Kisah Keberanian Legenda Kopassus Sintong Panjaitan, 35 Tahun Kemudian AM Hendropriyono Angkat Topi

Korps Baret Merah atau kopassus adalah tempat dirinya meniti karir hingga sukses menjadi salah seorang perwira yang disegani di Indonesia

Kolase
Sintong Panjaitan 

#Kisah Keberanian Legenda Kopassus Sintong Panjaitan, 35 Tahun Kemudian AM Hendropriyono Angkat Topi#

TRIBUNBATAM.id - Sintong Panjaitan atau lengkapnya Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sintong Hamonangan Panjaitan menjadi legenda dalam satuan elit Kopassus.

Sintong Panjaitan kelahiran Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 4 September 1940.

Korps Baret Merah atau kopassus adalah tempat dirinya meniti karir hingga sukses menjadi salah seorang perwira yang disegani di Indonesia.

Sintong Panjaitan merupakan atasan dari AM Hendropriyono.

Sintong merupakan atasan yang terkenal keras, apalagi sesama anggota Kopassandha (sekarang Koapssus).

Mengenal Untung Pranoto, Anggota Kopassus Mantan Preman, Sudah 17 Kali Naik Pangkat

Preman Terminal Jadi Anggota Kopassus, 17 Kali Naik Pangkat, Lamaran Ditolak dan Dicampakan Mertua

Ibunda Ahok Kini Bongkar Sifat Asli Puput Nastiti Devi, Veronica Tan Sindir Balik

Kisah ini terjadi pada awal 1970-an.

Saat itu, dia mendapat tugas operasi menumpas pemberontak Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS), Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku).

Tim Komando Pasukan Sandhi Yudha yang dipimpin AM Hendropriyono, mendaapt tugas memburu pemberontak yang menembak mati anggota Kopassus.

Hendropriyono mendapat tugas dari Sintong Panjaitan untuk mencari pelaku penembakan.

Sintong Panjaitan saat itu merupakan Komandan Satgas 42/Kopassandha yang ditugaskan menggantikan Satgas 32/Kopassandha dan Kompi A Yonif 412 Kodam VII/Diponegoro

Kisah itu diceritakan dalam buku Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, karangan Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas.

Dalam setiap briefing, Sintong Panjaitan selalu menegaskan bahwa saat militer membuat bivak jangan di dekat sumber air.

Itu berbeda dengan Pramuka yang membuat bivak selalu dekat dengan air, karena memudahkan untuk mandi, memasak, buang air dan keperluan lain.

Gerombolan musuh banyak melakukan gerakan menyusuri sungai kecil untuk menghilangkan jejak.

Penekanan Sintong itu ternyata tidak diindahkan anak buahnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved