka cooling down. Coba itu lihat di Hongkong sampe 10 minggu kok. Sampai menduduki fasilitas vital seperti itu. Saya kira masyarakat kita ini lebih baik lah," katanya.

Fadli mengaku tidak tahu mengenai kabar Prabowo memarahi para pendukung yang disebut 'penumpang gelap' tersebut. Yang pasti menurutnya Prabowo sangat menghargai dukungan yang diberikan berbagai elemen masyarakat dalam Pemilu 2019.

"Yang saya tahu pak Prabowo sangat menghargai seluruh pendukung, relawan yang berjuang dengan berbagai cara, apalagi sampai yang betul betul datang dari inisiatif masing, dari luar kota sendiri, saya kira pak Prabowo sangat menghormati dan menghargai itu," pungkasnya.

Rachmawati Soekarnoputri

Penumpang gelap Prabowo terungkap setelah Ketum Gerindra bertemu Jokowi.

Bahkan kini hubungan Prabowo dengan Jokowi dan PDIP kian mesra.

Rachmawati Soekarnoputri membeberkan ciri penumpang gelap.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri memastikan bahwa pihaknya tetap waspada setelah dugaan adanya penumpang gelap di kubu Prabowo Subianto saat menjadi calon presiden pada Pilpres 2019.

 Akhirnya Rachmawati Soekarnoputri Ungkap Penumpang Gelap Kubu Prabowo, Posisi Gerindra Oposisi (Jarot).

Meskipun demikian, ia mengakui bahwa adanya penumpang gelap merupakan suatu dinamika dalam berpolitik.

Penumpang gelap, kata dia, selalu ada di mana pun.

"Orang yang artinya kaki kanan di sana, kaki kiri di sini. Biasa. Tapi Insya Allah kami tetap mewaspadai karena supaya menjadi cita-cita, visi misi partai ke depan bisa berjalan dengan baik dan mulus," ujar Rachmawati di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2019).

Rachmawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto ()
Menurut dia, munculnya penumpang gelap yang dimaksud dikarenakan terdapat semacam distorsi untuk memutarbalikkan keadaan.

Terutama untuk mengacaukan situasi dalam pelaksanaan Pilpres 2019.

"Kalau tidak suka ke sana, itu tentu ada alasan. Nah itu kami harus bisa berlapang dada untuk menerima semua masukan atau kritikan baik yang setuju merapat, setengah setuju atau tidak setuju sama sekali," terang dia.

Akhirnya Rachmawati Soekarnoputri Ungkap Penumpang Gelap Kubu Prabowo, Posisi Gerindra Oposisi (Nibras Nada Nailufar)
Asal muasal penumpang gelap

Keberadaan penumpang gelap itu diungkap Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Menurut Dasco, penumpang gelap itu kerap menyudutkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Gerindra pada Pilpres 2019.

Prabowo kesal karena ulah para penumpang gelap itu.

Mantan Danjen Kopassus itu, kata Dasco, ingin membuat para penumpang gelap tersebut gigit jari.

Dasco menceritakan, langkah pertama Prabowo yang tak diduga-duga kelompok penumpang gelap tersebut, adalah meminta para pendukungnya agar tak menggelar unjuk rasa saat sidang sengketa hasil Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK).

Putusan ini, kata Dasco, bikin para penumpang gelap itu gigit jari.

"Itu di luar dugaan banyak orang, itu namanya penumpang gelap gigit jari," kata Dasco.

Langkah Prabowo berikutnya adalah memutuskan untuk bertemu presiden terpilih Joko Widodo.

Langkah ini, kata Dasco, juga membuat para penumpang gelap itu ngenes.

Posisi Gerindra Saat Ini

Rachmawati Soekarnoputri menampik Partai Gerindra merapat pada kubu koalisi.

Menurut dia, partai berlambang burung garuda ini tetap menjadi partai oposisi.

"Masih sampai saat ini (jadi oposisi)," ujar dia.

Dirinya berpandangan, lebih tepat rasanya Partai Gerindra menjadi opisisi sebagaimana sejak awal dilahirkan memiliki visi sebagai antitesa dari pemerintahan.

"Sebaiknya di luar sistem pemerintahan (oposisi) karena kita akan memperbaiki sistem. Dan saya selalu mengatakan sejak awal partai Gerindra itu sudah memposisikan diri sebagai antitesa dari pada sistem sekarang. Karena sistem yang sekarang ini adalah diametral (bertentangan) dengan UUD 1945," jelasnya.

Ia mengatakan, jika pun hendak merapat, perlu pembahasan secara konfrehensif untuk memutuskan sikap politik Partai yang dipimpin oleh Prabowo Subianto dalam periode pemerintahan kedua Joko Widodo.

"Belum, kalau kita secara perkenalan itu biasa. Dalam kita mengambil sikap politik juga harus dibahas dipikirkan secara komprehensif baik manfaat maupun nanti apakah merapat," kata anak ketiga Presiden pertama RI Soekarno ini.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved