Perwira Tentara Elite Malaysia Tewas Tertembak oleh Teman Sendiri saat Demonstrasi Militer
Mayor Mohd Zahir Armaya, ayah lima anak berusia 36 tahun tertembak dalam sebuah latihan oleh seorang prajurit Angkatan Darat.
TRIBUNBATAM.ID, KOTA KINABALU - Seorang perwira tentara elit Malaysia tewas tertembak dalam sebuah demonstrasi di sebuah kamp militer di Kota Kinabalu, Sabah, Rabu (4/9/2019) pagi.
Mayor Mohd Zahir Armaya, ayah lima anak berusia 36 tahun tertembak dalam sebuah latihan oleh seorang prajurit Angkatan Darat.
Hingga saat ini belum diketahui apa yang salah dalam kasus ini mengingat penggunaan senjata sebuah latihan militer biasanya dengan prosedur yang sangat ketat.
Polisi mengatakan mereka sedang menyelidiki kasus ini karena kelalaian, sementara Angkatan Darat Malaysia mengatakan akan membentuk komite khusus untuk menyelidiki insiden tersebut.
Mayor Zahir adalah putra dari komedian dan aktor veteran AR Badul (70) dari mantan istri keduanya yang berasal dari Sabah.
Mayor Zahir adalah anggota komando elit yang akan bertugas menjadi pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon, dalam waktu beberapa minggu.
Mejar Zahir dinyatakan meninggal saat dilarikan ke unit gawat darurat Rumah Sakit Queen Elizabeth di sini pada jam 9.20 pagi kemarin, sekitar satu jam setelah dia tertembak di kamp tentara Lok Kawi.
Demonstrasi militer tersebut menandai peluncuran Divisi Infanteri Kelima dan Brigade Infanteri ke-13 Malaysia.
Dilansir The Star, dalam demonstrasi itu, Mayor Zahir mengambil peran sebagai "penjahat" yang hendak menembak seorang prajurit yang kemudian membalas tembakan.
Namun, prajurit itu rupanya salah sasaran dan peluru itu mengenai Mayor Zahir yang tidak dilindungi oleh rompi antipeluru.
Petugas medis militer langsung memberikan perawatan segera sebelum mengirimnya ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong dan dinyatakan meninggal akibat luka tembak.
Di tengah pertanyaan tentang bagaimana kematian itu terjadi dan kualitas rompi tahan peluru yang digunakan selama demonstrasi, ibu Mayor Zahir yang sedang berduka, Rusunjan Mohammad, mengidentifikasi putranya di kamar mayat rumah sakit.
Wakil OCPD Supt Haris Ibrahim mengatakan, polisi sedang menyelidiki kasus kelalaian dan mengambil keterangan dari mereka yang terlibat dalam latihan tersebut.
Mayor Zahir yang seharusnya bertemu dengan ibunya kemarin sebelum kembali ke Kuala Lumpur, dibawa ke masjid tentara Lok Kawi setelah visum post-mortem.
Mayatnya diterbangkan kembali ke Kuala Lumpur, kemarin malam, untuk dimakamkan di Perak dengan upacara militer.
Menurut anggota keluarga di sini, Zahir didaftarkan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon dan dijadwalkan akan pergi akhir bulan ini.
"Tidak terbayangkan bagaimana hal seperti ini bisa terjadi. Seharusnya tidak terjadi," kata seorang paman dari Zahir yang menolak disebutkan namanya.
Zahir adalah anggots unit komando yang berbasis di kamp tentara Sungai Udang di Melaka.
Dalam sebuah pernyataan, Angkatan Darat Malaysia mengatakan simulasi telah berlangsung sejak 19 Agustus dan tidak ada masalah sampai akhirnya terjadi situasi fatal tersebut.
"Tentara Malaysia akan membentuk komite penyelidikan khusus untuk mengidentifikasi penyebab insiden itu," kata departemen hubungan masyarakat.
Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dan Raja Permaisuri Agong Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah menyampaikan belasungkawa mereka kepada keluarga.
Sultan Abdullah menambahkan bahwa sebagai panglima angkatan bersenjata, ia menghargai jasa dan kontribusi Mayor Zahir sebagai seorang perwira di Resimen ke-11 Gerak Khas (Pasukan Khusus).
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan Mohamad Sabu mengatakan dia berharap keluarga kuat dengan situasi ini.
"Kami, di Kementerian Pertahanan juga bersimpati atas kehilangannya. Saya berharap publik tidak akan membuat spekulasi sebagai tanda penghormatan kepada keluarga almarhum," katanya.