Dibakar Hidup-hidup dengan Bensin saat Amankan Demo, Aiptu Erwin Hingga Kini Masih KRITIS
Insiden pembakaran polisi hidup-hidup saat amankan demo membuat geram banyak pihak. Aiptu Erwin Hingga Kini Masih dalam Kritis
Dibakar Hidup-hidup dengan Bensin saat Amankan Demo, Aiptu Erwin Hingga Kini Masih Sangat Kritis
TRIBUNBATAM.id - Insiden pembakaran polisi hidup-hidup saat amaknak demo membuat geram banyak pihak.
Aiptu Erwin Yudha, polisi yang menjadi korban terbakar saat aksi demo mahasiswa di Cianjur, Kamis (15/8/2019) hingga saat ini kondisinya masih kritis.
Aiptu Erwin Yudha yang berdinas di Polres Cianjur yang mengalami luka bakar paling parah.
Kepala RS Polri Kramat Jati Brigjen Pol Musyafak mengatakan tingkat luka bakar Erwin yang mencapai 64 persen mengakibatkan pelebaran pembuluh darah sehingga cairan tubuhnya keluar.
• Terungkap Wajah Pelaku Pembakaran Polisi, Sekujur Tubuh Aiptu Erwin Terbakar, Begini Kondisinya
• Saat Amankan Demo, 3 Polisi Terbakar Hidup-hidup, Aksi Pelaku Penyiram Bensin Terekam
Sejak tiba di RS Polri Kramat Jati sekira pukul 17.08 WIB tadi, tim dokter bergegas memasang Airway Breathing Circulation (ABC) agar koreksi cairan yang dilakukan terukur.
"Harus dikoreksi, kalau tidak dampaknya nanti ke organ vital seperti ginjal, itu yang kita antisipasi. Jadi tidak hanya katakanlah terjadinya luka dari akibat kulit terbuka," kata Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (15/8/2019).
Koreksi cairan untuk mengganti cairan tubuh Aiptu Erwin Yudha dilakukan setiap 3 jam sekali dengan target 5.000 liter sebagai ganti cairan tubuh yang keluar.
Musyafak menuturkan kondisi Bhabinkamtibmas Kelurahan Bojong Herang itu bakal terus dipantau oleh dokter RS Polri.
"Kemudian dipantau 8 jam lagi, setelah 8 jam kemudian akan dilakukan tindakan operasi," ujarnya.
Aiptu Erwin yang mengalami luka bakar di bagian kedua tangan dan kaki, wajah, leher, serta sebagian dada juga dipastikan menjalani operasi bedah plastik.
Musyafak menyebut operasi dilakukan guna membersihkan sel-sel mati imbas kobaran api yang melahap tubuh Aiptu Erwin saat bertugas.
"Kami belum bisa menyampaikan berapa lama masa pemulihan karena baru ditangani," ujarnya.
Musyafak juga memastikan Erwin mengalami trauma inhalasi akibat terlalu banyak menghirup udara panas saat api membakar tubuhnya.
"Bisa saja terjadi trauma pada mukosa (bagian dari paru-paru) pernapasan. Ini yang perlu kita antisipasi," kata Musyafak, Kamis (15/8/2019).
Trauma inhalasi perlu diantisipasi karena tak secara langsung terlihat mata sehingga kondisi saluran pernapasan Erwin harus dipantau.
Trauma inhalasi yang diderita Erwin tak berarti organ dalam anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Bojong Herang itu terluka.