Dian Sastrowardoyo Ungkap Sang Anak Terdiagnosis Autisme, Tak Bisa Gunakan Telunjuk Jari

Dian Sastrowardoyo dalam konferensi pers Pameran Anak Spesial (SPEKIX) 2019 di Jakarta, Jumat, mengaku tahu tentang kondisi anaknya saat sang anak mas

Instagram @diansastroreal
Aktris Dian Sastrowardoyo 

TRIBUNBATAM.id - Dian Sastrowardoyo dalam konferensi pers Pameran Anak Spesial (SPEKIX) 2019 di Jakarta, Jumat, mengaku tahu tentang kondisi anaknya saat sang anak masuk usia delapan bulan.

Pemeran Cinta dalam Ada Apa dengan Cinta itu menyadari ada hal yang berbeda pada diri putranya.

Bukan hanya tidak dapat menggerakkan telunjuk, perempuan berusia 37 tahun itu juga menyadari ada hal lain dari diri anaknya yang juga berbeda dengan anak-anak lain, seperti sulit melakukan kontak mata (eye contact) ataupun gerakan mulut.

"Dia jarang kontak mata. Aku pikir karena aku orangnya bonding. Sebagai orang tua, aku merindukan bonding. Ini enggak terjadi sama anakku sampai usianya empat tahun," kata Dian tentang upayanya untuk dekat dengan orang tua.

Dian semakin menyadari putranya berbeda dengan anak-anak lain ketika sang anak masuk pra-sekolah.

"Di kelas, anakku enggak tertarik ikut kegiatan yang diajarkan gurunya. Dia lain sendiri dan membuka pikiranku. Aku coba cari tahu yang lebih lanjut," ujar pemain film Pasir Berbisik bersama Christine Hakim itu.

Alumnus Fakultas Sastra dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) itu lantas mengajak putranya itu ke tiga dokter untuk menjalani pemeriksaan demi mengetahui tanda-tanda autisme.

Dia juga membawa Syailendra ke para ahli untuk menjalani terapi, seperti okupasi, perilaku, dan bicara. Dia juga melatih anaknya melakukan kontak mata dan berkomunikasi.

"Aku membuka diri dan melatih anakku bisa melakukan eye contact. Kami sekeluarga sepakat tidak memberikan apapun sampai dia meminta sendiri. Aku melakukan seperti yang dilakukan saat terapi," katanya.

Saat berusia enam tahun, putra Dian Sastro tidak memerlukan terapi lagi.

Ketika masuk usia delapan tahun, Syailendra kemampuan sosialnya sudah meningkat.

Dian mengaku terbuka soal kondisi anaknya itu, meski demikian secara publik dia baru mengakuinya karena diminta untuk berbagi pengalaman.

"Aku mau kasih sharing positif kalau mau kasih pertolongan dia bisa mandiri secara sosial, akademis,"​ kata Dian.

Orang tua perlu kenali gejala autisme anak sejak dini

Pakar Kesehatan Anak dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Mei Neni Sitaresmi meminta para orang tua mulai mengenali gejala autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) pada anak sejak dini untuk meminimalisasi masalah yang timbul dan menyertai anak di masa mendatang.

"Tujuannya bukan membuat normal, bukan membuat sembuh tetapi bagaimana membuat anak (penyandang autisme) bisa hidup dengan kondisinya," kata Mei saat jumpa pers di Gedung Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Kamis.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved